19.

251 39 2
                                    

Gadis yang dikenal sebagai model majalah yang sedang naik daun itu menari dengan bebas. Tidak ada siapapun yang berani melarangnya sekarang, ia bebas! Sebebas-bebasnya!

Dengan gelas beralkohol ditangan, Watanabe Risa tampak menikmati malamnya kali ini. Ia terlihat sesekali berteriak memberikan kemeriahan di dalam bar yang penuh orang.

"Hai, manis. Menari sendirian? Tak apa kalau kami bergabung?"

Risa cuma tersenyum tipis dan tak mengubris kedatangan dua pria asing yang seharusnya ia hindari. Dua pria itu kemudian mengikuti gerakan Risa dengan bersemangat.

Alkohol, detuman lagu, seruan orang. Tanpa sadar, Risa sudah tak lagi memiliki akal sehat yang cukup untuk melarang dua pria asing mendekapnya erat.

"Uhh.." Risa merasakan geli di tengkuknya akibat dikecup oleh pria asing dari belakang.

"Kau manis sekali nona Watanabe..."

Brakk!!! --- suara hantaman tubuh ke meja membuat Risa membuka matanya, walau pandangannya agak kabur dia bisa melihat sosok yang membuatnya begitu menderita akhir-akhir ini.

Kobayashi Yui.

"Yui.."

"Risa!"

"Bawa dia keluar! Ayo!" Seru Yurina yang baru saja mendorong dua pria itu agar menjauh dari Risa. Akhirnya, mereka keluar dari bar tersebut.

"Yui... Yui..."

"Risa?" Yurina mendekat, berusaha memastikan tidak ada yang terluka tapi siapa sangka Risa malah berdecak dan memukul wajah Yurina.

"Bajingan! Untuk apa kau kemari hah? Puas kau lihat aku menderita begini, hah! Hah!!"

"Risa!" Seru Oda dan menariknya. Namun Risa begitu kuat hingga Oda pun tersungkur. "RIS JANGAN!"

Risa dengan emosi dan pengaruh alkohol menarik tubuh Yurina yang terhuyung lalu menghajarnya. Yui turun tangan, ia berusaha meleraikan tapi Risa mendorongnya hingga ia tersungkur dan kepalanya menghantam bemper mobil.

"Yui!!!" Seru Yurina lalu mendorong Risa hingga terjatuh untuk menolong Yui. Tapi Yui menghantam bemper terlalu keras hingga ia pingsan.

***

Oda baru saja kembali dari ruang administrasi untuk mengurus pembayaran korban kekerasan artisnya, Kobayashi Yui dan Hirate Yurina. Ia mendesah frustasi. "Puas kau hah?! Puas kau buat semua kekacauan ini?!"

Risa terlihat pucat di dalam kursi pengendara, ia juga memiliki luka ringan yang sudah diobati. Walaupun Oda sudah hampir kehilangan kesabarannya, Risa tampak tetap diam.

"Syukurnya orangtua mereka mau tutup mulut dan cuma meminta uang perawatan!"

Risa diam, Oda mengerang. "Berdoalah kalau boss tahu ini, kau tidak dihiatuskan!"

Sementara Yurina baru saja ditampar oleh ayahnya sendiri. "ANAK SIALAN, MAU APA SIH KAU ITU HAH!"

"SEMENJAK KAMU BERGAUL DENGAN ANAK SAITAMA ITU KAMU JADI SEMAKIN KACAU, DASAR ANAK TIDAK TAHU DIUNTUNG KAU!"

BUGH--- BUGH--- BUGH--- "ANAK IBLIS! ANAK TIDAK TAHU BUDI! KAU LEBIH BAIK MATI!!!!"

Yurina menahan semua pukulan dari ayahnya itu tanpa tangisan, bahkan-bahkan ibunya membuang muka dan masuk ke kamar. Sampai sekitar 3 menit berlalu, Yurina akhirnya ditinggalkan di ruang tamu dengan sekujur tubuh yang memar.

Sang ayah benar-benar agresif malam ini. Dengan sesuah payah, Yurina berusaha naik ke kamarnya. Kakinya penuh memar, begitupula tangannya. Ia sampai tak tahu harus bagaimana melihat dirinya sendiri di cermin.

Kuroi HitsujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang