Minta tolong ajak temen dooleyrs kalian baca cerita saya ya.. biar tambah semangat aja gituu...
Soalnya perjalanan Yongshin di sini masih panjang :-) :-)Ok cuss happy Reading ....
****
Yonghwa benar-benar tak mengerti dengan yang terjadi pada dirinya. Ini aneh. Sepanjang ia menyetir, bola matanya seakan tak ada hentinya untuk mencuri tatap pada gadis di sampingnya. Padahal gadis itu tidak melakukan apa-apa. Shinhye hanya duduk dan diam sejak tadi. Ia Memunggungi Yonghwa sembari menatap pohon-pohon sakura yang tumbuh di pinggir jalan dengan gemerlap lampu yang melilit di dahan juga tangkai. Tetapi entah mengapa sukses mendorong hati Yonghwa untuk terus memandangi punggung gadis itu. Seakan-akan ia menemukan sesuatu yang begitu indah.
Jujur saja selama bersama Hyora ataupun bersama perempuan sebelumnya, ia tidak merasa seperti ini. Mereka hanya sekedar berkencan pada umumnya, tetapi hatinya sama sekali tak memiliki hasrat untuk menatap mereka sampai seperti menatap gadis di depannya ini. Aliran darahnya seakan berdesir hebat. Ia suka dengan cara tatap polos gadis itu pada pemandangan di luar jendela.
Ah... tiba-tiba ia teringat perbuatan biadab wanita jalang itu. Apalagi ia melakukanya di apartement yang ia berikan untuknya. Tetapi Sakit hati Yonghwa pada Hyora menghilang begitu saja, ia bahkan sudah tidak memiliki perasaan apa-apa. Ia merasa ringan hati jika Hyora bersama pria lain.
Astaga! Apa semudah itu perasaanya menghilang?
"Sebenarnya apa yang mau anda bicarakan, Tuan!"
"Tolong jangan bicara formal, aku tidak nyaman!"
Shinhye mengangguk "ohh, baiklah!" Sejumput helaian rambutnya lepas dari cepolan dan ia menyelipkan di belakang telinga.
"Aku hanya ingin kau terbiasa jalan denganku!"
Shinhye menoleh, menatap Yonghwa dengan pelototan yang berarti "apa maksudmu?"
"Maksudku, kau adalah calon istriku, jadi... "
"Aku belum membuat keputusan!" Potong Shinhye segera dengan nada kesal.
"Baiklah! Aku mengerti. Sebenarnya ini juga bukan yang kuinginkan. Lagipula siapa juga yang ingin menikahimu?" Balasnya tak kalah judas.
"Lalu kenapa kau mau dijodohkan? Apa tidak ada gadis lain yang bisa kau pilih?"
"Tentu saja banyak, ada ribuan, bahkan ratusan gadis dengan sukarela datang tanpa aku memintanya." Ucap Yonghwa mulai menyombongkan diri.
"Kau pilih saja mereka. Kita tidak saling mengenal, aku bahkan bukan dari kalangan yang sederajat denganmu, jadi tolong jangan memaksa aku untuk menuruti kehendak orang seperti kalian!" Ucap Shinhye dengan nafas menggebu-gebu.
"Apa yang kau katakan?" Yonghwa tak kalah kesal
"Kau bisa membawa barisan pengagummu itu ke hadapan ibumu, lalu biarkan dia memilih nanti! Mudah, bukan?"
"Itu bisa saja kulakukan! Tapi, ibuku tidak mudah untuk dibujuk. Dia keras kepala kalau sudah punya mau. Apalagi melihat kondisinya seperti itu aku jadi tidak tega membantah. Aku takut dia tidak mau melakukan operasi hanya karena aku menolaknya. Jadi jangan banyak bicara dan temui saja dia!"
Skak. Shinhye tidak lagi bisa berkata-kata. Gadis itu kembali berpaling dan memunggungi Yonghwa. Ia pasti akan melakukan hal yang sama jika ia berada di posisi Yonghwa.
----
Matahari sudah tumbang dan tenggelam di arah barat. Sinarnya akan digantikan oleh cahaya redup rembulan yang masih baik hati dan sukarela dibaginya. Tidak ada awan yang menutupinya meskipun itu hanyalah segumpal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanfictionTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...