Shinhye tak mengerti ketika tahu-tahu Jongsuk mengajaknya pergi ketika ia kembali dari memesan camilan. Shinhye tidak sempat bertanya karena pria itu terlihat tergesa-gesa. Apa terjadi sesuatu dengan pasiennya? Apa ada hal buruk terjadi? Shinhye tidak mau bertanya-tanya dulu sebelum situasinya sedikit tenang. Karena bisa saja ini akan mengganggu konsentrasi Jongsuk menyetir."Kenapa ke sini? Begitu sampai, Shinhye terheran. Ini bukan Rumah sakit tempat Jongsuk kerja, melainkan Incheon Airport.
"Sudah tidak ada waktu untuk bertanya, Ayo!" ucapnya sambil menarik tangan Shinhye.
Pria itu terus mengajak Shinhye berlarian. Memiriksa ke sana- kesini dengan harap cemas. Mengecek jadwal keberangkatan dengan perasaan berkecamuk. Ia tidak mengerti mengapa ia harus berkorban untuk menyatukan Shinhye dan Yonghwa. Padahal ia punya kesempatan besar untuk memiliki Shinhye tanpa adanya penghalang. Sebentar lagi, ia akan menikah dengan Shinhye dan Itu adalah hal paling membahagiakan. Tetapi, ia tak mengerti kenapa hatinya merasa tak pantas dan tak berhak.
"Untuk apa?" Tanyanya dingin. Ia mulai mengerti arah dan juga maksud Jongsuk mengajaknya kesini.
"Kau ingin aku menemui pria itu? Benar?" tanyanya lagi dengan air mata tertahan, "Kau dengar! Aku tidak akan peduli meski ia pergi ke ujung dunia sekalipun."
"Shinhye... " panggil Jongsuk dengan lembut. Ia tahu Shinhye sedang dalam keputus asaan karena ia dan Yonghwa akan benar-benar berakhir. Namun ia berusaha agar tidak ada kebencian dan juga rasa sakit yang berbekas jika memang Tuhan tidak menakdirkan kebersamaan mereka.
"Aku ingin pulang. " Shinhye berbalik. Ia bersikeras untuk pergi dengan wajah acuhnya.
"Shinhye... " Jongsuk meraih serta menarik tangan Shinhye agar berhenti.
"Kau melalukan ini sama saja tidak menghargai keputusanku!" dihempaskanya tangan Jongsuk dengan begitu keras.
"Tolong... Dengarkan aku sebentar saja!" pintanya sambil terus mencoba melunakkan hati Shinhye.
"Tidak, aku ingin pulang. " Ucap Shinhye bersikukuh.
"Temui dia dan bicara!"
"Untuk apa kau melakukan ini? Kau senang ya, melihat aku tersakiti lagi?" ucap Shinhye emosi. Air mata itu kini tidak dapat lagi ia tahan dan pada akhirnya menjebol genangan yang sedari tadi menumpuk pada kelopak matanya.
Jongsuk kembali menggenggam kedua tangan Shinhye dengan lembut. Menatap dengan seksama perempuan yang teramat dicintainya. Yang begitu ia yakini bahwa Shinhye sudah tak lagi menyimpan Jongsuk di hatinya. Meski Shinhye terus berupaya untuk menutup-nutupi, namun pancaran sinar pada bola matanya tidak dapat membohonginya. Ada begitu banyak harapan, Cinta dan juga mimpi yang sedang berusaha ia kubur, sementara semua itu masih ada kesempatan untuk dicapainya.
Shinhye mencoba mengelak, dan lebih ingin melakukan aksi protes, tetapi genggaman erat tangan Jongsuk membuat Shinhye lemah.
"Meskipun sekarang kau terkesan menutup-nutupi, tapi aku tahu, selamanya aku hanya akan menjadi penghalang untuk kebahagiaanmu. Aku tahu, dalam hatimu bukan aku yang kau mau. "
"Kenapa kau bicara begitu? Oh... Jadi kau masih meragukan aku? Kau tidak percaya kalau aku melupakan pria itu! Kau tidak percaya kalau aku hanya akan melihatmu nanti." ucap Shinhye dengan nada sinis.
"Bukan seperti itu... Tapi aku... "
Jongsuk menghela nafas pelan ketika Shinhye menatap semakin sinis. Seolah-olah ia lah yang pantas disalahkan dengan semua ini.
"Kenyataanya di sini aku terlihat seperti tokoh antagonis."
"Kalau begitu, kenapa kau tidak teruskan saja peranmu itu! Aku juga akan terus seperti ini. Jadi kenapa kita tidak membuat hidup ini layaknya dongeng, dan membuat semua seolah menjadi terlihat membahagiakan." ucap Shinhye dengan amarah menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanficTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...