07. HoneyMoon.

1.1K 170 10
                                    

Kicauan burung-burung sudah mulai membuat pagi hari terasa kian berisik. Yonghwa duduk di kursi dapur ketika ia bangun tidur. Ia mendapati Shinhye sudah tak lagi di sisinya ketika ia baru membuka matanya. Apakah itu tandanya Shinhye sudah menyadari dengan apa yang ia lakukan semalam. Bagaimana perasaannya ketika ia bangun tidur?

Gadis itu terlihat sibuk berkutat dengan alat dapur. Membantu Bibi memasak dan menyiapkan sarapan. Terbiasa hidup mandiri dan bangun lebih awal membuat kebiasaan tak berubah di manapun ia berada. Di rumah siapa lagi memangnya yang menyiapkan sarapan untuk Ayah jika bukan dirinya.

Shinhye menyodorkan kopi pagi untuk Yonghwa. Gadis itu tampak tak ingin mengangkat kepalanya saat ini. Menghindari Yonghwa dengan pura-pura menyibukkan diri. Sungguh bertatapan dengan Yonghwa membuat ia merasa semakin canggung dan malu.

Apa yang ia lakukan semalam benar-benar sama sekali tak disangka. Bagaimana bisa ia tidur dengan pola sedemikian? Apa seperti itu sebenarnya tingkahnya ketika tidur? Ahh... benar-benar memalukan! Tatkala bangun tidur ia  menyadari bagaimana kakinya melingkar dengan agresif pada pinggang Yonghwa. Lalu sekarang bagaimana ini? Bagaimana ia menghadapi Yonghwa untuk kali ini?

Pukul tujuh teng, sarapan sudah siap dan terhidang di atas meja. Aroma roti panggang tercium oleh hidung. Hanya ada mereka bertiga pagi ini. Tuan Besar Jung sudah berangkat pagi sekali setelah meminum kopinya. Katanya ada masalah dengan salah satu industri garmen yang ada di Hongkong, jadi ia memilih penerbangan paling pagi.

Mungkin hanya segelintir orang yang tidak tahu bagaimana terpengaruhnya Tuan Jung disegala kalangan produsen maupun konsumen. Membangun pabrik bermacam-macam jenis yang berbeda hingga pelosok negeri. Bagaimana Ayah Yonghwa yang usianya sudah lebih separuh abad begitu tangkas dan cepat menyelesaikan masalah demi masalah di perusahaannya meski sedemikian pelik.

"Hari ini jadwal Ibu kontrol ke rumah sakit, ya?" Tanya Yonghwa sambil menyeret kursi dan mendaratkan bokongnya di sana.

"Ibu mau aku yang menemani?" Timpal Shinhye sambil mengoleskan roto selai kacang untuk Yonghwa. Tanpa berani ia menatap pria itu.

"Tidak, tidak! Hari ini Ibu pergi bersama Tuan Lee saja. Lagipula Ibu tidak mau mengganggu pengantin baru untuk sekarang!" Ucapnya dengan memancarkan binar-binar di mata. Sepertinya pernikahan putranya membuat wanita itu merasa benar-benar bahagia dan seakan hidup kembali.

"Oh" Angguknya. Gadis itu sudah tak bisa mengajukan pertanyaan lagi jika Ibu sudah membahas hubungannya dengan Yonghwa. Apalagi untuk detik ini menatap Yonghwa pun ia seakan tak berkuasa hanya karena suatu kebodohan yang telah ia lakukan semalam.

"Rencananya kalian mau bulan madu ke mana?" Tanya Nyonya Jung kembali sambil meneguk susunya.

"Tidak perlu!" Yonghwa dan Shinhye berkata serempak. Keduanya lantas bertatapan.

"Apanya yang tidak perlu?" Nyonya Jung melototi Yonghwa, " Lucu sekali jika putra Tuan Jung Jaehyun tidak melakukan bulan madu pasca menikah."

"Tapi Ibu...,"

"Apa kalian butuh tempat refrensi? Bagaimana kalau Amerika, atau Eropa, asalkan jangan di Korea. Kalian harus ke tempat yang terlihat elegan."

"Ibu,"

"Tidak ada tapi. Memangnya apa salahnya membawa Istrimu bersenang-senang?"

"Tidak perlu seperti itu, Bu! Mungkin Yonghwa sedang ingin menyelesaikan sesuatu." Shinhye menimpali.

"Masalah bisa diurus nanti-nanti. Kapan lagi jika bukan sekarang, hmm?"

Yonghwa menghela nafas pelan. Bagaimanapun Ibu bukan tandinganya berdebat. Seberapa keraspun ia menolak, tetap saja keputusan Ibu tak pernah bisa digugat.

LOVING YOU 2(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang