Hallo! Jumpa lagi kita 😎😎😎
Happy Reading...
Shinhye pikir rasa sakit yang di alaminya kemarin hanya sebatas sampai di situ. Tapi kenyataanya takdir kembali mendorong dan memaksanya jatuh pada kubangan yang sama. Lagi, ia harus selalu mempersiapkan hati saat secara tak sengaja ketika melihat Yonghwa ada di dekatnya, lalu lagi-lagi Ailee lah sang malaikat bagi Yonghwa, yang selalu berada di sampingnya dan menuntun Yonghwa berjalan.
Ia sudah selalu berusaha menghindar, dan mengelakkan kedua matanya agar tidak melihat mereka, tetapi nyatanya ada saja hal yang memaksa ia untuk melihat hal itu. Takdir seakan sedang senang-senangnya mempermainkan Shinhye. Seperti pararel, rasa sakitnya tidak pernah sedetikpun ada jeda.
Seperti saat ini, Yonghwa tiba-tiba muncul di Seoul minimarket, tempat Shinhye sekarang bekerja. Posisinya yang sebagai kasir tentu tidak bisa mengelak kedatangan pembeli. Ia bisa saja menghindar dengan beralasan ke kamar kecil dan meminta teman kasir lain untuk menggantikan. Namun saat ia meyakini Yonghwa datang tak bersama siapa-siapa, ia akan memberanikan diri untuk menatap dan pura-pura melayaninya sebagai pembeli. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Yang membuat Shinhye heran, untuk apa Yonghwa keluyuran sendiri dengan kondisi seperti itu? Kenapa tidak ada seorang pun yang menemaninya atau mencarikan apa yang dibutuhkan Yonghwa.
"Aku minta dua bungkus rokok! " ucap Yonghwa datar. Tidak ada senyum atau binar bahagia. Yang Shinhye tahu kini binar itu sudah tiada lagi terbit di mata hitam dan jernih pada manik mata milik pria bermarga Jung.
Shinhye belum mengambilkan apa yang dibutuhkan Yonghwa, ia malah tertegun mendengarkan permintaan Yonghwa saat ini. Yonghwa begitu ingin menghancurkan hidupnya sendiri hingga semakin terlihat tak berupa.
Shinhye ingin mengeluarkan segala pertanyaan dalam benaknya, tetapi pada akhirnya semua itu kembali ia telan bulat-bulat sebab ia sudah tidak ada lagi hak untuk semua tentang Yonghwa.
"Untuk apa membeli rokok? "
"Apa sekarang kau jadi pecandu rokok? "
"Sejak kapan? "
"Kau tidak sayang pada paru-parumu? "
"Jangan mencari penyakit! "
Dan banyak sekali kata yang begitu ingin ia muntahkan dari mulutnya, akan tetapi yang ia rasakan lidah dan mulutnya kelu untuk mengeluarkan isi hatinya saat ini.
"Semuanya 9000 Won." ucap Shinhye pada akhirnya. Lalu diambilkannya barang yang diinginkan Yonghwa. Sebisa mungkin ia menetralkan suaranya agar tak menimbulkan getaran di sana.
Mendengar suara yang familiar itu, Yonghwa tertegun. Tidak berniat beranjak dari tempatnya berpijak saat ini.
"Ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan? " tanya Shinhye lagi.
Yonghwa menggeleng, "tidak, hanya saja suaramu mirip sekali dengan seseorang. "
"Oh begitu?" ucap Shinhye sedatar mungkin. Ia bersikap pura-pura tidak mengenal Yonghwa saja untuk saat ini.
Shinhye sebenarnya ingin lebih lama memandangi Yonghwa untuk saat ini, namun untuk kali ini ia takut jika Yonghwa menyadari bahwa Shinhye memang ada di depannya. Takut jika Shinhye akan semakin sulit menemui Yonghwa meski dalam keadaan sembunyi-sembunyi. Takut jika nantinya ia tak lagi menemukan obat penawar rasa rindu saat ia merasa ingin melihat wajah Yonghwa. Biarlah ia seperti ini, Hanya melihat Yonghwa dari jauh, asalkan Yonghwa masih bisa dijangkau oleh matanya. Karena jika Yonghwa tahu bahwa Shinhye ada di sekitarnya, sudah dipastikan Yonghwa akan semakin menjauh dari Shinhye dan tak akan mau menampakkan dirinya lagi untuk Shinhye.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanficTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...