Note: Maaf, Di part ini agak sedikiiiiiiiiiit mengarah ke 18+. Jadi yang tidak mau membaca, boleh di skip saja.
****
Pagi buta sekali Shinhye sudah berkutat dengan alat-alat dapur, sehingga menciptakan kebisingan di dalam rumah yang berpadu bersama aroma makanan yang menyeruak. Ia tampak cantik dengan apron di tubuh dan juga rambut kuncir kuda. Itulah yang ada dipikiran Yonghwa ketika melihat Shinhye menyiapkan teh pagi untuknya.
Aktifitas semacam ini Shinhye sudah terbiasa. Dulu sebelum ia berangkat kerja pagi, sarapan sudah siap di meja makan dan seluruh ruangan sudah bersih sebelum ayahnya bangun. Kesederhanaan asal mula latar belakang keluarganya membuat Shinhye tak pernah merasa terbebani dengan kebiasaan ini. Ia malah merasa senang. Keluarga Jung yang sebenarnya bisa saja memperkerjakan sepuluh koki pelayan sekalipun. namun memasak adalah hobby Shinhye. Sebetulnya dulu ia sering mengikuti kursus Tata boga saat Jongsuk masih ada.
Hanya saja sekarang Nyonya Jung sudah melarang Shinhye bekerja terlalu banyak. Ia hanya diperbolehkan memasak karena ia tahu Shinhye sangat menyukai itu. Lagipula pikiran Nyonya Jung hanya menginginkan cucu dari Yonghwa, jadi ia tidak mau jika terjadi masalah dengan kandungan Shinhye.
Bibi Han, pelayan kebersihan rumah ini belum datang karena memang ia dibebaskan untuk datang jam berapapun.
"Hari ini aku mau ke pantai? Mau ikut, tidak?" Tawar Yonghwa saat Shinhye meletakkan teh di depan Yonghwa.
"Melihat matahari terbit?"
"Bukan hanya melihat matahari terbit." ucap Yonghwa.
"Mau berenang?" Shinhye mencebikkan bibir.
"Menyelam, mencari karang dan mutiara, siapa tahu bertemu dengan putri duyung, " ucap Yonghwa mulai tak nyambung
"Putri duyung? Ya, sudah, jangan lupa nanti bawa pulang, ya? Aku yang akan menggorengnya."
Yonghwa mengangguk-angguk sambil mengangkat ibu jari. Shinhye menggeleng kepala tak habis pikir. Yonghwa yang dikenalnya begitu berbeda dengan ketika ia bertemu pertama kali. Sekarang Yonghwa lebih banyak mengajaknya bercanda dan menggodanya. Meski terkadang Shinhye menyukai itu.
"Nanti sore kita ke rumah Ayah?"
"Ayah yang mana?"
"Ayahmu, dia sekarang Ayahku juga."
Shinhye menatap Yonghwa, ia sebenarnya senang Yonghwa mau mengakui mantan sopir Ayahnya sebagai mertuanya.
"Kau tidak suka kalau sekarang aku memanggilnya Ayah juga?"
"Bukan itu, tapi kau, kan dulu majikannya?"
"Itu dulu, tapi sekarang ia sudah menjadi Ayah mertuaku."
"Kau tidak gengsi? Bagaimana kalau suatu hari media tahu kalau ternyata kau menikah dengan putri sopir?"
"Untuk apa? Aku hanya tinggal menjawab kalau aku yang lebih dulu jatuh cinta padamu, lalu mereka pasti bungkam. Mudah bukan? Lagipula tidak perlu memikirkan hal itu. Status tidak jadi masalah."
"Meski sebetulnya kau juga tak nyaman dengan status kita?"
Yonghwa menatap Shinhye. "Lalu apa kau ingin aku betul-betul mencintaimu?"
Shinhye terdiam, balas menatap Yonghwa. Pertanyaan itu sungguh terdengar aneh. Ia tahu betul Yonghwa sekedar main-main dengan pertanyaan itu.
"Supnya sudah mendidih." Alibi Shinhye sambil menyudahi tatapan mereka.
*****
Mungkin akan membosankan jika saja Shinhye tidak memutuskan ikut Yonghwa pergi ke pantai. Daripada lagi-lagi ia harus sendirian di rumah seperti Herder si anjing penjaga rumah tetangga sebelah. Tidak ada salahnya jika hari ini ia membawa diri sendiri bersenang-senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanfictionTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...