Halo man teman.... mari kita berjoget morena sebelum baca part ini...
*****
Tanpa menunggu apa-apa, kini Shinhye mengemas pakain miliknya sendiri. Tadi begitu ia tahu semua fakta itu, ia langsung melangkah keluar dari rumah tersebut tanpa berpamitan pada Nyonya Jung. Sambil berkali-kali mengusap air mata yang terus berderaian tak mau berhenti, tangannya terus memasukkan barang-barang miliknya. Tanpa satupun membawa barang pemberian Jung Yonghwa.
SURAT KETERANGAN KECELAKAAN.
NAMA PENGEMUDI : JUNG YONGHWA
STATUS: TERSANGKA
TANGGAL: 22 OKTOBER 2015
KORBAN: LEE JONGSUKHanya itu yang terus terngiang di otak. Tulisan-tulisan yang menyatakan fakta bahwa ia kini sudah resmi hancur sehancur mungkin. Dan Jung Yonghwa, pria yang begitu dicintainya, adalah dalang di balik hancurnya hidup Shinhye. Pria yang semestinya ia benci mati-matian, sudah terlanjur membuatnya jatuh cinta sampai seperti ini. Berengsek sekali memang pria itu.
Sulit dipercaya memang. Ia bahkan berharap ini hanya mimpi buruk dan ada seseorang yang mau membangunkannya. Tapi apa? Iniliah kenyataan pahit yang ia hadapi. Kebenaran ini sungguh telak menamparnya hingga ia rasa ia tak sanggup menghadapi tamparan berikutnya.
"Aku pulang...."
Terdengar teriakan Yonghwa menggema pada ruangan. Pria itu membawa buket bunga mawar. Sudah seperti ritual, memberikan bunga setiap seminggu sekali sepulang kerja untuk Shinhye. Senyum yang begitu manis, dan wajah yang begitu memancarkan binar-binar kebahagiaan. Sungguh, sangat tak pantas bila Yonghwa memilki dosa seperti itu.
Ia menghampiri Shinhye yang kini berdiri di depan pintu kamar. Tak ada mata Shinhye yang kini menatap penuh cinta seperti yang biasa ia terima. Yonghwa mulai merasa gelisah. Ditambah saat matanya melihat tas besar yang ia yakini itu berisi pakaian-pakaian.
"Untuk apa tas ini?" Yonghwa pelan-pelan bertanya. Kemudian menatap wajah Shinhye, dan ia sadar bahwa wanita itu baru saja menguras habis airmatanya sendiri.
Shinhye memandang dingin, kosong dan hampa. Hal itu membuat rasa ingin tahu Yonghwa seakan semakin tersulut. Shinhye terlihat seperti gelas kaca yang berada di ujung meja, yang akan jatuh dan pecah hanya dengan satu sentuhan. Sungguh, ia terlihat begitu rapuh.
"Shinhye, kau mau pergi ke mana?"
Hening. Air mata yang ia tahan sekonyong-konyong kembali menetes satu persatu. Seakan tidak ada susutnya bendungan tangis ini, terus datang dan menetes secara silih berganti. Padahal ia sudah berjanji, tidak akan ada lagi tangis, apalagi di depan pria berengsek bermarga Jung.
"Aku ingin kita bercerai."
Yonghwa merasa bagai dihantam oleh ribuan ton bebatuan mendengar permintaan Shinhye. Berharap telinganya salah tangkap, ia meminta Shinhye untuk mengulang kembali kalimatnya. "Katakan sekali lagi!"
"Aku ingin cerai!" Ulangnya lagi. Kali ini penuh penekanan.
"Tolong tarik kata-katamu, Jung Shinhye!"
"Aku selama ini hidup bersama orang yang sudah menghancurkan hidupku. Dan bodohnya lagi aku tidak tahu sama sekali." Teriak Shinhye menggebu-gebu. Memukul-mukuli dadanya yang terasa sakit tak terkira.
Jadi? Semua sudah terbongkar? Bagaimana caranya ia tahu? Lalu bagaimana sekarang? Shinhye pasti merasa bahwa hidupnya dipermainkan habis-habisan. Yonghwa hendak meraih Shinhye, tapi Shinhye menepisnya kasar. "Jangan sentuh aku! Kau pembunuh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanfictionTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...