Keduanya terlalu nyaman dengan kehangatan yang saling menyalur. Hingga ketika sinar mentari telah berpendar melalui jendela dan menyilaukan ruangan, mereka masih tetap dengan posisi menyatu. Ini bahkan bukan kebiasaan Shinhye bangun kesiangan. Sebetulnya ia sudah bangun sejak tadi. Namun saat hendak beranjak, Yonghwa malah kembali memeluknya dengan erat, dan meminta Shinhye untuk begini saja.
Wajah Shinhye merona kala teringat apa yang mereka lalukan semalam. Benar-benar di luar nalar jika Yonghwa mencintainya, terlebih Yonghwa mengungkapkanya dengan cara sedemikian. Agar Shinhye tak bisa lepas, pria itu menggunakan cara yang ampuh. Dan benar saja,Yonghwa malah membuat Shinhye seakan ketergantungan. Untuk melakukan dengan Yonghwa lagi dan lagi, setiap malam, bahkan setiap waktu. Maka tidak ada perceraian. Apa yang sudah Yonghwa lakukan benar-benar membuatnya semakin takut kehilangan.
Awalnya memang kasar dan menyakitkan, namun saat tahu apa alasan Yonghwa melakukan itu, beserta semua pengakuan yang terlontar dari bibir, Shinhye menjadi begitu mempercayainya.
Shinhye berusaha bangun, tidak mau seperti ini terus menerus pasalnya ia sedang lapar. Mengguncang-guncang tubuh Yonghwa agar ikut bangun.
"Baiklah, aku bangun." Ucapnya dengan suara serak. Yonghwa memeluk dari belakang punggung polos Shinhye yang hanya terbalut dengan selimut.
Chup*
"Ciuman selamat pagi." Ucap Yonghwa setelah mencium pipi Shinhye.
"Selamat pagi juga." Balas Shinhye sambil tersenyum. Menolehkan wajah pada pria di sampingnya "Mau makan apa hari ini?"
"Pesan Delivery saja, aku tidak mau istriku kelelahan."
"Memasak itu sudah tugasku, sekaligus hobbyku."
"Tapi ini sudah siang, Sayang!"
"Baiklah, untuk hari ini saja, ya? Besok-besok aku akan membuatkanmu sarapan seperti biasa."
"Kau suka memasak, ya?"
Shinhye mengangguk antusias.
"Daripada melamun di rumah, mau tidak mengolah restoran Ibu yang ada di pusat kota Seoul?"
"Itu penawaran kerja?"
"Lebih tepatnya, aku memberikan Resto itu untukmu, sekalian seluruh fasilitasnya."
Shinhye terperangah, baginya ini terlalu cepat. "Tapi,"
"Kau tidak perlu bekerja keras. Hanya mengawasi karyawan dan menggaji mereka. Mudah bukan?"
"Tapi bukankah ini terlalu cepat?"
"Tidak apa-apa kalau belum siap. Tapi nanti aku akan mengurus suratnya dengan menggantikan restoran itu atas nama dirimu."
"Astaga!" Shinhye membekap bibir dengan refleks.
"Kau bukan orang lain, kau istriku. Kenapa terkejut seperti itu?"
"Memangnya sudah meminta ijin ke Ibu?"
"Sudah pasti di ijinkan. Kau kan menantu kesayangan."
"Ayah Jung?"
"Dia pasti mengikuti apa kata Ibu."
Shinhye terdiam. Ia bahkan sudah tahu keluarga Yonghwa memiliki segalanya. Namun ia tak menyangka Yonghwa akan memindah alihkan, bahkan memberikan restoran itu untukknya.
"Hyora saja yang dulu hanya pacar, aku berikan dia Apartement. Kalau untukmu, semua yang kumiliki itu juga milikmu."
"Kalau kau pulang, aku tidak ada di rumah bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanficTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...