Sejak bangun dan menatap langit-langit kamar bergambar langit berawan, ia amat tahu sedang berada di mana dia sekarang. Nuansa kamar perempuan, Cat tembok dengan motif polkdot berwarna pink. Kini ia duduk di pinggir ranjang dengan sorot mata kosong. Kepalanya masih terasa pusing dan berat. Sudah tidak ada lagi yang bisa menolong Yonghwa yang sudah seperti ini. Ayah maupun Ibu bahkan tak kuasa melihat betapa Yonghwa terlihat terpuruk karena tidak menemukan Shinhye. Mereka seakan ikut hancur melihat Yonghwa seperti itu.
"Sudah bangun kenapa tidak memanggil?" Ucap Ailee sambil membawakan Nampan berisi bubur dan juga teh hangat. Lalu dibukanya gorden itu lebar-lebar, membiarkan cahaya matahari masuk menerobos melalui jendela.
Setelah menumpahkan semua perasaannya pada Ailee dalam keadaan mabuk, dan setelah Yonghwa memuntahkan semua isi perutnya, Ailee terpaksa membawa ke rumahnya. Akan timbul masalah jika Ibunya tahu bahwa kini Yonghwa seperti saat ini. Apalagi Ailee tahu sekali bagaimana keadaan Nyonya Jung.
"Minum, ya! Setelah itu aku akan membantumu mencari Shinhye!"
"Jika aku mati, apa Shinhye akan kembali?" Ucap Yonghwa dengan pandangan datarnya.
"Jangan berfikir kekanakan, Yonghwa."
"Aku lelah, aku ingin menyerah. Tapi bagaimana? Aku sangat merindukannya." Yonghwa menatap Ailee dengan sorot mata sendunya.
"Tidak. Tidak ada Jung Yonghwa yang mudah menyerah."
Yonghwa menggelengkan kepala kuat-kuat. "Tidak. Aku tidak sanggup."
"Tidak. Kau harus mempercayaiku. Jika kalian ditakdirkan bersama, seberapa banyak duri menghalangi, atau seberapa kali batu menyandungi kalian akan tetap disatukan lagi." Ucap Ailee dengan tulus.
"Jika ternyata aku dan dia tidak bisa lagi bersatu?"
"Akan ada seorang pengganti yang lebih baik. "
Yonghwa menggeleng. Airmata kembali mengalir dari sudut mata. "Kira-kira kalau aku kecelakaan lalu mati seperti Jongsuk,apa Shinhye akan memaafkanku? Jika aku menghilang dari dunia untuk selamanya, apa Shinhye akan kembali?"
"Tutup mulut sampahmu!" Bentak Ailee kasar. "Tolong jangan menyerah! Kalau kau menyerah, demi apapun kau bukan sahabatku lagi!" Ailee meneteskan air mata melihat Yonghwa akan menyerah. Ia seakan lelah meyakinkan Yonghwa kali ini. Lalu dipeluknya Yonghwa yang sangat kacau itu.
"Maafkan aku." Sesal Yonghwa. Ia membalas pelukan Ailee dan menangis
Drtt...drttt drttt...
Tiba-tiba ponsel Yonghwa bergetar ketika ada keheningan di sela-sela isakan. Ada pesan masuk di sana dan Yonghwa sama sekali tidak peduli. Paling-paling hanya pesan promosi, atau dari operator.
"Kenapa tidak di buka?"
"Tidak penting."
"Kau yakin?" Ailee mengangkat alisnya. Lalu membuka ponsel Yonghwa dan melihat isi pesannya.
"Dari Shinhye." Ucap Ailee. Menyodorkan ponsel Yonghwa, benar ada nama Shinhye tertera di sana. Lalu Secepat kilat Yonghwa menyambar ponselnya dan melihat isi pesan itu
-Aku ingin bertemu di Cafe Rainbow jam 04 sore.-
Mata Yonghwa memancarkan berbinar-binar bahagia. "Jam 04 sore. Cafe Rainbow" ucap Yonghwa setengah tak percaya.
Ailee sangat senang. Senyum itu pada akhirnya kembali terbit. Cinta memang ajaib, dia mampu merubah seseorang secepat itu.
"Aku siap-siap dulu, ya?"
"Astaga, dia mengajakmu bertemu jam empat. Bukan sekarang." Kekeh Ailee.
"Kau benar juga, tapi tidak ada salahnya kalau aku bersiap dari sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanfictionTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...