Matahari sudah meninggi, tepat di tengah-tengah garis angkasa. Sinarnya membuat silau ketika Yonghwa mendongak menatap dari balkon kamar di lantai 2. Setelah Yonghwa mencoba mengajak Shinhye berbicara, Shinhye urung menginap di rumah Ayahnya. Tetapi Shinhye tak keluar dari kamar dan entah apa yang dilakukannya. Sejak tadi ia mengetuk pintu kamar Shinhye sekedar ingin tahu keadaanya dan mengantarkan makan siang, tapi nyatanya gadis itu tak bersuara.Shinhye tak berucap sepatah katapun, Mengabaikan Yonghwa yang terus mencoba berbicara. Suasana cepat sekali berubah. Barusaja Yonghwa tertawa-tawa saat melihat Shinhye yang marah dengan versinya yang menggemaskan. Tapi kali ini marahnya Shinhye yang hanya diam saja, bahkan keberadaan Yonghwa tak dianggap, dan itu membuatnya jadi serba salah.
"Aku salah. Maafkan sikap kurang ajarku. Aku memang pantas ditampar, bahkan tamparan yang lebih keras." Ucap Yonghwa ketika berdiri di depan daun pintu.
"Tapi aku mohon, keluarlah! Aku tidak mau kau sakit jika kau sampai melewatkan makan siang."
Hening. Seakan tak ada makhluk di dalam sana. Yonghwa laksana berbicara dengan pintu kamar, atau mungkin makhluk halus. Ia benar-benar tak pernah merasa sepilu ini mengenai hatinya. Rasanya teramat sakit dan nyeri hingga di ulu hati.
Lancang sekali gadis seperti Shinhye membuat hati Yonghwa begini adanya. Ia bahkan tak lebih dari gadis-gadis yang pernah berkencan dengannya. Kali ini seakan Yonghwa lah yang bertekad mendapatkan hati Shinhye sepenuhnya. Dan ia harus mendapatkan itu.
Sepertinya sudah hampir satu jam Yonghwa membujuk Shinhye agar keluar, tapi hasilnya nihil. Gadis itu amat keras kepala dan keras hati jika sudah marah besar. Tak ada yang bisa membujuknya kecuali dengan kesadaran diri.
"Ada telephon dari kantor, aku harus pergi. Jangan lupa makan siang! Kalau kau sakit, dengan siapa aku tertawa di rumah ini."
Yonghwa menuruni tangga meninggalkan kamar Shinhye. Hatinya terasa pilu dan ia sama sekali tak memiliki semangat untuk menjalani hari.
*****
Shinhye berdiri di depan lemari kaca tempat guci penyimpanan abu Jongsuk di letakkan. Gadis itu menatap pilu foto seseorang yang tersenyum di dalam sana. Menyesal atas takdir dan cobaan dari Tuhan yang tak henti-hentinya membuat hatinya menderita. Rasanya seperti ditusuk-tusuk dengan belati ketika mengingat perlakuan Yonghwa tadi. Berkali-kali Yonghwa meminta maaf, tapi bagi Shinhye ini teramat sulit. Untuk melihat Yonghwa saja ia masih belum sanggup dan rasa sakit itu semakin menjalar
Jika saja Jongsuk masih ada, ia tak mungkin bertemu Yonghwa, dan ia yakin tak akan sesakit ini menjalani pernikahan dalam hidupnya. Namun sepertinya semesta belum mengijinkannya untuk bahagia. Seakan-akan cobaan yang menyiksa hati ketika kehilangan seseorang yang amat dicintainya itu belumlah cukup.
Tanpa berkata-kata, gadis itu lantas pergi setelah meletakkan seikat bunga untuk Jongsuk. Perlahan-lahan hatinya bisa menerima kepergian pria itu dengan lapang hati. Mungkin karena seorang pria yang telah masuk ke dalam hatinya yang tertutup dan mampu membuat hatinya tak karuan.
Dan Shinhye bingung harus ke mana sekarang. Ia masih belum ingin pulang karena tidak ingin bertemu Yonghwa. Tapi ia juga tidak mungkin ke rumah Ayahnya karena ia tahu pria itu akan khawatir melihat keadaanya seperti ini. Bukan tanpa alasan ia pergi tanpa sepengatahuan Yonghwa. Jangankan bicara, melihat Yonghwa pun ia takut. Perasaan macam apa yang tengah ia rasakan? coba pikir mana ada seseorang takut bertemu dengan orang yang dicintai?
-----
Sejak pulang dari kantor Yonghwa tak menemukan Shinhye di rumah. Pintu kamarnya terbuka dan ia pikir marahnya sudah mereda. Tetapi ketidak beradaanya Shinhye di rumah membuat ia khawatir. Ditambah dengan guyuran hujan deras yang membasahi seluruh kota bersama dengan halilintar yang saling bersahutan membuat ia tidak bisa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanfictionTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...