Mata Shinhye mengerjap saat cahaya matahari menembus di balik celah kelambu jendela. Ada tangan melingkar pada perutnya dan ia merasa bahwa ia masih bermimpi. Rasanya ia tak ingin terbangun dan membiarkan mimpi ini menguasai seluruhnya. Ingin menikmati rasa nyaman ini sepuasnya, namun ia harus menyadari bahwa akan semakin sakit saat ia menyadari bahwa ia semakin terjerumus dalam perasaan yang terlalu dasar. Perasaan yang selalu disangkal olehnya kini malah semakin kian merambat dan membuat hatinya semakin mendamba.
Wajah itu semakin mempesona saat tidur. Sungguh, Jung Yonghwa selalu tampan dalam keadaan bagaimanapun. Shinhye merasa tidak pantas. Wajahnya yang tertidur dan acak-acakan itu masih selayaknya seorang pangeran dari Dinasty Silla. Amat berbeda dengan dirinya yang mungkin lebih pantas disebut upik abu.
Tak ada bosan-bosanya Shinhye menatapi Yonghwa. Seakan-akan ini adalah kesempatan untuk memuaskan keinginannya menatapi ciptaan Tuhan yang sangat indah.
"Aku tampan, ya?" Ucap Yonghwa dengan matanya yang masih terpejam.
Shinhye membulatkan sempurna kedua matanya. Jantungnya berdetak-detak keras seakan menembus keluar. Yonghwa sialan! Apa dia pura-pura tidur? Sejak kapan ia bangun? Shinhye luar bisa menahan mukanya yang merona saat tahu bahwa ia telah kepergok dengan diam-diam menelusuri wajah Yonghwa.
Dengan segera Shinhye membalikkan tubuh dan memunggungi Yonghwa. Gadis itu mencoba mengontrol hatinya yang tak karuan.
Yonghwa semakin mendekat dan merapatkan tubuhnya. Di dekapnya tubuh yang memunggunginya itu dengan lengan kekarnya.
"Selamat, pagi." Ucap Yonghwa dengan suara khas bangun tidur.
Shinhye belum bisa menjawab. Rasanya ia terlalu malu untuk semua yang dilakukanya. Seakan-akan ia telah berbuat dosa terbesar atas apa yang ia lakukan dengan Yonghwa.
"Kenapa malu? Kau tidak melakukan dosa, bukan?" Yonghwa mencondongkan tubuhnya untuk menatap Shinhye.
Takut. Shinhye memang takut. Tapi rasa takut ini teruntuk hatinya yang akan semakin besar berharap. Rasanya akan sangat menyakitkan kala tahu bahwa bukan karena cinta Yonghwa melakukan ini. Semalaman Yonghwa sudah membuat Shinhye merasa nyaman dan ia tak ingin semua itu membuatnya menjadi ketergantungan. Semalam hanya sekedar pelukan, lantas bagaimana jika Yonghwa akhirnya bisa mengelabuhi Shinhye untuk melakukan hal yang lebih dalam. Bagaimana jika pada Akhirnya Shinhye menyerah lebih dulu? Sementara ia tidak pernah tahu perasaan Yonghwa yang sesungguhnya.
"Aku buat sarapan dulu!" Ucapnya sambil menyisihkan lengan Yonghwa. Gadis itu bangun dan duduk di pinggir ranjang sambil menyepol rambutnya asal-asalan
Ponsel Shinhye menyala dan mengeluarkan Ring back tone. Yonghwa menatap layar ponsel tersebut sebelum akhirnya Shinhye menggeser Lock screen.
"Ayah?" Ucapnya riang.
"Shinhye, Katanya kau sakit? Bagaimana? Apa sekarang baik-baik saja?"
"Aku sudah membaik."
"Kau telat makan?"
"Aku tidak sakit perut, Ayah. Hanya demam."
"Bagaimana bisa? Habis kehujanan?"
"Mmm, bisa jadi."
"Kau memang ceroboh."
"Maaf membuat Ayah khawatir."
Dan obrolan demi obrolan terus sambung menyambung dari detik menuju menit. Shinhye menutup telponnya saat obrolan berakhir.
"Siapa?"
"Ayah." Jawab Shinhye sambil meletakkan ponselnya.
"Bukan itu, tapi pria ini," Yonghwa menunjuk ponsel Shinhye yang pada layar kuncinya terpampang foto pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanficTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...