22. Rencana Menyakitkan.

842 146 22
                                    

Halo... Lama ya gk jumpa
Semoga masih mau lanjutin baca cerita ini ya..
Maaf baru bisa posting.
Bikos saya baru bisa nulis sekarang
Sekalian merevisi yang ada di draft

😘😘Happy Reading 📜📜📜

Harus diakui, perasaan Shinhye pada Jongsuk sudah jauh berubah. Namun ia berusaha sekuat mungkin menekan hatinya. Sebisa mungkin ia menganggap hatinya masih sangat mencintai Jongsuk. Apa ini yang disebut dengan perasaan yang dipaksakan? Jika dia tidak bisa, haruskah ia terus menghianati perasaanya sendiri.

Jongsuk ada di sisinya saat ini. Nyata, bukan mimpi ataupun sekedar foto saja. Shinhye tentu saja sangat bahagia hingga ia tak bisa berhenti menangis. Tapi di lain sisi, pada hatinya yang tak kasat mata, kini gumpalan darah itu merasakan perih yang teramat sangat karena merindukan seseorang. Rindu yang semestinya ada penawarnya karena orang itu masih berada di dunia yang sama. Seharusnya ini tidak sulit, Ia masih dapat melihatnya dari jauh maupun sembunyi-sembunyi.

Sejak Jongsuk kembali, Shinhye merasa dibuat dilema. Gelisah oleh perasaannya sendiri. Semua jelas, jadi semestinya Shinhye sudah mengerti bahwa di balik kejadian ini tidak sepenuhnya ia menyalahkan Yonghwa. Meski memang Yonghwa adalah orang yang menyebabkan Jongsuk hampir mati, tapi Yonghwa saat itu pasti juga berjuang melawan maut.

Semua memang sudah berlalu seperti nasi yang sudah menjadi bubur. Jadi untuk saat ini Shinhye hanya perlu kembali menata hatinya. Mencoba untuk kembali mencintai Jongsuk dan merencakan kehidupan masa depan yang cerah untuk mereka dan putra-putri mereka kelak.

Shinhye bersedia menempuh hidup bersama Jongsuk, menjalin apa yang telah lama tertunda. Semestinya hal itu membuat ia merasa menjadi wanita paling bahagia di antara sekian miliiar warga pribumi. Jongsuk berkata bahwa ia menerima Shinhye dalam kondisi apapun. Tak peduli dengan status Shinhye sekarang.

Tapi apa kalian anggap perasaan yang dirasakan oleh Shinhye semudah itu? Tidak. Ia bahkan terus menekan hatinya, memaksakan diri untuk terus yakin bahwa ia mencintai Jongsuk. Hanya karena Jongsuk sudah kembali, maka ia seakan tak mungkin kembali pada Yonghwa. Menganggap bahwa ia dan Yonghwa sudah seharusnya berakhir.

Di depan Jongsuk, Shinhye bisa terlihat tegar dan menunjukkan kebahagiaanya. Sebab ia tak ingin Jongsuk tahu bahwa hatinya bukan lagi pria itu. Terkadang hal itu membuat Shinhye menjerit dalam hati. Betapa ia sangat merindukan sosok Yonghwa di sisinya. Jongsuk tak pernah tahu, bahwa perasaan Shinhye sudah lama mati untuknya. Apakah Jongsuk akan terluka jika ia tahu kenyataan ini?

Kurang dari dua tahun ia menjalani pernikahan dengan Yonghwa. Mungkin ada banyak hal yang menyebabkan kenapa haluan hatinya bisa secepat itu berubah. Ia sadar betul, bagaimana Yonghwa membuat dirinya merasakan sesuatu yang tak pernah dirasakan ketika bersama Jongsuk.

---- ----- -----
Rumah Sakit Jiwa kota Seoul.

Shinhye duduk di sofa ruangan tempat Jongsuk bekerja. Sejak tadi, ia mendengar percakapan antar Dokter dan pasien yang lebih sering membahas pikiran, depresi, atau semacamnya yang bukan tentang penyakit fisik. Shinhye bahkan tak mau tahu, sebab masalahnya sendiri sudah cukup membuat pusing. Jadi, ia hanya memainkan ponselnya sejak tadi. Bermain game, mengintip sosial media dan segala aplikasi di ponsel ia buka tapi tetap saja Shinhye jenuh.

Dua jam yang membosankan. Mendengar orang-orang datang untuk konsultasi dan berbagi celotehannya itu membuat ia mengantuk. Bukan Jongsuk yang menyuruh, Shinhye sendiri yang meminta. Ia bilang bosan sendirian di rumah. Namun nyatanya ia lebih mendengar banyak permasalahan di tempat ini.

"Kurang berapa jam lagi kau pulang? Aku keluar sebentar, ya?" Pamit Shinhye pada Jongsuk yang kini sedang menulis sesuatu di kertas.

Dan Jongsuk mendongak menatap Shinhye sejenak. "Mau kemana? "

LOVING YOU 2(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang