Dua minggu setelah berada di Eropa, mereka akhirnya kembali ke Korea. Waktu yang terasa amat singkat bagi orang yang masih ingin bersenang-senang. Tapi entah dengan Shinhye, banyak perasaan tak dapat ia pahami, teruntuk hatinya sendiri. Rasanya bagai mendominasikan segala perasaan dan ia tak tahu bagaimana ia menyebutkannya. Dan Yonghwa adalah satu-satunya pria yang membuat ia merasa seperti itu.
Tapi setelah ciuman di Eropa beberapa hari yang lalu, tepatnya saat ia bertemu dengan Ailee, sikap Yonghwa berubah. Ada perasaan Aneh bagi Shinhye ketika Yonghwa bersikap biasa padanya. Ia tak lagi menggoda sampai membuat ia merona hingga pipinya berwarna merah tomat. Ia kini lebih sering terlihat sibuk dengan ponsel sampai tersenyum seperti orang gila. Ia tak tahu dengan siapa Yonghwa chating, yang jelas Yonghwa terlihat amat bahagia. Entah mengapa Shinhye merasa kehilangan sesuatu, ketika melihat Yonghwa tersenyum bukan karena dirinya membuat hatinya sakit.
Kenapa ia harus merasa begini? Tidak bisakah hatinya berjalan searah dengan pemikiran? Mengapa semua terasa tak adil? Apakah tidak bisa ia membuang jauh-jauh segala perasaan yang baru muncul seperti kecambah? Lalu bagaimana dengan Yonghwa? Apa benar ia melakukan ciuman itu hanya penasaran dengan Shinhye? Lalu setelah tau rasanya, maka ia akan menilai Shinhye gadis murahan yang dengan mudah diajak berciuman di tempat umum.
Mungkinkah Yonghwa pria semacam itu. Jika di pikir-pikir, Yonghwa hanya menciumnya satu kali itu, lalu setelah itu, ia tidak pernah melakukan lagi. Apa itu artinya Yonghwa hanya menjadikanya pelampiasan nafsu? Bukan, ini bukan karena ia menginginkannya lagi, tapi ia tahu jika pria seperti itu hanya sekedar melampiaskan saja, maka hilang sudah harga diri Shinhye seketika.
Shinhye merasa menjadi orang bodoh sekarang. Hanya menatap kosong langit kelam yang kini bertaburan bintang. Ia berada balkon kamar lantai 2 dan sialnya lagi ia ingin sekali menunggu kepulangan Yonghwa. Pria itu entah di mana sekarang keberadaanya. Ia tak mematuhi surat perjanjian di pasal ke dua yang ia tulis. Pergi tanpa pamit seperti kucing mencuri makanan.
Tuan Jung menghadiahi Yonghwa dan Shinhye rumah baru setelah pulang berbulan madu dua hari setelahnya. Sebetulnya mereka menolak, tapi Nyonya Jung bilang Shinhye dan Yonghwa harus belajar mandiri. Tak boleh tinggal serumah, karena apa-apa akan membuat mereka tergantung pada orang tua. Mungkin begitulah alasan dan cara mereka menyatukan dua pasang manusia agar Yonghwa dan Shinhye sama-sama bersungguh-sungguh dan tak main-main dengan hubungan suami istri. Serius dalam berumah tangga. Selain itu Yonghwa kini mengolah industri elektronik yang resmi dipindah alihkan kepadanya bersama dengan segala fasilitas yang ada.
Shinhye merasa bosan, berada di rumah seluas ini sendirian. Tidak ada pelayan karena mereka hanya bekerja hingga sore sekedar membantu bersih-bersih. Untuk memasak Shinhye sudah terbiasa melakukan sendiri. Latar belakang kehidupannya membuat ia terbiasa melakukan hal apapun tanpa meminta bantuan. Tetapi ini adalah atas perintah sang Ibu mertua, dengan alasan agar ia tidak terlalu lelah, takut tidak bisa dengan segera memberikan cucu kepadanya jika Shinhye bekerja terlalu keras.
Ingin tidur lebih awal, namun bayangan Yonghwa yang tidak ada di rumah membuat ia tidak ingin tidur. Naik-turun tangga seperti orang gelisah, khawatir yang tak dapat ia tutupi. Menunggu kepulangan Yonghwa layaknya anjing bodoh yang belum diberi makanan oleh majikan.
Shinhye mengintip di balik gorden biru langit ketika mendengar deruman suara mobil berhenti di halaman rumah. Ia lalu melihat Yonghwa dan Ailee turun dari mobil. Mereka terlihat sangat akrab dan Yonghwa terlihat bahagia. Lagi, Shinhye merasakan hatinya berdenyut melihatnya. Tak seharusnya ia merasa seperti ini? Ia sendiri yang menulis di surat perjanjian, jika salah satu dari mereka berkencan, maka tidak diharuskan cemburu. Mengingat bagaimana latar belakang dan juga asal mula pernikahan ini.
Apa? Cemburu? Benarkah itu yang saat ini ia rasakan? Konyol sekali ketika ia merasa hati tak bisa diajak berkompromi dengan otak. Bagaimana cara sekarang ia menyangkal perasaanya? Secepat itukah?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING YOU 2(✔️)
FanfictionTidak semudah itu Shinhye melupakan masa berkabung ketika kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu bulan menjelang upacara pernikahannya, yang ada malah berganti upacara pemakaman tunanganya yang meninggal karena kecelakaan. Hingga hampir 3 Tah...