16_Sepuluh

5.6K 703 53
                                    

((Play Mulmed))

Menikmati lelehnya salju di luar sana, Seulgi menyesap minuman cokelat hangat yang ia pesan sepuluh menit yang lalu. Ada sedikit gurat kegelisahan di raut wajah, semua karena ulah satu orang manusia yang semalam merancau tidak jelas di tengah acara kumpul-kumpul.

Siapa lagi kalau bukan Paman Jim kesayangan Eunwoo?

Laki-laki yang tingginya sebelas dua belas dengan suami Seungwan itu menyatakan perasaannya tanpa ragu. Tapi itu tidak tulus karena Seulgi pikir Jimin sudah setengah mabuk. Wajahnya saja mulai memerah karena sampanye yang disajikan.

Tapi kata Jungkook, Jimin tulus mengatakannya, Seulgi saja yang tidak peka. Rasa-rasanya ingin tenggelam saja ditelan Samudera Atlantik saat Jimin menghampiri dengan sekuntum bunga mawar di genggaman. Lalu dengan lantang berkata, "Ayo kita pacaran, Seul!" Dengan senyum sumringah disertai deretan gigi rapi terlihat.

Bukannya romantis tapi jatuhnya norak. Seulgi sampai tepuk jidat melihat senyum Jimin yang terlihat super lama seraya menekuk sebelah kaki. Efeknya membuat malu, ditambah disaksikan Eunwoo dan Sera. Untung Seokjin datang sendiri tidak bawa putri dan istrinya. Hebohnya bisa selangit kalau ada mahluk cantik super cerewet satu itu.

Kata anak-anak, Paman Jimin mirip pangeran di negeri dongeng. Tapi pangerannya tidak sipit, dan sangat tinggi. Lalu pakai jubah di bagian belakang, mirip Superman. Duh! Seulgi geli juga aslinya mendengar Sera dan Eunwoo jadi membahas pangeran ala Eropa di dalam imajinasi mereka.

Paman Jim belum sekeren Pangeran di cerita Puteri Tidur. Kurang ganteng. Masih ganteng Ayah aku. Kata Min Sera.

Pangeran itu harusnya tinggi sekali. Paman Jim kan tidak tinggi, jadi bukan Pangeran. Itu kata Eunwoo.

Nah kan. Seulgi jadi geli sendiri, meski aslinya ada rasa bahagia, tapi dia ragu juga sih. Mungkinkah Jimin benar-benar menyukainya?

"Seul."

Suara itu. Mata Seulgi membesar saat suara laki-laki yang berjalan-jalan di dalam pikirannya kini terdengar sekali lagi.

"Hei, Kang Seulgi pacarnya Jimin."

"Apa sih?" Alih-alih menyembunyikan rasa malu, Seulgi menjawab ketus.

"Masih marah?" Jimin ambil posisi duduk di hadapan Seulgi. Hanya ada meja kecil penghalang keduanya. "Maaf ya."

"Kenapa minta maaf?" Seulgi kembali menyesap cokelat miliknya.

"Maaf sudah membuatmu bawa perasaan."

"Ih, sok tahu."

Jimin mengulum senyum. Ditatapnya semakin lekat perempuan di hadapannya tersebut. "Aku serius soal kemarin. Kenapa tidak percaya?"

"Kalau bercanda jangan keterlaluan, Jim."

"Siapa yang bercanda?"

Alis Seulgi bertaut, "jangan mulai lagi."

"Maunya bagaimana? Langsung dilamar?"

"Jim..?"

"Kuhitung sampai sepuluh. Kalau masih diam artinya kau setuju kita pacaran."

Seulgi mengerjap, bibirnya kelu untuk menjawab. Sampai di hitungan ke sepuluh, dia tidak juga bersuara. Tak lama, ada senyum terbit semakin cerah di wajah Jimin. Sekalipun Seulgi buang muka, Jimin tahu maksud perempuan itu.

"Setelah ini mau ke mana?"

"Terserah Tuan Puteri."

Seulgi berdecak kecil. "Pede sekali."

Jeon LittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang