25_Menjadi Kakak Perempuan

5K 505 188
                                    

Segala typo akan saya betulkan besok pagi. Yang kangen book ini mohon untuk meninggalkan vote dan komen. Kita masih bisa ketemu lagi dengan persalinan Nyonya Min kalau komennya sama atau melebihi part 23, oke ya?

PS : kunjungi book Uninvited guys!!

..

Rasanya baru kemarin Jungkook merasakan bahagia teramat sangat ketika Eunwoo dilahirkan di dunia. Rasanya baru minggu lalu Chansoo keluar dari rahim Yerim dengan tangisan yang memenuhi ruang bersalin. Kini Jungkook merasakan pengalaman luar biasa untuk ketiga kalinya. Melihat perjuangan Yerim melahirkan normal memang membuat jantungnya dag dig dug, padahal seharusnya kan tidak. Dia sudah pernah melihat bagaimana wajah sang istri menahan sakit serta berjuang mendorong janin supaya keluar dengan benar dan selamat.

Kini ia harus berpikir jika hidupnya bukan lagi tentang dirinya dan Yerim, namun semua hal yang akan ia lalui adalah bersama keluarga kecilnya yang kian lama kian bertambah.

"Selamat, Tuan Jeon. Bayinya laki-laki."

Jungkook melepas masker yang menutupi bibirnya sedari tadi. Senyumnya terbit saat dokter dan suster menjelaskan bahwa bayi seberat tiga koma dua puluh delapan kilo itu terlahir dengan tubuh lengkap, detak jantung normal dan tangisan yang tidak kalah kencang dengan tangisan saat Eunwoo menyapa pertama kali udara di luar rahim sang ibu.

"Saya letakkan di dada ibunya ya?"

Jungkook mengamati bayi mungil berwarna kemerahan itu ditengkurapkan pada dada Yerim. Secara naluriah, tangisnya berkurang dengan kontak fisik yang diberikan Yerim. Bahkan bibirnya seolah bergerak mencari asupan yang akan membuatnya tumbuh besar, lagi dan lagi.

"Selamat datang, Nak..," ketika melihat putra ketiga yang bergerak akhirnya menemukan payudaranya, Yerim masih meneteskan air mata. Bayangkan betapa bingungnya ia satu minggu terakhir karena adik yang dinantikan Eunwo dan Chansoo tidak juga menandakan ingin keluar dari dalam rahimnya. Rasa sakit yang diakibatkan jarum jahit di bagian bawah tubuh sama sekali tidak sempat ia rasakan.

Jungkook mengelus kening Yerim, diberinya kecupan meski keringat masih menempel, bahkan selang kecil yang memberikan oksigen tambahan masih menempel di lubang hidung sang istri.

"Eunwoo menang," kata Yerim.

"Kenapa?"

"Adiknya laki-laki..," telapak tengan Yerim mengusap tubuh fragile yang ada di atas dada hingga perutnya saat ini. Tidak lama, suster mengambil lagi untuk dibersihkan dan diberi selimut.

Jungkook melihat tenaga medis bekerja dengan sangat baik, menoleh pada sang istri yang mengambil nafas panjang, Jungkook tersenyum sekali lagi.

"Hei, jangan tidur."

Yerim mengangguk melalui kedipan mata, tidak bisa dipungkiri, ia kembali meneteskan air mata saat Jungkook mengambil tangannya lalu digenggamnya erat.

"Anak-anak?"

"Mereka menunggu di luar," Jungkook mengelus permukaan telapak tangan Yerim. "Yerimie Mama yang sangat hebat!"

Mungkin bagi perempuan yang belum merasakan bagaimana susahnya mengandung dan melahirkan, pujian itu terdengar kurang. Namun bagi Yerim, kata-kata Jungkook barusan merupakan penghargaan tertinggi yang pernah diberikan suaminya itu.

"Kau tidak pingsan kan lihat darah?"

Jungkook mendesah pelan, dikecupnya punggung tangan Yerim, "yang berdiri di sini bukan Jungkook lagi, tapi Papa Jeon yang pemberani."

Jeon LittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang