09_Eunwoo Punya Cerita Bagian 2

5.7K 756 63
                                    

Eunwoo senang hari ini. Tadi selepas pulang dari rumah sakit, bocah laki-laki itu mendapatkan hadiah es krim karena benar menjawab pertanyaan berhitung Tante Bidadari Ayana. Es krimnya bukan yang sebatang, tapi satu boks dengan skup yang besaar. Eunwoo sampai dilirik Mama berkali-kali karena terlalu bersemangat, mulutnya sampai belepotan, termasuk bajunya. Untung Mama selalu bawa baju ganti ketika mengajak Eunwoo dan Dek Chansoo jalan-jalan. Sekarang Eunwoo sudah ganti kaos lain, bersih lagi deh. Omong-omong, Papa yang membela loh, makanya Eunwoo aman tidak diomeli lama-lama sama Mama.

Memang Papa Superheronya Kakak Eunwoo. Papa Super Keren!

Nah setelah puas makan es krim, Eunwoo tidak langsung pulang. Mama minta diantar belanja, Papa yang bertugas menggendong Dek Chansoo, sementara Eunwoo duduk di troli menjaga dompet Mama dan menata barang belanjaan agar rapi di dalam troli. Eunwoo kan anak pintar, setelah diberi es krim, tidak ada salahnya bantu Mama. Biar dapat es krim lagi. Yes!

Wajah Mama super serius, bibirnya sampai komat-kamit, berkali-kali bilang yang ini tidak jadi, yang ini saja, kenapa sekarang mahal? Duh, Eunwoo sampai bingung! Sebenarnya yang mau dibeli Mama apa saja sih? Eunwoo lama-lama capek lihat Mama mondar-mandir bicara sendiri. Sepertinya lebih enak dengan Papa yang duduk di bangku panjang sembari menjaga Dek Chansoo. Tapi kata Mama tidak boleh, nanti Dek Chansoo malah ribut minta gendong Mama kalau lihat Eunwoo di atas troli.

"Mama."

"Hem?"

"Eunwoo mau pasta gigi."

"Kan masih ada pasta giginya, Kak."

"Tapi Kakak mau rasa lain."

"Yang kemarin rasa apa?"

"Rasa stroberi."

"Terus? Mau beli lagi?"

"Mau, Ma. Tapi rasa yang lain."

"Rasa apa?"

"Cokelat, Eunwoo suka."

"Memang ada rasa itu?"

"Ada."

"Ha? Merk yang mana, Kak?"

"Ada kok, Eunwoo pernah lihat di televisi."

Mama terlihat serius, dilihatnya wajah Eunwoo, padahal kan Eunwoo tidak bohong. "Jangan ah, kalau rasa cokelat bisa-bisa dimakan sama Kakak."

"Memang bisa dimakan ya, Ma? Kakak mauuu!"

Nah, Mama sepertinya tahu ke mana arah pembicaraan Eunwoo. Karena ide brilian Eunwoo terlanjur terendus, akhirnya pasta gigi yang dibeli berubah menjadi rasa jeruk. Yah, gagal deh modusin Mama.

Setelah mendapatkan pasta gigi, Eunwoo mulai kehilangan konsentrasinya. Sepertinya mata Eunwoo berubah jadi berat sekali. Berkedip sekali, Eunwoo memilih untuk bersandar pada satu gulung tisu, empuk dan nyaman.

"Mama masih lama?"

"Iya sebentar. Kakak minta apalagi?"

Eunwoo menunjuk banana milk kotak, lalu Mama mengambilkan yang besar. Eunwoo tersenyum senang, tapi matanya kok tambah berat ya? Duh, sepertinya Eunwoo butuh bantal.

"Pak, bisakah saya minta daging sapi dua kilo? Bagian has saja.....,"

Sepertinya itu kalimat terakhir yang didengar Eunwoo. Trolinya sedikit jauh dari Mama, tapi Eunwoo tidak takut kok. Dompet Mama kan sudah diambil tadi. Jadi Eunwoo bisa memejamkan mata sebentar. Tugasnya sudah selesai.

Sebentar saja, Ma. Kakak ngantuk sekali.

..

"Putranya sampai ketiduran, Nyonya?"

Kim Yerim tertawa kecil, perlahan ia membetulkan posisi kepala Eunwoo, tetap membiarkan putranya di dalam troli sampai semua barang selesai dipindai. Jungkook mengeluarkan dompet dan memberikan Chansoo pada Yerim. Setelah semua selesai, Jungkook meletakkan barang-barang di dekat kaki Eunwoo. Sesampainya di mobil, Mama meletakkan Dek Chansoo di dalam kursi baby dan memasang sabuk pengaman, lalu ganti menggendong Eunwoo untuk diletakkan di kursi yang sama, bersebelahan dengan Chansoo.

"Belanjanya kelamaan, kasihan Eunwoo sampai tidur."

Yerim mengusap pipi Eunwoo, lalu ditutupnya pintu mobil dan beralih ke depan, berada di samping Jungkook yang mengemudikan mobil. "Tapi kan besok tidak perlu repot belanja lagi. Mumpung bisa keluar lama."

Jungkook melirik kaca spion, lalu menoleh ke samping. Dilihatnya Yerim membuka satu bungkusan berisi buah.

"A, buka mulutnya."

Jungkook membuka mulutnya lebar-lebar, diterimanya satu suapan melon oranye. Rasanya manis sekali. "Pulang sekarang?" Tanyanya sembari melihat belakang lewat spion samping.

"Hem, aku capek."

"Tenang, nanti Papa pijit kakinya."

Yerim berdecih, disuapkan sekali lagi potongan melon. "Tugas Papa nanti mandikan anak-anak, Mama mau masak."

"Oke!" Jungkook menatap ke samping, disempatkan sejenak memberikan kerlingan pada sang istri. "Apapun Papa lakukan buat Mama Jeon kesayangan."

Astaga! "Genitnya kumat."

"Haha!"

Ngantuk banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngantuk banget...

Jeon LittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang