15_Kejutan Buat Mama

5.6K 691 57
                                    

Dua mata bulat terbuka perlahan, tepat ketika kesadarannya mulai berkumpul, panggilan alam datang. "Aduh," katanya seraya menyingkap selimut lalu menurunkan dua kaki. Langkah kecilnya menapaki lantai menuju dapur. Setelah memastikan tidak salah melihat, ia mengucek mata. Kemudian binarnya semakin menyala saat menemukan Papa kesayangan sedang berpose mengocok sesuatu di dalam baskom, ada apron yang sudah menempel di tubuh.

"Papa kenapa di sini?"

Yang dipanggil Eunwoo mengerjap pelan, dihampirinya sang putra lalu ia menunduk. "Kakak kenapa sudah bangun?" Di luar salju sudah turun, jam lima pagi termasuk masih malam seharusnya, karena matahari terbit lebih lambat.

"Mau pipis, Pa." Eunwoo mendongak, "Papa masak? Mama mana?"

"Sst!" Jungkook meletakkan telunjuk di bibir, "jangan keras-keras kalau bicara." Nadanya berbisik.

"Kenapa?" Eunwoo tidak kalah berbisik, meletakkan telunjuk pada bibirnya. Pokoknya mirip sekali sama Papa.

"Pipis dulu, terus ke sini bantu Papa."

Eunwoo mengangguk patuh, lalu berjingkat menuju kamar mandi. Yerim sepertinya terlalu lelah jaga semalam karena Chansoo demam. Maka dari itu Jungkook gunakan waktu pendek ini untuk membuat sarapan, mumpung libur hari Sabtu.

Kembali pada teflon, telapak tangan Jungkook dilebarkan merasakan hawa panas dari api kecil. Perlahan ia memasukkan adonan telur yang akan diubah menjadi omelet. Bacon akan menyusul setelah ini. Maunya sih sarapan ala orang Amerika, karena Jungkook tidak terlalu paham bumbu ala Korea, maklum karena terlalu tergantung pada sang istri. Kalau hidangan sarapan ala Barat kan simple, cukup ada roti, telur, daging iris, merica, saus, madu, susu, sayur beku, bisa disulap jadi beberapa menu.

Oke sip! Chef Jungkook siap mengorbit.

"Papa...," suara bisikan Eunwoo mengagetkan Jungkook.

Klontang!

Duh, Kakak! Jungkook segera mengambil spatula yang terjatuh menyenggol baskom. "Bikin kaget."

Eunwoo meringis, "maaf, Papa."

"Maaf diterima. Sekarang bantu Papa."

"Papa masak apa sih?" Eunwoo mendekat pada kompor listrik. "Baunya enak."

"Ini omelet sayur untuk Mama."

Eunwoo menelan ludah. "Kakak lapar."

"Nanti, Kak. Masih kepagian."

"Kata Mama tidak baik menunda makan kalau sudah lapar, Pa." Eunwoo itu ingat semua pesan Sang Mama. Ingatannya menjadi sangat baik kalau menyoal kegiatan perut. Masih ingat kan pesan untuk Paman Jimin yang tidak baik menunda untuk mengeluarkan pup?

Jungkook dan Eunwoo saling pandang. "Kak."

"Em?"

"Tahu tidak hari ini tanggal berapa?"

"Eum..., tanggal dua puluh satu. Iya, Pa?"

Jungkook menggeleng, "sekarang tanggal dua puluh dua."

"Oh, Kakak salah hitung." Eunwoo mengerti kesalahan jawabannya. Tapi apa pentingnya?

"Dua puluh dua bulan apa coba?" Jungkook bertanya lagi.

"Dua puluh dua bulan Desember." Eunwoo melihat ke arah jendela, "saljunya sudah turun." Tunjuknya dengan mata mengerjap-erjap kembali pada teflon dan piring.

Ugh! Rasanya gemas melihat mata Eunwoo yang tertuju pada omelet yang sudah jadi. Jungkook masih harus membuat dua lagi sebelum roti bakar matang. "Kakak tahu dua puluh dua Desember hari apa?"

Jeon LittleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang