Part 9 - Hari yang...

1.2K 147 90
                                    

Ketika bertemu denganmu lagi setelah sekian lama, entah kenapa membuatku takut, Takut menjatuhkan hatiku terlalu dalam dan juga takut kehilangan untuk yang kesekian kalinya.

****

Ghea sudah berada di depan pintu UKS bersama Glen, Axel dan Saka. Axel membawa tas milik Alda dan Alvino dengan hati yang masih kesal karena kalah dalam permainan kertas, gunting, batu, dengan Dirga dan Glen. Mau tak mau Axel pun harus menerima hukuman dengan membawa tas milik Alda dan Alvino, menyebalkan sekali bukan?

Kini Ghea, Axel, Glen, dan juga Dirga melangkahkan kakinya ke tempat Alvino dan Alda yang tampaknya sedang berbicara. Namun sepertinya mereka berdua tak menyadari kehadiran Ghea dkk. Sampai pada akhirnya tepukan Glen di pundak Alvino mengagetkan kedua insan yang tadinya tengah membicarakan sesuatu itu.

"Ngapa muka ngana gak biasa gitu?" tanya Glen.

"Bikin kaget orang aja lo kambing," dumel Alvino kesal.

"Ya abis lo asik-asikan pacaran di sini sedangkan sahabat-sahabat tercinta lo ini malah di suruh bawain tas, cem babu." Glen ikutan kesal.

"Mohon maaf ya untuk Mas dan Mbak kalau kalian mau protes harap bayar jangan protesnya doang tapi kalian gak bayar," kata Alvino.

"Lah apa hubungannya?" tanya Glen bingung.

"Ya kan kalian protesin hidup gue, gue hidup kan juga perlu duit jadi ya bayar saja jangan banyak protes," jelas Alvino

"Ogah, mending duitnya buat beli kolor baru daripada bayar hidup lo," kata Glen.

Alvino menepuk bahu Glen pelan. "Miris gue sama orang orang kaya lo Len"

"Mirisnya?" tanya Glen.

"Bisa ngomentarin tapi gak bisa ngelakuin," kata Alvino enteng.

Jika tak ingat bahwa Alvino adalah sahabatnya sepertinya Glen akan mencakar wajah Alvino saja detik ini juga.

Seketika tawa mereka pecah menjadi satu saat melihat muka Glen yang masam.

'Orang-orang kek gini boleh dicubit jantungnya gak sih, greget gue!' umpat Glen dalam hati.

"Sabar ya Len, ngadepin temen laknat macem Vino," celetuk Alda.

"Yang lo bilang laknat itu siapa ya?"

"Hehe Vino ganteng deh hari ini," puji Alda sambil mengedipkan sebelah matanya mengalihkan pembicaraan.

"Gak usah ngalus deh. Gak usah ngedip juga, gak bakal mempan," kata Alvino.

"Vino marah sama Alda?" Alda mulai menundukkan kepalanya

"Nggak."

"Udah-udah jangan ribut disini, kalian kaya anak kecil tau gak," cetus Ghea.

"Ghe, pulang sama siapa?" tanya Saka

"Rendi," jawab Ghea singkat.

"Kasian amat lo Sak, dari dulu gak pernah direspon Ghea."

"Ya pantes sih Ghea milih Rendi dari pada lo, Rendi kan ganteng, kapten basket dan yang paling penting kelakuannya gak bobrok kayak lo," celetuk Glen.

Davino [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang