Part 16 - Siapa Mereka?

983 85 26
                                    

Aku hanya bisa mencintaimu melalui tindakan, bukan perkataan. Karena bagiku, tindakan lebih bisa di buktikan daripada perkataan.
_______________________________

*****

Alda berjalan sendirian malam ini dengan membawa bucket bunga yang di terimanya, perasaannya mulai tak enak sejak tadi. Seperti ada yang mengikutinya, tetapi Alda masih berjalan santai seperti biasa, ini tak-tiknya agar membuat orang ini terjebak oleh permainannya sendiri.

Alda memutar langkah kakinya menuju gang sepi, ia melangkahkan kakinya cepat dan bersembunyi di balik tembok besar di salah satu rumah yang ada di gang tersebut.

"Kemana dia?" Suara itu terdengar jelas di telinga Alda, itu suara lelaki, Alda yakin itu. Tapi siapa lelaki itu? Apakah dia berniat membunuhnya? Tapi mengapa?

"Mungkin ke arah sana." Suara yang berbeda membuat Alda merasa sedikit takut, mereka sebenarnya menginginkan apa dari Alda? Apa Alda membuat kesalahan kepada mereka?

Di tengah ketakutan yang melandanya, Alda berusaha untuk tetap tak mengeluarkan suara sedikit pun. Tak lama terdengar suara derap langkah kaki yang menjauh pun membuat Alda merasa lega, sepertinya mereka mencari dirinya di tempat lain.

Alda memberanikan diri untuk keluar, ia menengokkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, aman. Mereka sudah tak mengejarnya, dengan langkah santai ia pun pergi dari tempat persembunyiannya.

Tetapi baru beberapa langkah Alda berjalan, tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah tangan menutup hidungnya dengan sapu tangan. Bucket bunga yang di pegangnya sejak tadi pun terjatuh. Tidak, dia tidak boleh menghirup aromanya, karena Alda tahu di sapu tangan itu ada bius yang bisa membuat Alda tak sadarkan diri.

Karena tak ingin di sekap oleh mereka, Alda menginjak kuat salah satu kaki lelaki yang menutup hidungnya menggunakan sapu tangan, lelaki itu melepaskan tangannya dari wajah Alda.

Menyadari ada celah untuk kabur, Alda pun berlari sekuat tenaga, kedua lelaki itu pun mengejarnya. Alda tak tau harus berlari ke arah mana yang terpenting sekarang adalah ia harus mencari pertolongan, tidak mungkin kan dia melawan 2 orang lelaki itu sendirian? Terlalu beresiko, apalagi Alda tidak bisa menjamin apakah kedua lelaki itu tidak akan menyerangnya menggunakan senjata tajam.

Dengan berlari sekuat tenaga, Alda berharap lolos dari kejaran dua orang itu.

Sampai akhirnya ...

Brukkk!

Karena tak memperhatikan jalan, Alda pun menabrak seseorang, ia pun terjatuh dengan posisi terduduk, walau begitu, Alda langsung mencoba berdiri karena tak ingin di tangkap oleh kedua lelaki yang tadi mengejarnya.

"Aw!" pekik Alda ketika mencoba berdiri.

Lelaki yang di tabrak Alda pun menoleh ke sumber suara, itu adalah Alvino. Tadinya ia akan ke cafè karena sejak di rumah ia tidak tenang, fikirannya selalu dipenuhi dengan Alda. Alvino berdiri dengan menahan sakit di pantatnya, ia menghampiri Alda yang masih terduduk dan meringis kesakitan.

"Kalo gak bisa berdiri, minta tolong ke orang lain apa susahnya." Alvino mengulurkan tangannya ke depan wajah Alda. Gadis itu mendongak, melihat Alvino ada disini entah mengapa membuatnya aman.

Alda menerima uluran tangan Alvino dan mencoba berdiri namun gagal, mungkin karena mereka bertabrakan cukup kencang.

Alvino menghela nafas sejenak, ia membalikkan badannya dan berjongkok, Alda yang hanya melihat punggung Alvino pun bingung. "Ayo naik!" titah cowok itu.

Davino [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang