Hyemi terduduk lemas dengan masih menempelkan handphone di telinga nya.
"Ayah..." Ucap nya tercekat.
"Sepertinya korban sengaja menggantung diri dengan seutas tali saat tahanan yang lain sudah tertidur, Nona." Jelas petugas polisi di seberang telepon.
Hyemi menggelengkan kepalanya, menolak fakta yang ia dengar.
"Dengan ini kami menyimpulkan bahwa korban meninggal karena bunuh diri."
Hyemi masih hanya menangis.
"Kami harap, Nona bisa segera datang ke kantor polisi untuk mengurus jenazah juga dokumen-dokumen korban."
Tangan yang menyangga handphone tadi ikut terjatuh, dengan panggilan yang Hyemi putus secara sepihak.
Lagi, kedua mata nya memproduksi buliran air mata yang deras. Berjatuhan melewati kedua pipinya, diiringi sesenggukan suara isakan tangis yang terdengar amat perih.
Hyemi menyentuh dada kirinya, tempat dimana jantungnya berada. Rasanya sesak. Sangat.
Ia tak pernah rela kehilangan Ibu kandungnya, dan sekarang, Tuhan justru ikut mengambil Ayahnya.
Hyemi akui, ia pernah merasa begitu tersakiti dan di kecewakan oleh kedua orang tuanya, ia bahkan pernah membenci mereka.
Tapi, Jika Hyemi tau akan sesakit dan sepedih ini kehilangan kedua orang tuanya, maka, Hyemi akan sangat bersedia untuk merasa sakit dan kecewa, asal keduanya tetap hidup.***
Disisi lain,
Min Yoongi berdiri menatap pantai di hadapannya dari balkon sebuah hotel yang saat ini ia tinggali.
Entah apa yang terlintas di pikirannya kemarin. Ia pasti sangat marah dan kecewa dengan pertengkarannya dan Hyemi yang baru saja terjadi, sampai-sampai ia bahkan tidak menolak saat Bang PD menyarankan dirinya dan Irene untuk berlibur berdua di pulau ini.
Irene bersamanya sekarang. Di kamar hotel yang lain maksudnya.
Seharian kemarin mereka sudah menghabiskan banyak waktu berdua, dengan Irene yang terus menempel pada Yoongi.
"Banyak paparazzi." Alasannya yang membuat Yoongi membiarkan perlakuan tersebut.
Ini sudah hari ke-2 (Dua) nya pergi dari Seoul. Berharap bisa sedikit menenangkan dan menjernihkan pikirannya sejak pertengkarannya dengan Hyemi.
Namun sedari kemarin, bahkan saat baru sampai di pulau ini, Yoongi tak bisa untuk menghapus Hyemi dari pikirannya.
Kini justru ia sangat cemas, entah kenapa rasanya sangat tidak nyaman.
Mengingat hal ini pasti sudah menjadi berita hangat sekarang.
Yoongi menundukkan kepala nya.
Bayangan Hyemi yang menangis malam itu, dengan raut wajah kecewa nya.
Bisa-bisanya Yoongi malah kabur dan berlibur bersama wanita lain.
"Dasar Brengsek." Desisnya memaki diri sendiri.
Kembali mengangkat kepalanya yang kali ini menatap langit cerah, Yoongi membatin.
Apa Kau masih menangis sekarang?
Aku begitu menyakitimu, ya?
Aku minta maaf.
Hyemi-ya, Aku cemas.
DING DONG🎵
Suara bell pintu kamar hotel Yoongi menyadarkan lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE [SELESAI]
FanfictionRank; 180518 #49 - {struggle} 310718 #25 - {struggle} 130219 #11 - {struggle} Ketika mereka bersama, mereka sangat bahagia. Mereka benar-benar bebas tertawa, pergi kemanapun dan sejauh apapun sambil terus berpegangan tangan. Tapi, begitu mereka be...