Yoongi POV
Sudah hari ke 10 (Sepuluh) aku melakukan rutinitas seperti ini.
Memantau Hyemi.
Selama itu pula aku belum bisa bertemu dengannya. Jadwal padatku baru akan selesai 2 (Dua) hari lagi.
Perjanjian sepihak Bang PDnim membuat aku harus menahan niat untuk berlari dan memeluk Hyemi-ku saat ini juga.
Untuk mendukung hal itu aku memutuskan untuk pergi sendiri dan mengamati Hyemi dari balik kaca jendela mobil staff BigHit.Dari posisiku sekarang, aku bisa melihat Hyemi dengan jelas.
Ia bolak-balik dari satu meja ke meja lainnya untuk mengantar minuman atau sekedar mencatat pesanan.
Rambut sebahu warna brown copper miliknya ia cepol asal.
Ia juga mengelap beberapa kaca dari cafe tersebut. Sesekali ia mengusap tetesan keringat yang mengalir melewati pelipisnya menggunakan punggung tangannya.Aku menghela napas kasar. Ada rasa kecewa dalam diriku dengan apa yang aku lakukan sekarang.
Aku bahkan hanya bisa mengamatinya dari balik kemudi.Aku sudah tau kalau Hyemi memang perempuan yang sangat bekerja keras, dia tidak ingin bergantung atau merepotkan orang lain. Termasuk aku, kekasihnya.
Kenapa aku tidak melarangnya atau membatasinya?
Karena Hyemi pasti akan sangat tidak senang dengan mengatakan hal seperti--
"Yoongi-ya, saat ini bukan kewajibanmu untuk menanggung biaya hidupku. Jangan jadikan kata cinta dan sayang mu sebagai alasan untuk memaksakan hal itu. Karena aku tetap menentangnya, sayang."
--Yang kemudian akan aku telan mentah-mentah. Dan aku "Iya"kan setiap perintahnya. Katakan bahwa aku memang sangat mencintai Hyemi. Karena memang begitulah adanya.
5 (Lima) menit sebelum jadwal ku hari ini dimulai aku baru sampai di gedung BigHit. Yang tentu saja Bang PDnim segera menceramahiku dengan berbagai kalimat.
"Kau benar-benar ingin membuat aku marah ya?" Tanya nya tegas saat aku baru duduk di sebuah ruangan. Kali ini ia menegurku di depan salah satu staff yang mobil nya aku (paksa) pinjam. "Semua fasilitasmu sudah aku sita. Tapi sekarang kau malah berani meminjam mobil staff ku untuk menemui jalangmu?"
Aku sudah tak mendengarkan kalimat kebencian yang ia lontarkan padaku, tapi pada Hyemi..
"Kau tau, acara ini hampir batal karena kau yang tak kunjung datang. Aku hampir mengeluarkan sejumlah uang ganti rugi hanya karena nafsumu yang ingin bertemu dengan wanita rendah itu."
"Cukup." Ucapku.
Aku berdiri dari dudukku, dan mendekatinya dengan tatapan tajam ku.
"Ku bilang, kalau kau muak padaku. Adalah hak mu untuk membuangku.Tapi hak ku untuk melindungi wanitaku. Ku selesaikan jadwal gila mu ini. Setelah itu, biarkan aku pergi."
"Kau benar akan pergi?" Tanya nya dengan kekehan mengejek.
"Kau tau kalau aku tidak pernah main-main dengan perkataanku, kan. Bang Si Hyuk-ssi."
Aku melangkah keluar dari ruangan tersebut sebelum berhenti dan berbalik pada Bang PDnim.
"Satu lagi." Ucap ku. "Wanitaku, bukan jalang. Dia, Nam Hyemi. Dia juga tidak rendahan. Hyemi-ku bahkan bisa dibilang mempunyai harga diri yang lebih tinggi dibandingkan dirimu."
Setelahnya aku mencoba untuk se-profesional mungkin menyelesaikan deretan jadwal yang harus aku jalani sendiri tanpa ke-enam anggota lainnya.
Sudah pukul 02.10 AM di hari berikutnya saat aku duduk di depan cermin untuk bersiap menghadiri acara untuk jadwal terakhir hari ini. Terdengar beberapa kebisingan sebelum aku menyadari kedatangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE [SELESAI]
FanfictionRank; 180518 #49 - {struggle} 310718 #25 - {struggle} 130219 #11 - {struggle} Ketika mereka bersama, mereka sangat bahagia. Mereka benar-benar bebas tertawa, pergi kemanapun dan sejauh apapun sambil terus berpegangan tangan. Tapi, begitu mereka be...