19. KITA CUMA PUNYA SATU SAMA LAIN SEKARANG.

28 22 8
                                    

Hyemi tidak bisa tidur kemarin malam, kalau ia tak memaksa Hani untuk pergi tidur, mungkin juga Adik perempuan satu-satunya itu akan terjaga semalaman seperti dirinya.

Beberapa pasang baju milik Ayahnya berada dalam pangkuan Hyemi saat ini, suasana dalam dirinya masih berkabung, ia masih sedih mengingat kepergian Ayahnya, mengingat Tuhan kembali membawa 1 (Satu) lagi orang yang Hyemi sayang.

Hyemi kembali menangis, terisak dengan memeluk baju Ayahnya.

Sampai sebuah pelukan hangat penuh kasih sayang mendekap Hyemi dari belakang.

"Onnie." Suara Hani terdengar. "Aku juga sangat sedih, kini Ayah telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya, seperti bagaimana Ibu pergi. Tapi kita masih punya satu sama lain. Onnie bisa bersandar padaku, begitupun sebaliknya."

Hyemi menghapus air mata nya kemudian membalikan tubuhnya, menghadap wajah tegar Hani.
Mengelus sayang pipi Adiknya, yang perlahan memaksa Hyemi kembali menangis.

Membawa Hani dalam dekapannya, Hyemi menumpahkan kesedihan serta kekhawatirannya tersebut.

"Kita akan baik-baik saja, Onnie." Tegas Hani, yang mencoba percaya pada ucapannya sendiri.

Tangan Hani mengelus punggung Hyemi, menenangkan Kakak nya dengan menahan air mata nya.

*

"Tak ada lagi yang Onnie perlukan?" Tanya Hani.

Hyemi hanya menggeleng.

"Baiklah, Aku pergi sebentar."

"Hati-hati."

Dengan izin sang Kakak, Hani keluar rumah untuk membeli beberapa makanan di supermarket terdekat. Seingat Hani, sejak kemarin mereka (R=Hani&Hyemi) memang belum makan.

Hyemi yang berada di rumah sendirian menyibukkan diri dengan membereskan baju-baju milik Ayahnya. Niatnya, semua itu akan ia sumbangkan kepada yang lebih membutuhkan.

Hani bilang--

Tak baik berlarut dalam kesedihan, toh semua yang hidup juga pasti akan mati.
Yang sudah pergi biarlah pergi, sekarang waktunya untuk menyayangi dan mengasihi yang masih ada.

--Hyemi sedikit tersenyum mendengar Hani mengatakan kalimat tersebut, yang Hyemi ingat, kalimat tersebut adalah ucapannya pada Hani saat Ibu mereka meninggal beberapa waktu lalu.

Juga menjadi dorongan untuk dirinya dan Hani agar bersikap lebih baik pada Ayah mereka.

Namun, Tuhan punya rencana dan kehendaknya sendiri. Bahkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan keluarga tersebut belum diizinkan-Nya.

TOK..TOK..TOK

Suara ketukan pintu menyadarkan lamunan Hyemi.

"Noona, Kau ada didalam?"

Hyemi lantas melangkahkan kaki nya untuk membukakan pintu.

Raut wajah khawatir Lucas adalah yang pertama Hyemi lihat, sebelum kini dirinya terkungkung dalam dekapan laki-laki muda itu.

"Noona, Aku minta maaf." Ucapnya. "Aku benar-benar minta maaf."

Dengan lembut, Hyemi melepaskan dirinya dari pelukan Lucas.

"Duduk dulu. Kau baru sampai, kan?"

Mereka (R=Lucas&Hyemi) masih terperangkap dalam keheningan setelah Hyemi datang dengan 2 (Dua) gelas Air mineral yang ia suguhkan untuk Lucas juga dirinya.

Duduk berdampingan, Lucas menunduk dengan jemari yang saling bertaut.

Seperti tersadar, Hyemi lantas berucap. "Oh, harusnya Aku bawakan Kau minuman yang lain, Kau kan bos ku. Sebentar." Ucapnya.

STRUGGLE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang