22. PEMIKIRAN.

26 20 11
                                    

"Hani-ya..." Ucap Hyemi sedikit terkejut begitu membuka pintu rumahnya.

Di hadapannya, Hani berdiri dengan pipi yang basah bekas air mata. Dengan segera Hyemi memeluk Adik perempuannya tersebut.
Dengan isakan air mata yang perlahan terdengar dari kedua nya, pelukan Hyemi begitu erat, khawatir sesuatu yang buruk terjadi lagi.



Kini Hyemi tengah membuatkan makanan untuk Hani.

Mereka sedikit mengobrol tadi. Tepatnya, Hani yang bercerita,
tentang seseorang tak dikenal yang tiba-tiba membawa paksa Hani ke dalam sebuah mobil dan berakhir dalam kamar Hotel.

Beruntungnya Hani tidak memiliki luka apapun, Bang PDnim dan mungkin orang suruhannya memang tidak melukai fisik Hani. Tapi pasti, Hani merasa takut dan mungkin mengalami trauma.

Hani juga bercerita, kalau selama disana, ia hanya bertemu dengan 2 (Dua) pria yang membawa nya ke dalam mobil.

Jadi, Hani mungkin tidak tau siapa dalang di balik kejadian ini.

Dua pria itu juga pasti yang membawaku menemui Bang PDnim kemarin.



"Eonnie..." Ucap Hani dengan memeluk sang Kakak dari belakang.

"Oh, kau sudah selesai mandi." Tanya Hyemi yang dijawab anggukan oleh Hani. "Duduklah, dan makan ini." Perintah Hyemi menggiring Hani ke sebuah kursi.

Tersenyum senang sambil menemani sang Adik yang kini sedang makan di hadapannya, tiba-tiba Hyemi teringat Yoongi.

Jelas sekali kalau Yoongi terlibat atas kembali nya Hani.

Sebenarnya, apa yang terjadi?

Kenapa Bang PDnim sampai berani melakukan hal seperti ini?

Apa benar Yoongi Oppa akan berhenti dan keluar dari agensi itu?

Tapi karena apa?


Lewat pikiran-pikiran bingung mengenai Yoongi, Hyemi jadi sedikit tersadar, kalau selama ini ia tak tau banyak mengenai kekasihnya itu.

***

Malam itu, selesai Yoongi berdiskusi dengan kepala panas bersama Bang PDnim. Ia ditarik paksa pulang ke dorm oleh Seokjin.

"Ceritakan padaku." Pinta Seokjin begitu kedua nya telah memasuki dorm.

Masih memunggungi Seokjin, Yoongi menjawab, "Soal apa?"

"Semuanya. Mulai dari sebab dan akibat. Aku tak mau ada yang terlewat."



Duduk bersama di sebuah sofa dalam kamar Yoongi, ia pun membuka pikirannya pada Seokjin.

Mulai dari ia yang tak suka saat Bang PDnim mencampuri kehidupan pribadinya, sampai menceburkan dirinya dalam skandal dengan seorang idol wanita.

"Aku lelah, Hyeong."



"Aku merasa ia sudah tak memperlakukanku selayaknya manusia. Ia tak adil. Aku berpikir bahwa ia merasa ia telah membeliku. Hidupku, berjalan sebagaimana keinginannya."

Menghela napas kasar, Yoongi beralih menatap Seokjin yang berada di sampingnya, "Aku hanya hidup sekali, Hyeong. Aku ingin hidup, dalam hidupku."

"Jadi kau benar-benar ingin berhenti?"

Yoongi diam, menatap Seokjin.

Memposisikan diri menghadap Yoongi, Seokjin kembali berbicara, "Yoongi-ya, Aku mungkin tak layak mengatakan kalau Aku mengerti apa yang kau rasakan. Karena memang Aku tak pernah berada dalam posisimu."



"Tapi, ini mimpi mu." Ucap Seokjin dengan menepuk bahu Yoongi. "Ini mimpimu, bahkan jauh sebelum kau bertemu Hyemi, kan?"

"Hyeong—"

"Kau yang bilang, kalau Hyemi mendukungmu dalam musik. Lagipula, untuk sampai ke titik ini, kau sudah mengorbankan banyak hal. Kau bahkan mampu bertahan melawan depresi mu, kau telah lahir kembali untuk menjadi Yoongi yang baru." Seokjin menjeda kalimat nya. "Karena musik, kita bertemu Yoongi-ya. Kau, Aku, juga member Bangtan yang lain."



"Kau tau "Bangtan" itu sendiri lebih kuat dibanding keinginan orang-orang diatas nya, kan? Kau masih punya kami. Kau selalu bisa berbagi apapun pada kami. Bukan hanya bahagia mu, tapi juga marah mu, bingung mu, sedih mu."

"Aku hanya muak berurusan dengan Bang PDnim, Hyeong." Kesal Yoongi yang menunduk setelah mengacak rambut nya.

Seokjin pun ikut menunduk, "Setidaknya bicarakan lebih dulu dengan kami." Desis nya.

Mendongak dan bertemu pandang, Seokjin kembali berucap, "Seperti kau yang menginginkan kehidupan dalam hidup mu, tentu setiap orang pun begitu. Tapi kumohon... kumohon sekali lagi pikirkan baik-baik. Untuk mu, untuk Bangtan, dan untuk Hyemi."

Menepuk sekali lagi pundak Yoongi, Seokjin meninggalkan ruangan.

Meninggalkan Yoongi dengan pikirannya.

***

Yoongi masih belum memutuskan, tapi untuk sementara ia tetap mengikuti jadwal yang sudah dirancang untuk Bangtan.

Tetap perform on stage, maupun off stage bersama Bangtan. Tetap memperlihatkan ekspresi bahagia nya kepada fans mereka.

Namun kekhawatiran mengenai beberapa hal tentu masih ada. Ia bahkan tak cukup nyali untuk menghubungi Hyemi.

Kabar terakhir yang ia dengar hanya, Hani sudah selamat sampai rumah.



Menyenderkan kepala ke kaca mobil yang Bangtan tumpangi untuk pulang ke dorm, Yoongi melihat handphone nya saat benda persegi itu bergetar.

My Dumolid
Apa kabar, Oppa?
Bisa kita bertemu hari ini?

Mendapati Hyemi yang lebih dulu menghubungi nya setelah beberapa hari, Yoongi sedikit terkejut. Ia kemudian membalas pesan tersebut dengan mengatakan bahwa malam ini akan menemui Hyemi.






Yoongi yang berpikir bahwa penculikan Hani terjadi karena dirinya, sangat berharap Hyemi akan memaafkannya.

Maka, seperti yang sudah di janjikan, Yoongi menemui Hyemi dirumah gadis itu.





010419

STRUGGLE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang