23. KEPUTUS(ASA)AN.

17 18 11
                                    

Yoongi membiarkan dinginnya angin malam menyentuh rambut hitamnya itu. Menuruni sebuah taksi, dengan langkah sedikit ragu namun memberanikan diri menuju rumah Hyemi.

Sesampainya di tujuan, ia mengetuk pintu rumah Hyemi dengan tangan yang saat itu terlapisi Hoodie hitam yang ia kenakan.

Senyumnya mengembang begitu pintu di buka, namun sekejap luntur kembali menjadi raut wajah terkejut juga bingung.

"Oh, Yoongi Oppa." Sapa Hani, Adik Hyemi.

Tanpa sadar, Yoongi hanya menatap Hani dan menghiraukan sapaannya.
Ia bahkan mengambil 1 (Satu) langkah mundur dari posisi nya. Yoongi merasa sangat bersalah, detik berikutnya ia justru merasa takut. Takut kalau-kalau Hani kembali mengalami hal sulit lagi karena dirinya.

"Oppa..." Panggil Hani sekali lagi dengan melambaikan tangannya di hadapan Yoongi.

Dengan mata kecil nya, Yoongi mengedip, namun hanya menjawab Hani dengan gumaman.

"Mau bertemu Hyemi Eonnie ya?"

Yoongi mengangguk.

"Masuklah dulu, Eonnie sedang ke minimarket sebentar." Pinta Hani dengan lembut.

"Yoongi Oppa." Hyemi memanggil Yoongi tepat saat pemuda itu akan melangkahkan kaki nya. Berjalan mendekat dengan membawa beberapa hal dalam sebuah kantung, ia kemudian memberikannya pada Hani.

"Eonnie akan bicara dengan Yoongi Oppa di luar sebentar, kau masuklah dulu. Jangan lupa kunci pintu nya." Titah Hyemi pada sang Adik.



Ada sebuah tanah lapang dengan beberapa kursi di sekelilingnya yang jarak satu-sama-lainnya cukup jauh.
Hyemi membawa Yoongi ke tempat itu.

Saat Hyemi sudah duduk di salah-satu kursi, Yoongi izin untuk membeli beberapa minuman hangat.

Tak lama kemudian pemuda itu kembali dengan 2 (Dua) hot coffe di tangannya.

Duduk berdampingan, dengan bergantian menyeruput hot coffe di masing-masing tangan mereka, sambil sesekali melihat taburan bintang yang terpencar pada langit malam itu. Kedua nya menyiapkan diri dan hati untuk memulai pembicaraan.

"Kenapa kau ingin berhenti?" Akhirnya Hyemi memecah keheningan. Yoongi menoleh, karena Hyemi yang berbicara, juga karena kalimat yang Hyemi ucapkan tanpa menyematkan panggilan untuknya seperti biasa.

"Apa?"

Kedua nya kini berpandangan.

"Bermusik. Kenapa kau ingin keluar dari Bangtan?"

Yoongi menghela napas dan mengalihkan pandang. "Hanya ingin."

"Beritahu Aku." Pinta Hyemi memaksa Yoongi kembali menatap nya. "Beritahu Aku alasannya. Bukankah kau menyukai nya, musik?"

"Aku menyukai nya." Jawab Yoongi lembut. "Aku menyukai musik, tapi, Aku tidak menyukai orang-orang yang meng-atas-nama-kan musik untuk menguntungkan diri mereka sendiri."

"Apa selama ini... kau kesulitan? Segalanya berat untukmu?"

"Dibanding dirimu, Aku tak pantas mengeluh, Hyemi-ya."

"Maaf." Ucap Hyemi tiba-tiba.

"Tidak. Jangan meminta maaf, kau tak punya salah apapun."

Hyemi menunduk, kembali memikirkan beberapa kata yang bisa ia ungkapkan. Sejujurnya, sedaritadi ia merasa asing dengan situasi mereka (r=Yoongi&Hyemi) saat ini.

STRUGGLE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang