-5-

3.4K 92 4
                                    

Langsung baca yoo:)

⚡⚡⚡

1 Minggu berlalu...

Sekarang mereka sudah ada di istana mereka. Rumah.

"Bang Atta, bawain koper Qahtan dong. Qahtan capek nih." Qahtan menyuruh Atta lalu langsung masuk rumah.

"Adik negara berkembang gini ya." Batin Atta.

"Udah bang angkat aja. Hahaha" Thariq tertawa jahat.

"Yang ini apalagi. Adek lucknut" Atta melirik sinis.

"Thariq Atta ngapain sih? Cepetan masuk. Ngapain di pintu aja. Heran." Cerocos umi.

"Iya miii"

⚡⚡⚡

Ruang keluarga.

"Besok kalian mulai sekolah ya?"

"Iya mii" Saaih, Fatimah, Fateh, Muntaz, Saleha, Qahtan. Menjawab malas.

"Kalo sekolah gaboleh males. Inget, sukses butuh proses, bro" Atta menasihati dengan sombong.

"Iya bang iya. Yaudah, Atim keatas dulu. Mau nyetrika baju sekolah buat besok." Atim nyelonong ke atas.

"Kalian ga nyetrika baju juga?" Umi bertanya kepada lima anaknya.

"Nanti ah"

"Jangan nyia nyiain waktu. Time is money." Thariq menasihati.

"Iya deh iya"

⚡⚡⚡

"Kak, ada pewangi pakaian ga? Punya Fateh sama Muntaz abis nih hehe" Fateh mengeluarkan cengiran khas nya. "Ada nih" Fatim mengambil 1 renteng pewangi pakaian lalu diberikan kepada adiknya itu.

Setelah selesai nyetrika semua seragamnya, Fatim lapar. Ia memesan KFC.

20 menit kemudian pesanan Fatim datang ke rumah. Tentu saja ia delivery order. Karena Fatim paham, kakak kakaknya pasti tidak ada yang mau mengantar. Hffft. Fatim mengeluarkan uang 50 ribu. Setelah itu ia langsung ngacir ke kamar tanpa sepengetahuan siapapun. Soalnya kalo ketahuan bisa langsung diembat deh tu makanan.

Fatim langsung memakan yang ada di kotak itu. Ada burger, Coca cola, dan French fries. Fatim langsung melahapnya. Tanpa sepengetahuan siapapun. "Amannnnn yes." Fatim berteriak saking senengnya. "Suara apaan tuh?" Thariq mendengar. Thariq langsung membuka pintu kamar Fatim yang tidak terkunci. Iya, Fatim lupa saking bahagianya. Fatim belum menyadari adanya Thariq. Karena posisi ia makan membelakangi pintu kamar.

"Makannya lezat banget ya?"

"Iya lahh" Fatim menjawab apa adanya.

"Ehh, bang Thariq hehe." Cengir Fatim.

"Mau dong French fries nyaaa" rengek Thariq.

"Nih" Fatim memberikan Thariq French friesnya. Mending kehilangan satu French fries daripada kehilangan semua makannya.

"Atim tinggal shalat dulu ya bang." Atim ke kamar mandi lalu mengambil wudhu. Setelah wudhu, ia segera mengambil mukenah dan sajadah yang ada di laci. "Loh? Bang Thariq udah gaada?" Fatim geleng geleng kepala. Selesai shalat ia ke kamar umi untung meminta sesuatu.

Gen Halilintar Squad [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang