-26-

1.7K 73 3
                                    

Spontan, Sohwa dan Sajidah menengok ke belakang untuk melihat masakannya.

"ASTAGHFIRULLAH GOSONG!" Mereka teriak kaget.

"Mangkanya kalo masak ya masak, jangan berdebat mulu kerjaannya, huuu" Fateh menyoraki kakaknya.

"Ya maap" ucap mereka sambil membereskan alat dapur.

"Soh, Jid, masakannya udah jadi belum? Kok lama banget sih?" Umi keluar dari kamarnya lalu menuju dapur.

"Masakannya gosong mi" Fateh melirik Sohwa dan Sajidah.

"HAH?!"

"Iya mi, maaf ya" Sajidah menunduk lesu.

"Yaudah gapapa, kita sarapan di luar aja yu" umi mengelus pundak mereka.

"Yeeee!! Aku panggil yang lain ya mii"

Fateh segera ke atas untuk memanggil yang lainnya.

Tak butuh waktu lama untuk memanggil saudaranya. Mereka langsung ke bawah untuk bersiap sarapan.

"Kok kita sarapan di luar sih mi? Emang kenapa?" Thariq heran.

"Masakannya gosong" umi tertawa kecil lalu melirik Sohwa dan Sajidah.

Thariq menggelengkan kepala melihat keduanya cengengesan.

Mereka sudah berada di satu resto yang lumayan terkenal dan terbesar di Jakarta.

Mereka duduk di kursi yang sudah dulu di booking oleh abi.

"Keluarga Halilintar?" Seorang waiters mehampiri mereka. "Makanannya sebentar lagi datang dan ini minumannya" lanjutnya lalu pergi dengan senyuman diwajahnya.

"Heh kalian, Saaih punya tebak tebakan nih" Saaih memulai pembicaraan agar tidak terlalu bosan menunggu makanan.

"Apaan si?! Paling paling garing lagi" Thariq meremehkan.

"Eh, engga dong!!!" Saaih kesal.

"Yaudah cepetan" Fateh melerai.

"Ban sepeda motor ada berapa?"

"2 dong" jawab mereka serempak.

"SALAH" Saaih tertawa terbahak-bahak

"Ehh ogeb, bener dong" Thariq komen.

"Salah! Nih gini ya, kan sepeda ban nya ada dua, motor ada 2. sedangkan ban dalemnya ada dua juga. Jadi semuanya ada DELAPAN. Hahahaha" Saaih tertawa sendiri.

"Dih, gajelas. Dasar ogeb" Thariq menggelengkan kepalanya.

"Biarin yang penting lucu dong" Saaih memasang muka yang diimut imutkan.

Beberapa  waiters datang dengan nampan yang berisi banyak makanan serta minuman.

"Saya cek lagi pesanannya bla bla bla"
"Apa ada yang kurang?" Ucap waiters.

"Sudah cukup" umi tersenyum lalu waiters itu pergi.

Semua makan dengan tenang dan tidak ada yang berbicara, karna abi dan umi mengajarkan untuk tidak berbicara saat makan dan harus diterapkan dimana juga.

Setelah selesai makan mereka ngobrol sebentar disana.

"Eh? Gimana kalo kita ke dufan? Kan kita lama tuh gak kesana?" Fatim mengusulkan pendapatnya.

"Boleh! Yaudah yuk" umi menyetujui permintaan Fatim.

Semua langsung ke mobil lalu menuju ke dufan.

Setelah beberapa lama menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai.

"I so miss this place" Qahtan berteriak senang. Karena, terakhir kali ia kesini adalah umur tiga tahun dan sekarang ia sudah berumur enam tahun, berarti sudah tiga tahun ia tak mengunjungi tempat ini.

"Ayo masuk, sesuai absen ya" semua menuruti perintah umi.

Setelah membayar karcis dan tangan mereka di cap oleh petugas, mereka langsung menyerbu permainan yang ada tanpa ragu sedikitpun.

Setelah memakan waktu dua jam, akhirnya mereka puas dengan permainan yang ada di Dufan.

"Makan yuk, gw laper" Thariq memengangi perutnya. "Yuk, gw juga laper" Saaih menyetujui. Mereka berjalan ke spot makanan yang ada di sana.

"Kalian pesen sendiri aja ya?" Umi duduk di bangku dekat Sajidah. Semua mengangguk lalu memilih makanan yang ada.

"Aku mau beli ice cream dulu ya, ada yang mau nitip?" Iyyah menawarkan.

"Duluan aja kak" ucap Fateh.

"Saleha ikut dong" Saleha langsung berdiri.

Fateh mengerlingkan matanya kepada Iyyah.

Lumayan lama Saleha dan Iyyah membeli ice cream, sebenernya sudah 10 menit yang lalu mereka selesai membeli ice cream, karena ada rencana jadi ya...lama?

Flashback on

Saat berada di resto, Fateh masih berkutat dengan hpnya, sampai mendapat notifikasi

*Birthday Saleha*

Ia pun mengirim pesan ke umi agar Saleha tidak tau.

UmiGen💙

Mi, Saleha hari ini ultah.
Kita surprise dia aja gimana?

Oh iya, umi lupa hehe.
Yaudah, kita ke dufan.
Biar Fatim pura² minta ke dufan.

Oke, ntar aku sama bang Saaih beli kue.

Sip!!

Setelah selesai memberi tahu ke yang lain, rencana dimulai sesuai strategi.
Saaih dan Fateh membeli kue di resto itu. Tak lupa, mereka membeli balon dan segala macam perlengkapan ultah.

Flashback off

Hp Iyyah bergetar pertanda ada pesan masuk.

FatehhSC😎👽

Kak, cepetan kembali ke tempat:v

Udah tah?

Iya, udah semuaa

"Sal, ke yang lain yuk, kasian mereka udah nunggu lama" Iyyah menggenggam tangan mungil Saleha.

Saleha hanya menuruti ucapan kakaknya.

________

"Eh eh eh, Saleha dateng guys" Fateh melihat Saleha dan Iyyah berjalan dari kejauhan. Semua memasang muka marah, sinis, kesal.

Saleha bingung dengan apa yang terjadi. "Kak? Itu mereka kenapa? Kok kayak ga seneng gitu pas kita datang?" Saleha bingung. Iyyah mengangkat bahunya tidak tahu.

Saleha duduk di depan Muntaz. Dan Muntaz masih berkutat dengan hpnya. "Bang, kenapa sih diem aja??" Saleha memegang tangan Muntaz. "Don't touch me Saleha!" Muntaz berbicara dingin. "What prob?" Saleha masih keukeuh bertanya pada Muntaz. Ia tidak menjawab pertanyaan adiknya.

Umi memegang kue ulang tahun lalu.....

⚡⚡⚡

NGEGANTUNG YA? WKWK

TUNGGU NEXT NYA YA

BTW, INI PANJANG YA:v

OK, VOTE YA💕

Don't forget to follow my Instagram

@mjth2

Gen Halilintar Squad [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang