-10-

2.3K 96 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE YA GUYS!

🦒🦒🦒

Mereka memasuki restoran itu. Tapi Fatim terus saja memegangi kepalanya. Saaih yang melihat langsung khawatir. "Fatim, kamu gapapa?" Saaih menepuk pundak Fatim. "Gapapa kak, kita makan dulu aja" Fatim senyum. Mencoba menutupi rasa sakitnya. "Abang yakin, kamu ga baik baik aja Tim. Sekarang mending kita ke rumah sakit ya?" Saaih membujuk. "Apaan sih bang! Atim gamau" Fatim menepis tangan saiah yang berada di pundaknya.

"Kak, ateh. Kita ke rumah sakit yuk. Fatim kayaknya sakit deh"

Fateh yang tadi semangat ingin makan sekarang menjadi khawatir akan kondisi Fatim.

"Yaudah yukk" (all kec.fatim)

"Gausah! Fatim ga-"

Gubrak!

Tubuh Fatim jatuh di lantai. Dengan sigap, Saaih mengangkat tubuh Fatim dengan tenaganya. Mereka berlari menuju parkiran. Fatim ditaruh di kursi belakang dengan Sajidah. Sedangkan Fateh dan Saaih di depan.

Beruntung kali ini jalanan lumayan lenggang. Jadi mereka biasanya secepatnya datang ke rumah sakit terdekat. Saaih langsung membawa Fatim ke UGD. Setelah Fatim berhasil dimasukkan ke UGD, Saaih membuka ponselnya untuk mengirim pesan ke grup GH.

GEN HALILINTAR⚡

Fatim ada di rumah sakit pondok indah.
Cepet kesini please.

Muntaz: yang bener?
KakSoh: otw RS cui.

Obrolan di grup terus berlanjut. Saaih lebih memilih untuk tidak menggubris apa yang diobrolkan. Ia duduk di samping Fatim dan Sajidah. Mereka benar benar khawatir dengan keadaan Fatim. Umi dan Abi berlari dari ujung koridor RS. "Fatim kenapa?" Umi khawatir. "Gatau mi, Jidah juga khawatir" Sajidah mencoba menenangkan uminya.

"Jadi, kenapa Fatim bisa ke RS?" Kini abi bertanya kepada Saaih dengan nada khawatir. Saaih menceritakan semuanya.

Dokter keluar dari UGD.

"Keluarga Fatimah?"

"Saya dok" umi mengacungkan tangan.

"Ikut saya ke ruangan" umi mengikuti dokter itu ke ruangannya. Setelah sampai di ruangan umi disuruh duduk di kursi depan meja yang sudah disediakan. "Gimana keadaan anak saya dok?" Umi tak sabar. Doktor menghembuskan nafas panjang. "Jadi gini bu. Fatim ini menderita penyakit leukimia. Untungnya masih stadium awal. Jadi masih bisa disembuhkan dengan kemoterapi tiap 2 hari 1 kali" dokter menjelaskan panjang lebar. Umi tercengang dengan ucapan dokter. Lalu dokter itu mengeluarkan kartu namanya agar gampang dihubungi. "Kalo ada yang aneh sama kondisi Fatim, ibu bisa panggil saya. Saya juga bisa datang ke rumah" dokter antusias. Umi menghapus air matanya yang terus mengalir. Tanpa pamit, umi keluar dari ruangan dan langsung menuju tempat anak anaknya duduk. "Umi! Fatim gapapa kan?" Iyyah menghampiri uminya. "Fatim...mempunyai....pen...penyakit....leukimia" umi terbata bata. Semua tercengang mendengar pernyataan umi. Dengan segera mereka memasuki ruangan Fatim yang sudah dipindah ke ruangan VVIP.

👾👾👾

Greget atau kurang greget gays???
Keadaan Fatim makin memburuk atau makin membaik? Atau malah keluarganya malah membencinya???

Stay read this story ya gays😍
Ditunggu VOMENT nya gays😋

Thank you stars⚡

Gen Halilintar Squad [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang