BAGIAN LIMABELAS

951 76 1
                                    

Isi ponsel itu hanya beberapa rekaman percakapan yang mungkin tidak sengaja Joana rekam, beberapa pesan singkat yang berasal dari Jisty.

Kamu hanya perlu meminjamiku sedikit uang Joan, aku pasti membayarnya.

Kamu selalu berbohong. Sudah berapa uang yang selalu kamu pinjam sebulan ini? Demi tuhan Jisty! Apa kamu punya hutang yang sangat besar? Atau jangan jangan kamu punya anak yang harus kamu biayai hidupnya?

Jangan bicara omong kosong! Jika kamu tidak mau meminjamiku uang yasudah, tidak usah berbicara hal hal buruk tentangku.

Aku hanya bertanya! Kenapa kamu emosional sekali hari ini?

Kemudian hening, sepertinya rekaman ini berhenti disana, setelah itu tidak ada rekaman lain lagi. Pesan singkat Jisty hanya ada dua.

Jangan meminta tolongku lagi. Aku tidak sudi membantumu. Lebih baik kamu mati. Membusuk saja.

Aku benar benar ingin membunuhmu saat tau kamu ternyata adalah saudara lainku, saudara yang berbeda ibu. Rasanya ingin ketempatmu sekarang. Mencakar ataupun membunuhmu.

Mata Jisty terbelalak saat mendengar dan membaca pesan itu. Dia hanya mengancam saja saat itu karena terlalu emosi dan masih marah pada Joana yang tidak mau meminjaminya uang.

"Saat itu saya hanya mengancamnya, anda harus percaya pada saya. Jika berniat membunuhnya mungkin sudah sejak dulu saya lakukan." Ucap Jisty dengan mata yang sudah berkaca kaca pada Keyra. Keyra juga yakin jika Jisty bukan pembunuhnya, hanya saja banyak bukti yang mengarah pada gadis didepannya ini, sebagai detektif dia akan mencari kebenarannya, tapi sebelum itu Jisty perlu berada dalam pengawasan penuh darinya.

"Sebelum ada bukti yang menunjukkan jika anda tidak bersalah kami tidak bisa membebaskan anda begitu saja." Ucap Keyra pada Jisty yang sedang termenung dengan tatapan kosong. Mungkin dia sedang berpikir jika seharusnya dia tidak pernah mengirim pesan pesan seperti itu, karena sekarang pesan itu sangat berguna bagi kepolisian untuk membuatnya terlihat menjadi seorang pembunuh.

***

Hasil otopsi Anggi keluar hari ini, Hamdi mengantarkan sendiri hasilnya pada Keyra karena sepertinya detektif itu sangat sibuk sampai sampai tidak bisa kerumah sakit hanya untuk sekedar mengambil hasil otopsi ini.

"Ini." Hamdi memberikan hasil otopsi yang dibawanya pada Keyra saat sudah berada diruangan gadis itu.

"Pembunuhan. Korban disekap dan diberi obat bius, setelah itu sipelaku memukul kepala korban dengan sebuah benda berat yang berkemungkinan terbuat dari sejenis besi, lalu memasukkan korban kedalam toilet umum tempat korban pertama kali ditemukan." Terang Hamdi, rasanya hasil otopsi yang dia berikan percuma saja karena Keyra ingin dia sendiri yang menjelaskan padanya.

Keyra mencatat poin penting dari apa yang dikatakan Hamdi padanya, benda dari besi itu jenis alat baru yang ditemuinya, apa pembunuhnya masih orang yang sama? Jika iya, maka ini semakin berbahaya. Dia harus kembali ketempat itu, mungkin saja alat itu masih berada tidak jauh dari tempat kejadian. Setiap kejadian yang terjadi pasti ditempat yang tidak memiliki CCTV, apa pelaku sangat hapal tempat tempat itu sampai dia tau dimana saja letak CCTV? Secerdik itukah?

Keyra menugaskan dua orang ketempat penemuan mayat Anggi dan dia menyelesaikan kasus Joana, kasus ini harus segera diselesaikan dengan cepat supaya mereka bisa fokus pada kasus pembunuhan murid High School.
Barang barang Jisty sudah disita, mereka sedang mencoba memulihkan data data yang sempat dihapus oleh Jisty. Agus sedang berusaha untuk mengembalikan data pesan yang menurutnya paling penting. Lebih dari dua jam, dia akhirnya bisa mengembalikan pesan pesan yang dihapus Jisty sebulan yang lalu, walaupun tidak semuanya tapi data sebulan yang lalu saja sudah cukup, menurutnya.

THE SINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang