BAGIAN DUAPULUH EMPAT

734 67 1
                                    

"Ini sudah korban ke delapan dan bapak masih saja menghambat semua penyelidikan kami. Sebenarnya apa yang bapak sembunyikan? Apa ada suatu hal yang bapak ketahui?" Tanya Keyra pada Kepala sekolah itu.

"Tidak. Tentu saja tidak." Kepala sekolah itu panik. Sebagai seorang detektif Keyra tentu saja bisa membaca mimik wajah dari lawannya dengan cepat.

Keyra diam.

"Apa ada salah satu murid disini yang menjadi pembunuhnya?" Tanya Keyra lagi.

"Mana saya tau. Kan kamu detektifnya. Itu tugas kamu untuk mencari tau." Jawabnya.

Keyra berdecak, dia kesal dengan sikap kepala sekolah ini.

"Berhubung saya detektifnya. Bisa saya minta kerja sama bapak dalam penyelidikan ini? Saya ingin tidak ada lagi hambatan untuk menanyai setiap murid disini. Dan tidak ada lagi hambatan lainnya kedepannya. Terima kasih."

Keyra keluar dari ruangan itu. Dia yakin jika kepala sekolah itu menyembunyikan sesuatu.

Sekarang yang harus dicarinya adalah keberadaan Dea. Perempuan itu menurut teman sekelasnya tidak hadir hari ini. Tanpa keterangan, menurut mereka ini aneh melihat bagaimana sikap Dea, karena dia sama sekali tidak pernah absen saat pelajaran, apalagi tanpa keterangan seperti ini.

Dan Beti, perempuan itu juga ikut menghilang, tidak ada lagi memberi kabar pada Keyra terkait bantuan yang akan dia berikan. Apa Beti tau jika Keyra berkhianat dengan mengirim Lita mengikutinya diam diam?

Rasanya tidak mungkin Beti tau, tapi balik lagi. Dia tidak benar benar tau bagaimana sikap perempuan itu. Jika saja Keyra tidak menerima laporan mengenai Beti melalui Lita beberapa hari yang lalu mungkin dia sudah menandai kedua orang itu, Beti dan Dea, salah satu dari mereka adalah pembunuhnya.

Sambil menunggu para murid pulang sekolah Keyra mendengarkan lagi rekaman percakapan Beti dan Lita saat dikantin, jika Dea memang benar pembunuhnya ini tetap saja belum membuktikan apa apa karena itu hanya pengakuan dari seorang murid bukan korban ataupun saksi mata yang melihat langsung. Dan juga, dengan adanya tawa Lita disana maka ini akan terlihat seperti sebuah candaan sesama siswa saja. Keyra bingung, kenapa Lita bisa bisanya merekam bagian ini. Setidaknya dia harus merekam sebuah video yang berisi percakapan antara Dea dan Beti, itu akan lebih mempermudah penyelidikan. Tapi bagaimanapun, Lita setidaknya sudah mencoba melakukan yang terbaik darinya sampai akhirnya dia juga dibunuh oleh sipembunuh itu.

Berbagai foto foto saat Beti dimakam juga dikiriminya. Saat Keyra melihat kembali foto foto itu, dia melihat sebuah siluet, jauh dibelakang Beti, tepatnya didekat pohon yang terletak dua makam dari tempat Beti berdiri. Keyra memperjelas foto itu, karena kamera yang dipakai kamera ponsel kualitas fotonya tidak begitu bagus.

"Zach, bisa kamu perjelas foto ini? Bagian ini. Saya melihat sesuatu disini." Keyra menyerahkan ponselnya pada Zach, Zach langsung memindahkan foto itu pada komputernya lalu memperjelas bagian yang dimaksud Keyra.

"Ini Bu."

"Dea. Ini Dea bukan?"

"Iya, postur tubuhnya seperti Dea Ananda."

Keyra melihatnya lagi, benar, ini Dea. Lalu apa dia mengintai Beti juga? Jadi ini seperti, Lita mengintai Beti dari depan dan Dea dari belakang? Dan kemungkinan besar Lita terlihat oleh Dea.

Ini mungkin. Jika Dea merasa bahwa Lita adalah ancamannya, karena itu dia membunuh Lita. Karena jika Lita menghambat apa yang sedang direncanakannya maka semua itu mempersulit dirinya. Dan Dea tidak ingin menjadi sulit.

Semua hal itu menjadi masuk akal setelah Lita ditemukan meninggal dunia.

"Cetak gambar itu. Kita mendapatkan satu bukti lagi. Penyelidikan ini harus selesai dalam waktu dekat. Setahun untuk kasus yang sama membuat kualitas tim kita dipertanyakan." Ucap Keyra pada Zach.

"Dan, Ferdi. Tolong kamu cari tau dimana Dea Ananda berada sekarang. Cari dia dimanapun tempat yang mungkin dikunjunginya."

Setelah mengangguk Ferdi pergi dari hadapan Keyra. Tujuan pertamanya adalah Bar X. Tempat pacar Dea berada.

***

Beti berjalan ditengah hutan, ini sebuah perbukitan yang jauh dari tempat tinggalnya, saat tau jika Dea adalah orang yang sama yang dilihatnya lima tahun lalu membuat emosinya memuncak. Dia ingin membalaskan semua yang kemarahan yang dipendamnya selama ini. Tapi Levan akan tau jika dia membuat masalah lagi. Pergi kesini adalah salah satu jalan untuk menenangkan hatinya. Disini ada sebuah pondok kecil yang didekatnya ada sebuah makam yang sejak lima tahun lalu berada disana. Beti sering kesini sejak dia keluar dari rumah sakit jiwa dua tahun lalu.

Beti mengenal Levan dua tahun yang lalu saat Levan menjemputnya dirumah sakit jiwa ketika Beti dinyatakan sudah normal kembali. Saat itu Levan datang dengan mengaku sebagai wali sah Beti dan sejak saat itu Levanlah yang mengatur semua hal yang dibutuhkan Beti. Termasuk tentang kepribadian dan mental Beti. Itu semua dibentuk oleh Levan.

Beti sampai dipondok itu. Dia masuk lalu menuju pintu belakang yang terhubung langsung dengan makam disana, ini sedikit menyeramkan jika didengar. Tapi tempat ini tidak semenyeramkan apa yang ada dipikiran.

"Bu.."

***

Tbc

Saturday, 01 Februari 2020.

Tc.

THE SINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang