BAGIAN DUAPULUH TIGA

828 64 1
                                    

(Repost bab 23.)

Happy reading, Chingu.

**

Keyra tau cara lain untuk mengumpulkan bukti selain penyelidikan yang mereka lakukan. Walaupun terdengar ilegal tapi cara ini harus dilakukannya untuk menemukan bukti lain karena sudah lebih dari satu tahun yang didapatnya hanyalah tambahan korban bukannya penyelesaian.

Lita.

Orang itu dekat dengan Beti walaupun sepertinya Beti tidak terlalu peduli dengan keberadaanya. Beti seperti lebih tertarik pada hal lain, sesuai pengamatannya Lita tidak akan membuatnya curiga. Apa yang akan dilakukan Lita hanya masalah kecil, membuntuti Beti kemanapun dia pergi, dan melaporkannya pada Keyra. Tapi bisakah perempuan cerewet dan berisik itu melakukannya?

***

Akhir kencan mereka buruk, katanya, suasana hati Levan sedikit memburuk hanya karena pertanyaan dari Beti, yang menurut Beti itu bukan hal yang terlalu sensitif yang ditanyakannya. Sekarang disinilah dia, pulang sendirian setelah menolak ajakan Levan yang ingin mengantarnya pulang. Beti tidak ingin melihat suasana hati laki laki itu bertambah buruk selama perjalanan pulang.

Rumahnya cukup jauh jika ditempuh berjalan kaki seperti ini. Tapi ini cukup menyenangkan, rasanya seperti terbebas dari penjara itu. Tiba tiba, seorang dari arah berlawanan menabraknya cukup kuat hingga dia terhuyung kebelakang dan jatuh. Orang itu, yang sepertinya perempuan mengulurkan tangannya menolong Beti berdiri kembali. Beti mengulurkan tangannya, saat tangan perempuan itu memegang pergelangan tangannya dia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pergelangan tangannya. Setelahnya wanita itu pergi.

Beti melihat pergelangan tangannya.

"Wanita sialan.."

Beti tersenyum, sial. Dia terkecoh. Beberapa pejalan kaki yang ada disana panik saat melihat darah mengucur dari pergelangan tangannya, beberapa orang menelepon ambulance. Tangannya perih, Beti benci darah. Sangat benci.

Lalu kesadarannya hilang.

***

Bau rumah sakit. Tentu saja. Sudah lima tahun sejak terakhir kali dia dirumah sakit. Biasanya, konsultasi yang dilakukan Levan bukan dirumah sakit dan itupun hanya ketika Beti membuat masalah seperti yang dilakukannya beberapa bulan yang lalu. Beti duduk diatas bankarnya. Mengingat ingat sesuatu. Pintu ruangannya terbuka, menampilkan sesosok wanita yang sudah berumur, Beti tidak tau siapa dia, masuk kedalam ruangannya dengan sebuah senyuman.

"Aisy."

Beti mengernyit.

"Maaf..?"

"Aisy. Dia bercerita banyak tentangmu. Beti."

Beti hanya diam sambil memandang wanita itu. Dalam permainan ini terlalu banyak perempuan yang terlibat. Menghadapi perempuan satu dengan yang lainnya sulit. Karena sifat manusia itu berbeda, dan perempuan merupakan salah satu dari makhluk yang paling berbahaya dan misterius. Sifatnya tidak akan bisa ditebak.

***

Bukan pisau seperti biasa ataupun bantal seperti korban sebelumnya. Hari ini dia menggunakan sesuatu yang baru, yang memang tidak setajam pisau. Sebuah kabel. Dia mendapatkan mainan baru itu ketika akan memakai listrik. Awalnya Dia ingin menggunakan pisau seperti biasa. Tapi jika dipikir pikir sensasinya akan berbeda jika dia menggunakan senjata yang berbeda juga. Pasti akan menyenangkan. Memakai kabel ataupun pisau, setidaknya dia bukan pembunuh yang paling kejam.

Bukankah pembunuh yang kejam itu membunuh karakter dan perasaan?

***

"Korban ketujuh, seorang perempuan ditemukan tidak bernyawa didalam ruangan tempatnya dirawat pagi tadi sekitar pukul enam pagi oleh seorang perawat yang memeriksanya. Korban diduga dibunuh karena terdapat bekas biru di area leher. Otopsi belum dapat dilakukan karena terkendala oleh pihak keluarga."

THE SINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang