BAGIAN DUAPULUH ENAM

775 72 1
                                    

01.27 am

Angka angka yang tertera dilayar ponsel Dea menunjukkan jika seharusnya dia tidak berada disini sekarang, tapi dia hanya ingin menyapa mereka semua. Dari semua tempat yang ada kenapa semua teman temannya dimakamkan disini? Ditempat yang sama. Apa ini untuk memudahkannya mengunjungi mereka semua sekaligus tanpa berpindah tempat? Ah, Dea lupa, Ananoera tidak berada ditempat ini. Abu Nou sudah diletakkan ditempat lain. Setelah ini Dea harus mengunjungi tempat penyimpanan Abu Nou, tidak adil jika dia tidak dikunjungi. Bisa bisa rohnya sekarang menangis karena masih diperlakukan tidak adil.

"Tapi jika dipikir pikir, bukankah aku adil untuk semuanya?"

***

Dea berjalan menuju tempat abu Ananoera diletakkan. Harusnya tempat itu selalu dibuka. Tapi Dea juga tidak tau pasti, lagipula ini pertama kalinya dia kesana.

02.14 am

Masih terlalu pagi sebenarnya untuk berkunjung. Tapi dia hanya ingin menyelesaikan semuanya hari ini.

Dea sampai, ternyata dugaannya tentang tempat ini salah, pagar makam ini sudah dikunci. Apa dia harus pulang sekarang?
Tunggu dulu, kenapa malam ini dia seperti ini? Seperti Dea Ananda. Seharusnya tidak begini. Untuk apa dia mengunjungi orang orang ini? Tidak ada untungnya.
Dea berbalik, pergi dari tempat itu. Dia ingin mencari Beti, perempuan itu menghilang begitu saja, begitu terpukulkah atas kematian sahabatnya? Konyol.

Kenapa beberapa kendaraan melaju dengan sangat kencang melewati Dea.

Dea mendengus, orang orang memang melakukan apapun yang mereka inginkan. Selalu. Kenapa manusia selalu seperti itu. Ah, dia juga manusia. Menyebalkan sekali.

"Apa dia masuk rumah sakit jiwa lagi?"

Dia bertanya pada angin, setelahnya Dea tertawa begitu keras.

Dia... benar benar sudah gila.

02.37 am

Jam diponselnya masih terus berjalan, sama sepertinya yang bahkan belum berhenti berjalan.
Tiba tiba Dea menangis, kenapa waktu tidak bisa dihentikan? Kenapa dia terus berjalan seperti ini?

Seseorang dibalik setir mobilnya melihat itu semua. Sebenarnya disini siapa yang gila?

Seseorang itu menginjak pedal gasnya, mendekat kearah Dea dengan kecepatan yang semakin lama semakin bertambah.

02.46 am

Mobil itu menghantam tubuh Dea dengan sangat keras. Menyebabkan tubuh gadis itu terpental sejauh beberapa meter dari tempatnya berjalan. Dea terbatuk, darah memgalir dari kepalanya. Dea tidak sempat melihat siapa yang menabraknya karena semuanya langsung menjadi gelap.

Apa ini? Dia juga ingin dilenyapkan?

***

Beti memikirkan apa yang dikatakan Levan saat perjalanan menuju kerumah, Dea kecelakaan? Bagaimana mungkin? Maksudnya, kenapa sipembunuh juga akan dibunuh? Dia tidak mungkin membunuh dirinya sendiri. Lalu siapa yang ingin melenyapkan Dea? Apa Levan?

Tapi tidak mungkin.

Untuk apa Levan melakukan itu pada orang yang tidak dikenalnya.

Levan benar benar tidak mengenal Dea bukan?

"Halo."

Seseorang menyapa Beti, Beti mengernyit, kenapa Keyra sampai tau alamat rumahnya? Dan kenapa Keyra ada disini?

"Selamat siang."

"Ada apa detektif?"
Tanya Beti. Sepertinya dia tidak punya urusan dengan detektif ini.

"Ingin bertanya beberapa hal."

Beti mengangguk. Rasanya tidak ada lagi hal yang diketahuinya, karena semuanya sudah terungkap. Yang perlu dilakukan Keyra hanya mendapatkan bukti yang kuat untuk menyeret Dea kedalam penjara.

"Sepertinya menghilang selama dua hari membuatmu sedikit berubah." Kata Keyra.

"Apa?" Tanya Beti.

"Kamu terlihat lebih santai dati sebelumnya."

Beti mengangguk, setelah bertemu ibu dia memang merasa semuanya menjadi nyaman untuknya.

"Apa kamu tau bahwa Dea terlibat kecelakaan?" Tanya Keyra.

"Tau. Baru saja."

Keyra pikir jika Beti mengatakan baru saja karena dia mengatakannya. Padahal tidak.

"Baiklah. Menurutmu siapa pelakunya?" Tanya Keyra.

Beti menatap Keyra, lalu tersenyum.

"Anda pikir saya?" Tanya Beti langsung. Dia tau pasti jika Keyra akan mencurigainya.

"Bukan?" Tanya Keyra.

Kenapa mereka selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lainnya?

Beti menggeleng.
"Bukankah anda harus mencari tau buktinya? Bertanya seperti ini tidak akan mendapatkan apa apa."

Ada jeda sebelum Beti melanjutkan
"Pembunuh tidak akan mengaku jika dia telah membunuh seseorang."

Beti beranjak dari kursinya. Masuk kedalam rumah dan meninggalkan Keyra diluar.

"Kenapa bertanya siapa pembunuhnya kepada si pembunuh. Apa mereka akan langsung mengaku?" Gumam Beti.

Sepeninggal Beti Keyra sadar, ada apa ini? Kenapa semuanya menjadi salah saat ini. Apa dia segitu frustasinya karena belum menemukan siapa pelaku sebenarnya? Dia seperti detektif bodoh saat ini.

***

"Saya menemukannya." Ucap Zach. Semuanya melihat kearah Zach.

Saat ini Zach sedang mencari siapa yang selalu mengganggu Aisy saat dirumah sakit. CCTV rumah sakit itu sudah diperiksanya berkali kali tapi rekaman disana tidak ada merekam seseorang yang mencurigakan satu kalipun. Tapi saat memeriksanya lagi ada satu kamera yang menangkap orang itu.

"Ini Dea. Dia yang selalu berkunjung dengan rentang waktu empat hari sekali."

Keyra diam, sekalipun ini bisa menadi bukti untuknya tetap saja ini sia sia, karena sipelaku sedang terbaring tidak sadarkan saat ini.

Apa selain Dea ada orang lain? Yang merupakan kunci semua hal yang terjadi saat ini?

***

Tbc.

20 Februari 2020, Kamis.

Tc.

THE SINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang