BAGIAN SEBELAS

1.1K 92 1
                                    

Dua orang detektif yang mengikuti Maya selama dua hari melapor pada Keyra,

"Dia tidak banyak kegiatan bu, hanya sekolah lalu pulang, keluar pun hanya kekafe sendirian kadang bersama temannya Dea itu. Pada hari kedua dia hanya mampir sebentar kehotel, karena keamanan hotel itu sangat ketat jadi kami tidak bisa menemukan informasi tentang dirinya. Hanya itu bu."

"Tidak ada yang mencurigakan? Seperti dia yang menghilang tiba tiba atau bertemu seseorang yang mencurigakan, ada?" Keyra tidak yakin hanya itu saja kegiatan yang dilakukan Maya

"Tidak ada bu."

"Baiklah. Kalian bisa kembali."

Kedua detektif itu mengangguk kemudian berbalik meninggalkan ruangan Keyra.

Ini aneh batinnya.

Keyra memanggil Ferdi, belum ada satupun laporan darinya semenjak Keyra menyuruhnya mengintai Dea.
Setibanya Ferdi dalam ruangannya tanpa basa basi Keyra langsung menanyakan apa yang harus ditanyakannya

"Bagaimana? Laporkan apa saja yang dilakukan Dea selama dua hari pengintaian yang kamu lakukan." tanya Keyra

"Hari pertama saya hanya mengikutinya sampai dalam bar X, selama didalam sana dia hanya mendengarkan musik tanpa melakukan apa apa termasuk minum sekalipun, tidak ada yang ditemuinya. Tapi dia menghilang saat kekamar mandi, saya mengikutinya tapi tidak mungkin sampai kedalamnya, lalu dia tidak pernah lagi keluar. Saya kehilangan jejaknya pada hari pertama." Keyra berdecak dengan keras, dia menugaskan Ferdi karena diantara detektif dalam timnya Ferdi termasuk yang cepat tanggap tapi siapa sangka dia akan kehilangan seorang wanita pada hari pertama pengintaian.

Wajah Ferdi berubah, ekspresinya tidak sesantai sebelumnya, dia tau sekarang Keyra dalam mood yang sedikit buruk, jadi dia perlu berhati hati.

"Lanjutkan."

"Hari kedua, dia kembali ke bar yang sama, menemui seorang laki laki kemudian mereka menghilang. Sekitar jam sepuluhan saya mendapatkan laporan jika Dea, ditemukan tidak sadarkan diri dengan beberapa luka ditubuhnya diruangan lantai tiga bar itu." Keyra mendongak, ini membuatnya tertarik

"Apa yang terjadi padanya?"

"Tidak ada yang tau. Mereka hanya menemukan Dea tergeletak tidak sadarkan diri disana."

"Siapa orang pertama yang menemukannya?"

"Seorang bartender."

"Dapatkan kesaksian batender itu segera!! Lalu suruh dokter Hamdi datang. Kematian mayat beberapa hari yang lalu harus dipastikan." suruh Keyra dengan tegas pada Ferdi.

***

Gelap. Ruangan itu memang didominasi oleh warna gelap, pencahayaannya disengajakan minim karena dia hanya tinggal sendiri disana. Didalam rumah sebesar itu yang menyimpan begitu banyak kegelapan, dan yang paling gelap hanya ruangannya. Ruangan yang tidak pernah dimasuki oranglain selain dirinya. Tapi sekarang seseorang berdiri dibelakangnya. Melihat dirinya.

Wanita itu. Dia hanya duduk disana. Tidak melakukan apapun, dalam hidupnya mungkin tidak banyak yang dilakukannya, atau banyak sekali yang dilakukannya tanpa ada oranglain yang mengetahuinya selain dia sendiri. Karena kebanyakan dari mereka hanya tau bahwa dia hanya selalu diam tanpa melakukan apapun.

"Apa yang akan kamu lakukan?"
Suaranya lembut, suara perempuan.

"Tidak ada. Untuk sekarang."

"Sebenarnya apa keuntunganmu melakukan ini semua? Mereka akan tetap seperti itu. Kamu tau? Sangat sulit untuk mengubah kepribadian seseorang."
Suara itu lagi lagi masuk kedalam indra pendengarannya.

"Aku tau. Siapa yang akan merubah siapa? Aku hanya akan merubah diriku sendiri."

"Tapi mereka?"

Wanita itu berdiri, berbalik melihat lawan bicaranya. Kemudian menggeleng, tidak ada gunanya membahas apa yang sudah terjadi.

"Sebaiknya kamu pulang. Diluar masih terang. Sebelum gelap merenggut hidupmu."

***

"Penyebab kematiannya adalah orosanal suffocation. Ini jelas pembunuhan. Ini terlihat dari kelopak mata yang berwarna hitam kebiruan, karena kerusakan kapiler yang menghambat aliran darah ke mata. Darah juga tidak mengalir ke organ tubuh."

"Kami juga menemukan bahwa korban meminum minuman yang sudah dicampur dengan sianida sebelum meninggal dunia."
Dokter Hamdi menjelaskannya saat sudah sampai didalam ruangan Keyra.

"Identitas korban sudah ditemukan?" Tanya Keyra pada Ferdi.

"Belum bu. Kami masih melakukan pencarian."

"Baiklah."

Pasti ada CCTV didekat ruang ganti itu, walaupun bukan didalamnya. Pada kasus Rani tidak ditemukan minuman berbahaya seperti itu. Kelelahan yang terlalu dalam memudahkan sipelaku untuk membunuhanya karena dia sedang kehabisan oksigen ketika itu. Tapi sekarang sipelaku menggunakan sianida supaya korban kesulitan bernapas sehingga lebih mudah untuk dibunuh.

Keyra memijit keningnya, semakin rumit saja.

***

Paginya, seperti biasa sekolah sudah mulai tenang tanpa ada rumor ataupun gosip miring tentang beberapa korban pembunuhan sebelumnya. Hanya satu gosip yang masih belum reda sekarang, tentang Dea yang mendapatkan luka lukanya dan Anggi yang selamat dari kematian. Hanya itu. Dan Beti tidak terlalu memikirkan itu semua.

"Kenapa?" Tanyanya saat melihat wajah Lita yang biasanya tidak tersenyum sekarang tersenyum sangat lebar sampai menyilaukan matanya.

"Kamu mendapat pacar baru?" Tepat sekali, itu yang ingin dikatakannya pada Beti tapi sudah diketahui oleh orangnya sebelum dia memberitahukannya. Lita curiga jika Beti bisa membaca pikiran seseorang. Mulai hari ini dia harus menyelamatkan pikirannya serta menutup semua pintu supaya Beti tidak bisa masuk kedalam pikirannya.

"Iya." Walaupun kesal Lita tetap menjawabnya tanpa bisa menghilangkan senyuman dibibirnya.

"Ah, lukanya masih belum sembuh. Wajah cantiknya itu tiba tiba menyeramkan jika dilihat sekarang" Beti pikir jika mendapatkan pacar baru Lita akan berhenti mengurusi oranglain.

"Butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka seperti itu. Lukanya cukup untuk membuatnya terlihat mengerikan." Beti akhirnya ikut menoleh kearah Dea berdiri.

"Kamu tau banyak hal, seakan akan kamu yang melukainya."

Siapa yang tau.

Beti memandang Lita tapi hanya diam, dan Lita tidak ingin mengerti arti tatapan itu. Memusingkan saja, lagipula otaknya sedang tidak ingin berpikir.

"Anggi, dia juga mengalami luka luka bukan? Apa mungkin dia tidak kecelakaan?"

"Kenapa begitu?"

"Ya.. mungkin saja mereka berdua berkelahi. Hahahaha" Beti mengernyit, dimana lucunya?

"Tidak lucu ya? Yasudahlah. Ayo kita kekantin"

Lita mengapit lengan Beti lalu mengajaknya kekantin.

Perempuan yang berdiri tidak jauh dari mereka menggumamkan sesuatu.
"Lita itu... dia benar benar bodoh atau hanya pura pura bodoh?"

***

Orosanal suffocation adalah kematian karena tercekik.

19 Januari 2019, Sabtu.

THE SINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang