31. Nemuin Bapak

18.9K 1.2K 69
                                    

Nabila POV

Seorang santri segesrek apapun, segokil apapun, senyleneh apapun plus sesembrono apapun saat di pondok, harus siap ditodong masyarakat di kampung sendiri. Kayak aku sekarang. Kemarin disuruh jadi MC nikahan. Barusan diminta mimpin baca surat Yusuf di acara 4 bulanan bu Ikha. Besok disuruh mimpin baca maulid ad-dibā'iy di masjid.

Alhamdulillah orang sekampung gak pada tau bagaimana kehidupanku di pondok. Berkali-kali kena ta'zir buang sampah karena melewatkan jama'ah sholat. Berkali-kali harus bersihin kamar mandi karena bolos ngaji ba'da subuh. Juga berkali-kali ngepel kamar karena naruh pakaian di pintu lemari.

Selain masalah ta'zir, aku juga bukan santri yang aktif tampil di depan. Aku jarang pegang mic. Jarang pula pegang rebana. Kalau muhadhoroh hanya jadi tim penonton. Ikut lomba baca kitab pun karena dipaksa mba pembina. Kecerewetanku hanya sama teman sekamar doang. Tetapi kalau sudah pulang kampung, harus berani tampil. Kalau kata umi Hannah, amalkan ilmu sebisanya, jangan sampai menyembunyikan ilmu di tengah masyarakat yang butuh ilmu kita, jangan ngumpet saat masyarakat butuh tenaga kita.

Eeiitss... Itu mobil siapa ya?

Pantas sepanjang jalan aku lewat tadi tetangga pada nongkrong di luar rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantas sepanjang jalan aku lewat tadi tetangga pada nongkrong di luar rumah. Pada penasaran kali yak? Jarang banget ada mobil nangkring di halaman rumahku. Pas mas Aldi beli motor saja tetangga pada nyorakin. Pas mas Aldi kedatangan teman kerjanya yang bermobil tetangga pada nanyain. Maklum, di sini bukan kota. Mungkin kalau di kota beda kali yak? Lebih individual dan cuek bebek mungkin?

"Assalamu'alaykum.." Ucapku di depan pintu rumah yang terbuka.

"Wa'alaykum salam.." Jawab Mas Aldi dan seorang tamu.

Aku masuk begitu saja. Malas meneliti siapa tamunya, karena sudah jelas itu paling tamu mas Aldi.

"Dari ngaji ya? dhe' Nabila?" Sapa suara yang baru aku kenal.

Langkahku terhenti. Aku menoleh. Mataku beradu dengan mata orang yang bertamu.

 Mataku beradu dengan mata orang yang bertamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terkejut. Aku gak tau harus jawab bagaimana. Terlalu fokus pada wajah yang terpahat sempurna yang memandang ke arahku. Alisnya, matanya, hidungnya bahkan bibirnya yang kini terkatup. Menunggu jawabanku. Ini orang apa artis?

Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang