Nabila POV
Prosesi pasrahan tukon alhamdulillah sudah terlaksana sebulan lalu, aku hanya ijin pulang sehari. Itupun pulang malam ahad, balik ahad sore. Jadi gak sampai ijin kuliah.
Kalau hari ini beda. Aku akan ijin pulang untuk hadir di prosesi sarahan ala orang Pekalongan. Aku akan izin sampai nanti prosesi balik kloso.
Pertama kali dalam sejarahku nyantri di PPDS, aku izin pulang di hari yang bukan liburan lama banget. Ampe 10 hari. Otomatis aku juga izin gak masuk kuliah dan izin semua kegiatan pondok.
"Motornya tinggal aja, nduk.. biar kang shobri yang ngantar." Perintah abah yai saat aku meminta izin untuk pulang ke rumah.
"Nggih.." jawabku seraya berniat menuruti perintah abah yai.
"Kontaknya kasihin abah saja, biar nanti abah yang simpan motormu!" Perintah abah yai kemudian.
"Nggih,, monggo Abah, ini kontaknya"
Beberapa teman yang tadi kebetulan lewat dapur yang tadinya menunduk tampak menolehkan kepala melihatku. Aku menyadari sedikit kekepoan mereka saat aku menyerahkan kontak yang kuberikan.
Abah kulihat beralih memanggil mas Anam yang sedang mengupas telur rebus.
"Tolong jajan bawa ke mobil Nam!"
"Nggih.."
"Ini yang bungkus plastik dobel sama 2 yang di kardus mie di samping meja"
Mas Anam segera mengikuti abah yai ke dalam ke ruang makan. Sebentar kemudian abah yai memanggilku untuk ntrabas lewat ndalem-ruang tamu-pintu depan ndhalem lalu menuju mobil.
Alhamdulillah gak ketemu mas gus ku. Entah kenapa rasanya agak takut buat ketemu sekarang. Takut timbul fitnah sebelum menikah.
"Semoga selamat sampe tujuan nduk"
"Aamiiin,, restunya Abah"
"Iyo.. iyo.. hati-hati di jalan. Salam buat bapak dan keluarga"
"Nggih,, assalamu'alaikum warahmatullah, Abah"
"Wa'alaikum salam warahmatullah wabarakatuh"
Begini rupanya, seorang santri putri yang menjadi calon istri putra pengasuhnya. Mau pulang ke rumah aja dianterin. Sudah gitu dikasih uang saku plus dibawain jajanan juga.
Sepanjang perjalanan, kang Shobri yang duduk di kursi kemudi menyetel murottal suroh al-baqarah syaikh Sa'ad al-Ghomidy. Tak banyak bicara, baik aku maupun kang Shobri mendengarkan. Sembari melihat pemandangan hijau di kanan jalan.
Barulah setelah sampai Blado, tepat saat bacaan suroh tersebut selesai, aku diajak ngobrol.
"Alhamdulillah sudah sampai Blado, Ning Bila" ucap kang Shobri sambil mengakhiri setelan murottal.
Astaghfirulloh, belum nikah kok udah dipanggil 'ning' sih.
"Iya.. tinggal lanjut ke limpung nggih Kang.. mmm tolong jangan panggil saya ning Kang.." jawabku masih canggung gegara panggilan ning.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔
Aktuelle Literatur15+ Bagian pertama dari trilogi PPDS 🔹🔹🔹 💚Gus Zainal💚 Abah.... Aku laki-laki Bah,, masak dijodoh-jodohin,, masak dikenal-kenalin?? Aku bukan Siti Nur Baya, Bah.. Aku mohon Bah.. biarkan aku pilih dia.. 💚Nabila Tisfina💚 Gus.... Ning di PPDS b...