"Alhamdulillāh..", Ucap Salwa di sebelahku. Aku melihat raportnya yang WOW. Jangan sekali-kali saingan sama dia ya, kalau nilai kita ada yang 8.
Ani yang baru datang menghambur ke arah kami. Raportnya langsung dibentang lebar, "Nih, punyaku"
"Wah,, selamat !!! Kamu ranking 3." Ucap Salwa. Dia agak bersemangat soal peringkat kelas. Dari dulu. Dari kami kelas 1.
Baru kali ini Ani bisa masuk 3 besar. Biasanya paling mentok dia hanya bisa ranking 4. Itu saja.
"Punya Nabila masih ajeg ranking 2", ucap Salwa lagi. Anak yang seumur hidupnya selalu ranking satu atau dua dan tidak pernah mencicipi ranking 3 itu antusias pada ranking kami.
"Aku tak menyangka akan bisa bertahan. Kirain bakal terjun bebas"
"Buktinya enggak kan?" Tanya Ani.
"Hehe, hanya beruntung". Jawabku lirih. Masih jelas banget di otakku. Mikirin buku diniyyah saat ngerjain soal-soal. Sulit banget konsentrasinya. Jadi ketika tahu aku masih tetap ranking dua, aku merasa ini hanya keberuntungan.
"Nabila !!!" Seru Lia dari pintu kamar.
"Apaan tuh?" Tanyaku saat melihat dia menghampiriku, lalu memberikan sekotak kado.
"Titipan dari mas Dito", ucap dia.
"Wuuuaaahhh", Aku sontak berdiri dan sedikit jingkrak-jingkrak.
Akhirnya setelah sekian lama aku ngefans, mas Dito luluh juga. Aku duduk, lalu meletakkan kado pertama dari mas Dito di pangkuanku. Lalu ku buka kado dengan sangat hati-hati.
Kertas kado warna pink yang membungkus kado, aku lipat dan simpan dengan baik di dalam lemari. Akan aku jadikan sampul buku.
"Yuuhuuu", seruku sambil mengambil boneka kelinci biru dari dalam kotak besar itu.
"Idih-idih... senyum-senyum sendiri.", ledek Ani sambil mencolek lenganku.
"Gak usah iri ya" ucapku.
Aku membuka secarik kertas dari dalam kotak.
Jadi pacar mas mau?? Sampai rumah segera call nomor mas yaw... -> 0111-1111-1111. Love You, Nabila 💖💓
Mimpi apa coba semalem? Ditembak lewat secarik kertas dan boneka oleh pujaan hati? Akhirnya.. Setelah lebih dari 1 th ngefans sama mas Dito, ditembak juga 😍😍😍
"Ciyyyeee Nabila"
"Suitz suittsz"
"Selamat ya Bil"
Salwa, Ani dan Lia bergantian memberikan ucapan selamat.
"Usahaku ngeceng tiap hari demi senyum ama mas Dito berbuah manis. Juga usaha ngasih hadiah-hadiah ke mas Dito. Alhamdulillah... mudah-mudahan berhasil sampai nikah, ya Allah.."
"Ck ck ck,, segitunya", ujar Ani.
"Iya, mintanya tuh yang terbaik buat kamu. Belum tentu mas Dito itu terbaik buat kamu.", imbuh Salwa.
Mereka kenapa sih, sedetik lalu ngasih selamat, sedetik kemudian kaya' gak dukung gitu.
Bodo amat. Kupeluk boneka hadiah mas Dito dengan erat. Lalu ku benamkan di wajahku. Ohh,, bonekanya lembut banget.
"Ashar Bil, yuk siap-siap jamaah sama ngaji." Ajak Salwa.
"Bonekanya urus ntar, taruh dulu.."
Suruhan Ani tak kuindahkan. Orang lagi pingin ngelus-elus boneka kok.
"Hei, inget jama'ah n ngaji wooiii. Emang Lu semua mau dita'zir jelang pulang liburan?" Ucapan Erna pada kami membuat kami segera bangkit. Huu ekspresi ketua kamarku itu agak nyeremin saat udah mulai negur.
Hai boneka cinta. Kamu sembunyi dulu ya di lemariku. Ntar kalau sudah selesai ngaji dan diniyyah, aku bakal peluk kamu lagi kok.
Hatiku kaya' toko bunga sekarang. Berbunga-bunga dan harum mewangi. Keindahan bunga di dalam hatiku bikin aku ingin senyum terus dan selalu berbahagia. Kebahagiaan dalam hatiku bikin waktu berlalu begitu cepat. Dari ashar sampai diniyyah serasa beberapa menit doank.
Wajah mas Dito, senyuman mas Dito hinggap kaya kupu-kupu di semua kegiatanku. Sampai saat ngaji pun aku melihat dia di depanku. Ayat suci kulantunkan, tapi pikiranku melihat wajahnya. Sholatku pun tak karuan, aku tersenyum melihat bayangannya dalam berdiriku, dalam ruku'ku dan dalam sujudku. Ya Allah, ampuni hamba yang tengah jatuh cinta ini, Ya Allah...
"Juara diniyyah 'ulya kelas 3A ananda Nabila Tisfina. Silakan maju ke depan kelas!" Ucapan ustadz Rozi lenyapkan bayanganku tentang mas Dito.
Aku maju menunggu juara 2 dan tiga. Lalu berusaha mendengarkan wejangan wali kelasku itu dengan baik. Walaupun ternyata tak berhasil. Mas Dito mengalihkan perhatianku. Biasanya ketika juara diniyyah aku bahagia banget. Tapi kali ini yang membuatku bahagia bukan kepalang adalah mas Dito. Mas-mas berkulit putih bermata agak sipit dengan senyuman manis itu menyatakan cinta padaku dan memintaku jadi pacarnya.
Ani dan Salwa terus meledekku. Sepanjang jalan saat pulang diniyyah, mereka terus membicarakan mas Dito. Seisi PPDS bakal tau nih, kalau aku ditembak mas Dito. Bodo amat,, aku tak akan mempermasalahkannya. Aku tak keberatan memberitahu seisi PPDS tentang hubungan kami.
Beginikah rasanya cinta yang berbalas?
-----------
🔮Publish tipis-tipis buat obat kangen
🔮Nyalinnya belum selesai prend, ternyata perbab kalau ditulis di notebook lebih dari 4 halaman A4. Harap harap bersabar untuk part selanjutnya yaw..Ayo nulis bareng, bikin karya! 😊
💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔
Ficción General15+ Bagian pertama dari trilogi PPDS 🔹🔹🔹 💚Gus Zainal💚 Abah.... Aku laki-laki Bah,, masak dijodoh-jodohin,, masak dikenal-kenalin?? Aku bukan Siti Nur Baya, Bah.. Aku mohon Bah.. biarkan aku pilih dia.. 💚Nabila Tisfina💚 Gus.... Ning di PPDS b...