19. Bertamu

16.6K 1.1K 33
                                    

Nabila POV

"Love you too, mas Dito"

Kututup telepon mas Dito dengan ungkapan cinta. Aku sudah resmi jadian lewat telepon loh.. sudah 8 hari tepatnya. Besok dia wisuda. Tetapi berhubung aku masih liburan dan hari ini ada nikahannya masku,  aku tidak bisa ke acara wisudanya mas Dito.

"Nabila,, taruh jajan di depan!" Perintah bapak segera kulakukan.

Aku menurut. Kalau tak menurut ntar kasihan bapak dan mas Aldi. Oh, andaikan almarhumah ibu masih hidup, nikahan mas Aldi pasti bisa lebih meriah. Tidak sesederhana ini. Aku harus nggantiin ibu di rumah yang bisa mengerjakan tugas perempuan seperti ini. Beruntung hari ini ada budhe dan bulik yang juga bantu acara nikahannya mas Aldi. Tugas jadi bertambah ringan.

Tadi pagi mas Aldi sudah melangsungkan akad nikah. Sekarang tinggal resepsi. Mas ku yang ganteng itu dapat istri anak tetangga rumah. Hanya selisih 7 rumah. Jadi, kami tak perlu ribet mengantarkan pengantin jauh-jauh. Cukup keliling kampung untuk formalitas temu manten lalu ke rumah mempelai putri.

So sweet..

Mas Aldi dan mbak Ningrum serasi banget. Ganteng dan cantik. Pinter ketemu pinter. Juga sekufu. Sama-sama berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah ibu mbak Ningrum adalah teman bapak. Hanya seorang buruh tani dan buruh kebun. Mungkin itu juga yang buat mas Aldi dan mbak Ningrum mudah naik ke pelaminan. Karena teman masa kecil dan kedua orang tua berteman.

Kira-kira nanti bagaimana denganku dan mas Dito ya? Orang tua mas Dito bakal menerimaku gak ya? Orang tua mas Dito bagaimana ya? Kaya raya atau sederhana kayak bapak? Positive thinking aja. Biasanya ortu yang mengirim anaknya ke ponpes kan baik-baik semua.

Sementara ini mas Dito hanya bercerita padaku tentang pendidikannya, tentang teman2 sekamar di PPDS juga tentang hal yang bikin dia cinta padaku.. Mas Dito, oh mas Dito. Aku tetap padamu mas.. walaupun mas belum cerita tentang keluarga mas padaku.

"Hei, ngalamun!" Bulik Narti menyenggolku. Untung HP di tanganku tak jatuh.

"Bulik, nanti mbak Ningrum yang ikut ke rumah bapak kan?"

"Iya, mbak Ningrum kan adik-adiknya banyak. Kalau masmu yang ikut tinggal di rumah mbak Ningrum, gak ada kamarnya."

"Oh.. asiiik.. ada teman perempuan di rumah"

Hpku bergetar. 1 Chat WA masuk. Dari mas Dito.

Dhe' Nabila,, ntar malam mas main ke rumahmu ya..

Whatssss???

Langsung main ke rumah gitu? Baru 8 hari langsung mau main?? Mas Dito,, aku mau jawab apa nih. Ntar malam pasti tamu di rumah masih banyak. Aku harus meladeni tamu-tamu. Kalau mas Dito datang, ntar geger sekampung deh.

Kuantuk-antukkan hp ke gigiku. Aku berpikir keras. Aku harus jawab apa.
Kuketik jawaban segera.

Maaf, Mas.. jangan main dulu. Ntar malam adhe' bakalan super sibuk.

Pokoknya mas mau main. Oke sayangkuuh,, cintakuuuh.. 😍😍

Tapi Mas..

Mumpung kamu belum balik pondok. Mas sudah boyong dan pamitan sama abah yai dan umi tadi. Barang-barang yang ada di pondok juga udah dibawa bapak ibu pulang. Mas akan pulang besok, ntar malem nginep di rumah mas Bambang Limpung. Mas main ya ... mumpung belum pulang ke rumah.

Kupandang lagi chat dari mas Dito. Lalu kuketik lagi jawaban singkat. Sambil mengangguk aku ketik 'iya' di HP-ku.

🔹🔹🔹

Pukul 20.05

Mas Dito datang di saat banyak tamu di rumah. Sendirian naik Vario yang entah pakai motor siapa. Wuuah, tekadnya sangat kuat. Dia bilang mau ke sini tadi siang, sekarang sudah sampai sini.

Kupersilakan mas Dito masuk. Mmm,, alhamdulillah mas Dito sopan. Mas Dito mencium tangan Bapak dan bilang ingin main ke sini sebelum pamitan boyong. Tampilan mas Dito sederhana. Hanya bercelana dan berkemeja lengan pendek dengan kancing atas tak terkait, serta jaket coklat yang ia sampirkan di lengan.

Duh duh duh... ganteng deh.

Bapak yang sedang menemui tamu, mempersilakan mas Dito untuk ngobrol denganku.

"Mas bakal usahain sering ke Pekalongan." Ucap mas Dito saat ngobrol denganku di ruang tamu yang ramai orang itu.

"Iya.."

"Kamu cantik" ucap mas Dito lirih. Ucapan itu membuatku tersipu dan malu.

"Gombal." Jawabku

"Beneran. Mas sungguh beruntung"

Aku tersenyum. Dudukku jadi salah tingkah. Hatiku kayak mau loncat keluar.

"Siapa Bil?" Pakdhe yang dari belakang bertanya.

"Teman, pakdhe." Jawabku.

"Oh,, kuliahan mas?" Tanya pakdhe. Mas Dito serta merta berdiri, lalu mencium tangan pakdhe.

"Iya,, saya baru wisuda Akper tadi. Pakdhe."

"Oh, pacar Nabila ya?" Tanya pakdhe pada mas Dito tanpa ta-ti-tu.

"Mmm, iya pakdhe."

"Oh.. nginep di rumah pakdhe ya"

"Maaf, Pakdhe.. saya sudah terlanjur janji sama teman saya untuk menginap di rumah dia."

"Oh.. kalo gitu sebelum pulang kamu harus makan dulu. Ayo Bila,, ambilin nasi sama lauk" Perintah pakdhe padaku.

Mas Dito terlihat agak kikuk saat pakdhe duduk di depannya. Aku segera menuruti kemauan pakdhe mengambilkan nasi, sambil kuawasi baik-baik. Aku tak mau mas Dito diapa-apain sama pakdhe.

Segera kusajikan nasi beserta lauk komplit dan kubawa ke hadapan mas Dito. Aku juga tak lupa ambil nasi lagi buatku dan buat pakdhe.

Betul dugaanku. Mas Dito semakin kikuk gara-gara pakdhe menginterogasi dengan berbagai pertanyaan. Duh, pakdhe.... stop please.. aku menjerit dalam hati.

Aku tak mampu menyela pertanyaan-pertanyaan pakdhe. Romansaku berubah drastis. Tadi digombalin, sekarang dihakimi. Andai saja sedang tak banyak tamu, pakdhe pasti sudah kucubit keras. Aku tak tega melihat wajah mas Dito sekarang. Duh... udah kayak orang mau kebelet. Pasti makanannya susah tertelan.

"Nabila perempuan Nak, apalagi dia santri.. kalau bisa mainnya besok saja. Siang-siang. Ayo pamitan sama bapaknya Nabila. Nanti biar pakdhe yang antar kamu keluar. Nabila biar tetap di dalam rumah." Ucapan pakdhe pada mas Dito tak sanggup kumengerti. Pakdhe bahkan tak menunggu mas Dito selesai menghabiskan hidangan yang kusajikan.

Pakdhe tak sopan pada tamuku. Berani-beraninya pakdhe mengusir tamuku. Arrgghh aku benci pakdhe. Aku benci. Benci.. Benci...

Aku melepas mas Dito dengan hati hancur. Pacar pertamaku dan cinta pertamaku diusir oleh keluargaku saat pertama kali main.

Begitu melihat mas Dito sudah berlalu pergi, aku segera ke kamar. Chat tulisan dan voice permintaan maaf ke dia. Ku dekap boneka kelinciku darinya, lalu menangis sejadi-jadinya. Tak ada balasan. Chatku belum dibalas. Mas Dito pasti hancur hatinya.

Aaarrggghhhh.. kenapa begini..

Kenapa harus begini..

Mas Dito cinta pertamaku ya Allah, aku ingin berjodoh dengannya, aku ingin bersamanya. Nikah dengannya dan hidup bersamanya kelak bersama anak cucu. aku minta Engkau halalkan cinta yang Engkau tumbuhkan di hatiku dan hatinya.

Hiks.

Aku tak peduli lagi pada tamu-tamu lain. Aku memilih berada di kamar. Bodo amat ada tamu perempuan kek, laki kek, saudara kek.. Bodo amat. Aku benci.. benci.. benciiii..

-------------

🔮 Cepet kan??

1066 kata.

💚💚💚

Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang