38. Keanehan Nabila

15.7K 1K 86
                                    

Masih gus Zainal POV yaw, readers tercintaa

🌃🌃🌃

Kamar ---> serambi masjid ---> kamar ----> dapur ---> asrama salaf ---> koperasi ---> serambi masjid ---> kantor asrama putra ---> kamar ustadz ae gus ae bib Hilmy.

Kutenteng hp setipis buku 38 itu dari satu tempat ke tempat yang lain.

Jam di layar hp sudah menunjukkan pukul 23.00. Aplikasi WA sudah yang kesekian kalinya kubuka tutup.

Sebagian santri putra banyak yang masih melek. Namun sudah tak seramai satu jam lalu.

Aku masuk ke kamar bib Hilmy dengan langsung menggelar kasur lipat. Shohibul kamar masih membaca kitab suci dengan qiraat imam Nafi'.

Aku bingung hendak chat Nabila apa tidak.

Bukan perkara salah omong ataupun remidi Nabila. Melainkan karena omongan dari Qois yang satu jurusan dengan Nabila di kampus. Satu jurusan berarti satu gedung. Kemungkinan sering bertemu Nabila memang sangat besar. Tadi dia mencegatku saat hendak kembali ke ndhalem.

Berbasa-basi sebentarlah si Qois, lalu perlahan berbicara serius namun seperti tak enak hati.

Maaf Ustadz, saya sebenarnya ragu akan cerita atau tidak. Saya kok sering melihat mbak Nabila naik ojek ke arah timur ya? kemarin malah saya lihat mbak Nabila masuk ke mobil mewah. Kebetulan saya lihat orang yang duduk di kursi kemudi. Beliau adalah habib Ahmad yang sering mengisi ceramah Tadz

Bib Hilmy bertanya;
"Why? Kumaha?" Dia mengamatiku yang seketika merebahkan diri di kasur lipatnya sambil mengatur nafas. Hp masih setia kupegang.

Dan pertanyaan why itu, tak sampai di telingaku. Aku malah berkutat pada chat WA.

Adhe ada masalah?
Tanpa basa-basi tanpa salam tanpa say hi, tau-tau otomatis ngetik. 😉

Satu balasan diterima;
Wah to the point. Tumben maskuu

Ustadz/gus/bib Hilmy melempar sajadah di sebelahnya padaku. Strike tepat menutup muka sama hp-ku.

"Bentar bib.."

"Halah.. Mesti perkoro Nabila" ucap bib Hilmy sembari menutup al-qur'an di tangannya.

"Yo'ii" jawabku.

Ada balasan.
Iya tapi adhe' belum ingin cerita

Aku kembali bertanya;
Ada hbunganny sma hbungan kita?

Ada sdikit, mungkin..
Jawab Nabila.

Jawaban Nabila membuatku berpikir mo tanya apa lagi;
Bahaya bwt hubungan kita?

Hahaha,,, insyaallah enggak mas.. doain adhe nggih mas,, biar adhe bisa melaluinya dengan mudah.
Tulisan Nabila tak ber-emoticon sama sekali.

Segera kubalas;
Aamiiiiin... mas selalu doain yang terbaik buat adhe'

Makaciiiiih mas ❤,, sampun nggih,, adhe' ngantuuuuk..
Loh kok langsung mau tutup pembicaraan.

Tunggu dhe', tdi ada yg ngadu ke mas..
Dia lihat adhe' masuk mobil bib Ahmad..

Adhe'ku mengetik...
Iyesss mas-kuu, gus-kuu cemburu.
Santai mas, ada umi Fatimah kok..

Kmana?
Tanyaku.

Rahasia 😂

Aku berpindah posisi. Duduk menyandar ke dinding kamar.

Pilihan Sang Gus [Khatam] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang