28

231 14 0
                                    

Hari ujian terakhir di masa putih biru itu, ujian nasional. Paling  ditunggu tapi saat datang membuat gelisah akan hasil nya.

Hahhh

Ujian berakhir, bisa bernafas lega untuk sementara waktu. Setelah itu akan ada senam jantung karena menunggu hasil nya. Setidaknya untuk sementara waktu bisa lega karena ujian fili berjalan lancar.

"Gimana? Sukses kan UN nya?"

"Sukses dong! Lo juga kan?"

"Pasti nya iya," ahmad berdehem sebentar membuat fili berhenti melangkah di koridor sekolah menuju parkiran saat melihat ahmad juga berhenti.

"Setelah ini lo mau lanjut SMA mana?" lanjutnya.

"Gue dijakarta aja, lo juga kan? Gue tebak, pasti lo bakal satu SMA lagi sama gue karena bonyok lo pasti berfikir begitu" mereka meneruskan perjalanan menuju motor ahmad di parkiran. Setelah ujian memang murid di boleh kan pulang. Banyak yang hura hura kesana kemari karena mereka merasa sudah bebas, ada yang coretan baju. Entahlah, pengumuman nilai saja belum malah seneng seneng, bagaimana kalo dari mereka tidak lulus? Apa ga malu udah hura hura kesana kemari?.

Fili sampai di parkiran, ahmad mengambil motornya dan fili naik dengan bantuan tangan ahmad, karena tidak sampai untuk menaiki motor ninja hitam ini.

"Lo kenapa diem mulu? Kesambet?" lagi dan lagi ahmad hanya diam tidak seperti biasanya yang selalu konyol itu, fili lebih baik ikut diam karena bingung dengan ahmad.

Berjalan menembus ramai nya jakarta dengan keheningan diantara mereka.

"Loh kok berhenti disini? Rumah gue kan masih jauh" fili menyerngit heran saat motor yang ia naiki berhenti di sebuah taman.

"Sebentar ya, mau dinginin otak, turun ayo. Mau disini aja?" fili turun dan menyerahkan helm nya.

Ahmad menarik tangan fili lembut, seperti ayah yang sedang menuntun anak gadisnya menuju bangku taman.

"Fil"

"Fili"

"Fili Woy" karena tidak mendapat respon, ahmad menoleh dan kaget karna fili tak ada di samping nya. Mengedarkan pandangannya mencari fili.

Senyum ahmad terbit ketika melihat fili datang membawa dua es cream di genggaman nya.

"Buat lo, ga usah sedih gitu. Gue udah tau kalo pasti nilai UN lo Jelek"fili menyodorkan satu es cream ke ahmad dan kembali duduk di tempat semula.

"Sok banget si. Gini gini gue dapet peringkat loh! Ya walaupun cuma peringkat 6. Tapi siapa tau yang peringkat 6 nilai UN nya lebih tinggi dari yang rangking 1"

"Mimpi lo" fili mulai menjilati es cream nya.

"Gue mau ngomong serius fil"

"No, no. Gue ogah denger. Pasti lo cuma mau bilang kata se.rius doang kan?" fili menekan kata serius.

"Ck, kaga. Gue beneran ini" fili melihat wajah ahmad yang menampilkan raut wajah serius. Walau begitu, fili tidak mudah percaya dengan ahmad ini, bukan apa apa, pernah wajah ahmad serius tapi malah bercanda.

"Boong lo ah"

"Bener fil"

"Ga ga ga"

"Gue bakal pindah ke singapur fil" kegiatan fili menjilati es cream nya terhenti dan dengan cepat menoleh ke ahmad.

"Ko lo jahat si? Tar gue basket sama siapa?" biarpun ahmad menyebalkan tapi fili tidak bisa jauh dari nya karena sudah seperti abang sendiri.

"Omah sakit, terpaksa bonyok harus ngerawat mereka dan gue harus ikut"

basketball in love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang