35

280 11 0
                                    

Hari hari berlalu, tidak ada yang berubah dari kegiatan fili, seperti biasa mendatangi lapangan basket dan setelah itu ke cafe.

Fili dapat mendengar dari kejauhan ada suara pantulan bola basket dilapangan biasa tempat fili.

Fili mempercepat langkahnya agar sampai ke sana, dilihatnya punggung laki laki yang tidak asing bagi fili, fili terus memandangi pria itu yang sedang berusaha shoot basket ke dalam ring. Basket masuk dan pria itu rebond basketnya dan membalikan badannya.

Bola mata fili melebar. Pria itu juga sama, tapi dengan cepat pria itu sembunyikan keterkejutannya.

"kemana aja lo?" setelah beberapa menit saling pandang akhirnya fili

"ga kemana kemana" jawabnya santai. Didalam hati ia merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa ia bertemu fili dijam seperti ini. Biasanya fili datang kesini satu jam kedepan.

Fili tersenyum sinis "salah gue sama lo apa?" fili berjalan mendekat.

"gaada" lagi dan lagi ia masih sibuk dengan basketnya.

Fili merebut basket itu dan melemparnya asal hingga entah kemana basket itu pergi, untuk pertama kalinya ia benci dengan basket kali ini.

"kenapa lo menghindar? Salah gue dimana? Dengan seenaknya lo pergi tanpa jelas! Asal lo tau gue selalu kesini cuma buat mengurangi rindu gue sama lo!" suara fili menaik.

Ahmad memejamkan matanya menahan emosi yang akan meledak. bagaimana tidak, basket kesayangannya di lempar begitu  saja entah kemana.

"jawab gue!" tuntut fili.

"jangan ganggu gue" ucap ahmad dingin.

"kalo lo bilang dari awal gue gaakan ganggu lo brengsek!"

Plak

Fili memegangi pipi kirinya yang memanas, matanya membelalak, menggelengkan kepalanya  tak percaya dengan perilaku ahmad.

"gue gaakan ganggu lo selamanya!" ucap fili menekan kata terkahirnya dengan suara bergetar dan berlari meninggalkan lapangan.

Ahmad memejamkan matanya lagi, tangannya mengepal kuat.

"arghhhh" ahmad meninju keras pohon didepannya sampai tangannya mengeluarkan darah. Tak perduli dengan itu, ahmad telah menyakiti hati fili.

🏀🏀🏀

Fili memandang keluar jendela cafe, setelah ahmad menampar fili langsung ke cafe ini. Biasanya fili akan ke cafe ini baru setelah itu kelapangan. Tapi entah kenapa ia memilih untuk kelapangan dulu baru kesini.

"permisi kak, ini pesanannya" ucap.barista meletakkan ice coklat seperti biasa. Bahkan belum fili memesannya tapi dengan hafalnya barista itu menyediakan keinginan fili.

Fili tersenyum, lantas mengucapkan terimakasih pada barista itu. Kemudian barista itu meninggalkan fili sendirian lagi.

Fili memegang kembali pipi kirinya, masih terasa bagaimana tamparan ahmad tadi walau tidak terlalu kuat. Fili tersenyum miris.

"kita bertemu dengan perantara basket. Hari hari kita menyenangkan dengan perantara basket juga. Sekarang, kita berpisah dengan perantara basket juga. Mungkin setelah ini gue benar benar akan membenci basket" batin fili.

🏀🏀🏀

Mengendarai dengan brutal sebagai pelampiasan emosinya. Tak perduli dengan suara klakson beserta lengkap dengan caci maki pengendara lainnya.

basketball in love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang