31

210 12 1
                                    

Suara yang paling di tunggu sebagian anak SMA kencana adalah suara bel pulang sekolah yang baru saja berkumandang.

Fili memasukam buku pelajarannya ke dalam tas, berjalan menuju lemari sapu, serokan dan alat lainnya untuk piket.

Bila, riska dan rifka sudah pergi dari kelas sejak bel pulang tadi, meninggalkan fili dengan kawan yang lain untuk bersih bersih kelas.

"Woi woi piket yang bener biar cepet pulang" andi memang tidak piket hari ini, tapi karena katanya ia ketua kelas jadi harus memantau anak anak lain yang piket biar rapih katanya.

"Ck bawel lo, bantuin sini"

"Gue ga piket, ogah bantuin bu sekertaris"

Fili memutar bola mata malas "stop panggil gue dengan sebutan itu!" andi malah terkekeh dan memilih duduk di meja ujung depan dekat pintu sambil memainkan ponselnya. Buat apa dia mantau anak anak yang piket kalau ia malah main ponsel? Dasar gila -batin fili-

"Gausah ngomongin gue didalem hati gitu, make ngatain gila" ucap andi santai dan terus fokus dengan ponsel miring itu, mungkin sedang mabar atau apalah fili tak perduli.

Mendengar ucapan andi buru buru fili menoleh dengan mulut terbuka, muka memerah malu karena tertangkap basah ngomongin orang lain.

Setelah piket selesai, anak anak yang lain sudah beranjak dari kelas "fil, kunci kelas, abis itu kunci nya kasi mang acep di lantai satu gue duluan" andi melempar kunci itu untung saja fili sigap menangkapnya.

Berjalan kedepan kelas, mematikan kipas angin dan lampu, tiba tiba terbayang jika ia harus terkunci di dalam kelas ini sendirian, sekolah sepi dan gelap membuat fili merinding dan dengan cepat menutup pintu kelas dan segera mengunci nya.

"Selesai!" gumam nya setelah mengunci pintu dan melempar pelan kunci itu dan kembali di tangkap nya sambil memutar badan membelakangi pintu tapi,

"Kyaaa"

Plak

"Woi gue manusia jangan di tabok dong!" ucap nanta mengusap punggung nya yang baru saja kena tabok fili itu.

Bagaimana tidak kaget, habis membayangkan hal horor tiba tiba ada sosok berdiri membelakanginya.

"Siapa suruh ngagetin?!" fili nampak geram.

"Gue ga niat ngagetin fil"

"Terus apa?"

"Gue niat nganterin lo balik"

Oke terserah, fili tak habis fikir dengan manusia satu ini. Benar benar berubah, yang dulunya pendiam, dingin, ga humoris, gombal pun ga bisa, tapi sekarang kenapa jadi kebalikan gini?

Manusia dapat berubah kapan pun dan dimana pun, kita ga bisa menentang mereka untuk berubah, entah berubah menjadi baik atau menjadi buruk. Tinggal tunggu saatnya dan siapa yang bikin manusia itu berubah.

"Gue bisa pulang sendiri" fili berjalan meninggalkan nanta.

"Naik apa?" nanta berhasil menyamai langkah fili.

"Di jemput supir"

"Gue tebak dia ga bakal kesini, lihat nanti" ucapnya percaya diri membuat fili mendengus, ucapan gila macam apa itu?

🏀🏀🏀

Berkali kali fili meletakkan ponsel nya di telinga tapi tidak ada jawaban membuatnya menghela nafas kasar. Mang budi, supir baru keluarga nya tidak kunjung mengangkat telfonnya. Lalu bagaimana fili pulang?.

basketball in love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang