36 (END)

753 23 4
                                    

Tak henti hentinya fili mondar mandir tidak jelas. Meremas jari tangannya yang mulai mengeluarkan keringat dingin. Menunggu kabar dari dokter didalam sana yang sedang menangani nanta.

Saat nanta pingsan tadi, fili meminta tolong pada supirnya untuk membantu bawa nanta kerumah sakit terdekat dari rumahnya.

Pintu terbuka, dr. Bryan terlihat dari name tag nya keluar dari ruangan yang di dalamnya terdapt seseorang yang sukses membuat fili khawatir.

"bagaimana keadaannya dok?" tanya fili sembari menghampiri sang dokter.

"anda keluarganya?"

"saya pacarnya dok"

"apa anda tidak mengetahui kalau pasien memiliki sakit gagal ginjal? Kondisi nya sangat parah, ia harus segera mendapatkan donor ginjal" jelas dr. Bryan.

Perkataan sang dokter membuat fili lemas, tulang dikakinya terasa rapuh, matanya memanas dan siap mengeluarkan cairan bening tanpa di minta. Tapi sekuat mungkin fili menahannya.

"saya tidak tahu dok. Tolong sembuhkan nanta dok" suara fili bergetar.

"kamu yang sabar. Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Dan jangan lupa berdoa kepada tuhan karena hanya dia yang dapat menyembuhkan penyakit, kami sebagai perantara saja. Saya permisi"

"terimakasih dok" setelah itu dokter meninggalkan fili.

Fili masuk keruangan serba putih itu, bau obat obatan menyeruak masuk kedalam indra penciuman fili.

Ia menarik kursi dan duduk di samping ranjang nanta. Memandang wajah pucat tapi tetap tampan. Cukup lama fili memandang nanta hingga ia ingat sesuatu. Ia belum mengabari ria tentang keadaan nanta.

Fili memgambil handphone nanta, mencari kontak bundanya dan menyalin di handphonenya. Fili memang mengetahui sandi kunci handphone nanta. Dan sebaliknya.

"hallo bunda ini fili"

"iya fili kenapa?"

"maaf bun. nanta ada dirumah sakit dekat rumah fili, tadi nanta pingsan saat dirumah fili"

"astaga nanta. Gimana keadaan nanta? Bunda akan segera kesana. Terimakasih sudah ngabarin bunda"

Terdengar nada sangat khawatir disana dan telpon terputus secara sepihak.

Fili memang memanggil ria dengan sebutan bunda. Karena ria sendiri yang memintanya.

Pintu ruang inap nanta terbuka, menampilkan wanita dengan wajah khawatir. Berjalan pasti menuju ranjang nanta. Setelah sampai di samping ranjang nanta, fili mencium punggung tangan ria.

"bun, kata dokter nanta sakit gagal ginjal udah lama. Bener bun?" tanya fili ragu ragu.

Ria menghela nafas, hal ini pasti akan terjadi cepat atau lambat. Dan benar saja, sekarang terjadi.

"iya benar fil. Bunda, ayah, nanta pun sudah mengetahuinya. Bunda minta maaf harus menyembunyikan ini dari kamu Nanta yang mau. Nanta ga mau kamu khawatir memikirkanya fil". Ria menjelaskan dengan jelas.

Fili nampak terkejut dengan pernyataan itu. Kenapa dia tidak mengetahuinya, pantas saja nanta selalu minum air putih saat di cafe. Fili benar benar tidak peka.

Melihat fili hanya diam menundukan kepala, ria kembali.bersuara "sebenarnya nanta selama ini di rawat di rumah sakit. Ia selama ini menghilang karena ingin menyembuhkan sakitnya, tapi sampai sekarang kami belum menemukan pendonor ginjal untuk nanta"

Fili menutup mulutnya tak percaya. Kenapa nanta menutupi semuanya? Kenapa nanta menanggung itu sendirian?. Air mata fili terjatuh karena sudah tidak sanggup menahannya.

basketball in love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang