LUAR KOTA

726 65 7
                                    

Setelah take terakhir selesai syifa melihat jadwal untuk syuting esoknya.

" wow besok kita keluar kota ka."

Ziah dan anggi pun mendekati syifa dan melihat jadwal untuk syuting besok.

" lihat coba!" Ziah mengambil jadwal dr tangan syifa.

" kebandung gi.." sambil memberikan jadwal kepada anggi.

" wah..., kita semua kumpul jadi satu." Anggi tersenyum kepada syifa dan ziah.

" senengnya sekalian liburan hehehehe"

" kerja woy.. kerja. Libur mulu yg di inget" ketus ziah.

" ia... ga papa zi.! sekalian liburan menikmati alam."

" terserahlah. Yg penting mas hamas ikut juga kan, senengnya bisa lihat dia 24 jam" senyum sumringah ziah sambil menerawang jauh.

" wuus, jangan ngayal bu. Emang kamu satu kamar apa sama mas hamas 24 jam."

" ga pa pa walau ga sekamar yg penting satu penginapan juga udh seneng aku mah."

Syifa yg mendengar perdebatan mereka hanya senyum senyum, tanpa ingin ikut nimbrung pembicaraan mereka.

" syif kamu kesambet apa. Senyum senyum sendiri" anggi yg melihat syifa tersenyum menegurny.

" engga ka..., aku ga kesambet ko. Cuma seneng aja lihat kalian berdebat. Yang akur y... aku pulang dulu sampe ketemu besok."

Syifa cipika cipiki kepada anggi dan ziah dan berlalu pergi.

" tuh bocah kenapa ?" Ziah mengelus dagunya bingung sementara anggi hanya menerka nerka mungkin syifa bahagia sama seperti ziah karna akan bertemu hamas kali.

Walau sebenarny syifa bahagia karna bisa lebih dekat dengan mereka. Bahagia karna nanti bisa kumpul setelah break syuting atau apapun bercerita itu yg dibayangkan syifa.

Setelah menyapa astrada, sutradara dan kru dan crew syifa pamit pulang, agar esok pagi-pagi ia bisa bangun dengan keadaan segar bugar dan juga untuk membereskan baju baju yg akan di bawa besok selama 5 hari.

*********

" hallo assalamualikum mas" terdengar suara wanita di sebrang telepon.

" wa'alaikum salam zii, ia ada apa tumben tlp saya" jawab hamas.

" emm...., mas hamas udh di kasih tau jadwal syuting buat besok." wanita yg di sapa zii adalah ziah yg bertanya kepada hamas.

" ooo syuting besok udh ko dr om putra, tadi siang. Makasih udh ingetin lagi. Soalnya saya belum berkemas buat besok." Ujar hamas.

" kamu masih di lokasi.? Anggi, syifa masih di lokasi juga.??" Hamas mengabsen temen teman yg ada di sana.

" aku kira cuma aku yg ditanya ternyata semua." Dengan suara manja ziah bicara.

Hamas cuma tersenyum dengan perkataan ziah.

"Semua dong kan semua teman satu team"

" syifa sih udh pulang barusan... aja. Aku sama anggi bentar lagi juga pulang. Hari ini break syuting cepet karna besok kita kan mau keluar kota. Jadi biar bisa beberes buat besok pagi."

Hamas tersenyum mendengar nama syifa di sebut. Entah hanya mendengar namanya saja hamas begitu bahagia. Sampai sampai ia tak menyadari klo masih bertelepon dengan ziah.

" mas...mass.. hallo mas hamas, masih dengerin ga sih ziah ngomong." Sungutnya.

" ya... zii. Saya denger ko. Ya udh sampai ketemu besok jam 8 pagi jangan kesiangan, klo habis sholat jangan tidur lagi. nanti bablas loh. Assalamualikum." Hamas menutup teleponnya.

" tak kira syifa yg telepon." Sambil meletakkan hp di nakas tempat tidurnya. Hamas membaringkan tubuhnya menerawang melihat ke atas. " ga sabar nunggu besok" gumamnya. Setelah membaca doa tidur hamas pun terlelap tidur dengam guling yg di peluk erat.

*******

Mereka berkumpul di kampus karna setting acara kampus. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi yg sudah di casting sebagai piguran sudah berkumpul sejak pagi ada 3 bus besar dan 2 mobil yg mengangkut peralatan syuting.

Syifa sampai jam 7 pagi ia di antar keluarganya. semuanya ikut mengantar syifa untuk naik bis. Ada beberapa mencibir syifa karna mereka berpikir syifa seperti bocah yg masih di antar oleh keluarganya. Syifa sebenarnya mendengar sindiran itu, namun ia tak ambil pusing denga perkataan mereka. Syifa bahagia dan nyaman seperti itu karna keluarganya care dan peduli padanya.

" mama dan papa nanti nyusul klo papa2 besok libur klo abang mau ikut nanti kita bawa juga hehehe" mama mulai mereceh.

" ia mah...., syifa ga pa2 ko. Klo misalnya mama sama papa g kesana juga.! Insyaallah syifa bisa jaga diri." Sambil mencium tangan papa dan mama. Abang abangnya yg baru datang setelah menaruh koper syifa ke dalam bagasi bus. Syifa juga mencium tangan abang2nya.

" jaga kesehatan y.! Mama udh siapain obat di tempat biasanya y. Ada obat maag.,Antangin, obat flu, dan obat merah juga ada. Satu lagi mibyak kayi putih biar kamu hangat nanti kamu balurin y de."

" ia mamaku yg cantik dan perhatian. Aku akan jaga diri dan ga sakit biar mama ga khawatir. Lagian udh ada kali yg siapain mah." Ujar syifa sambil ingin pergi namun mama menariknya dan memeluk erat syifa.

" belum apa2 mama udh kangen kamu de."

" ih mama lebay ah, syifa udh gede mah plis deh."

" ia deh.!! Ade yg udh gede, tp masih maunya de panggil ade."

" mamah."  Syifa manyun.

" udh mah jangan di ledekin melulu. Tuh udh pada naik yg lainnya." Ujar papa menengahi perebatan ibu dan anak tersebut.

" dadah semuanya doain biar syofa selamat sampai tujuan dan kembali dengan selamat ya.." dengan berlari kecil syifa menuju bus.

Syifa berjalan sambil melihat nomor yg berada di kertas yg diberikan kru sesaat ketika syifa akan naik ke bus.

Sampai bangku di belakang di dekat pintu belakang yg tempat duduknya berdua. Syifa kaget melihat hamas sudah duduk di samping nomornya syifa.

" assalamualaikum mas hamas." Syifa menyapa hamas yg sedang menunduk mengaji. Hamas mendongak melihat wajah syifa." Kita berdampingan duduknya. Tak kira mas hamas sama para cowo duduknya."

" engga saya di kasih nomor sama kru  ya sudah saya ikutin, Nanti klo komplen di sangkanya artisnya bawel amatt."

Syifa tertawa, ketika hamas melihatnya tertawa syifa buru buru menutup mulutnya dari pada nanti di kasih dalil apapun yg akan keluar dr mulut hamas. Hamas yg melihat itu tersenyum." Masyaallah ciptaan mu ya allah begitu indah." Batin hamas.

" mas... mas.. boleh permisi, nomorku ada di pojok sana."

" oh ia" hamas kiku, berdiri dan memberikan jalan kepada syifa untuk duduk di arah pojok bangku dekat jendela.

" makasih mas hamas" syifa tersenyum dan duduk di arah pojokan melihat ke luar jendela. Melihat papa mama dan abang abanya yg sedang melambai lambai ke arah syifa.

Hamas melihat juga dan senyum keluarga syifapun menular kepada hamas.
8
Hamas duduk kembali, memberikan jarak satu jengkal dr syifa agar tidak batal wudhunya.

Bus semakin banyak orang yg masuk ke dalam bus.

Ziah yg baru datang di susul oleh anggi di belakangnya. Merekapun mencari dan tak lama ia sudah menemukan nomor yg dicari. Ziah dan anggi bersisian bangkunya. Ziah menengok kiri kanan menari seseorang yg di harapkan. Ia melihat ke belakang dan menemukannya.

" mas.... mas hamas..." ziah berteriak dan juga melambaikan tangan ke arah hamas.

Hamas  menengok ke arah suara berasal dan melihat ziah yg melambaikan tangan hamas menanggapi dengan tersenyum dan meneruskan tadarusnya.

Setelah semuanya masuk dan di daftar nama namanya salah satu kru memberikan wejangan dan doa2 agar mereka selamat sampai tujuan dan juga kembali pulang, akhirnya bus berjalan di iringi sholawat nabi dan murottal di cd yg di putar di dalam bus.

TA'ARUFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang