pupuskah

867 70 28
                                    

Setelah syuting di bandung, kru dan para pemain break syuting 2 hari untuk melanjutkan syuting ke daerah lainnya di luar kota di daerah jogya.

Syifa bersyukur dengan break syuting kali ini. Karna ia benar benar ingin menghindari hamas yg selalu bertanya tentang ia yg menghindari hamas dan prilaku yg terlihat jelas keanehan yg dirasakan hamas terhadap syifa.

Syifa yg sedang duduk di balkon kamarnya. Sambil memandang ke langit hitam yg bermandikan bintang dan bulan yg bersinar.

Namun sinarnya bulan tak masuk kedalamnya hanya ada ke hampaan yg dirasa.

Syifa melihat hpnya yg berada di pangkuannya yg td ia letakkan di kamar sebelum magrib berada di nakas kamar. ada beberapa miss call dari hamas dan juga rama. Ia membuka chat dan telepon.

" k rama.?! Tumben telepon dan juga bukannya lagi sibuk yah.?" Syifa bicara sendiri. Lalu membuka chat dari rama.

📨 syif. Kmu dimana..?kapan break syuting. jalan yuk.

Syifa hanya membacanya tak ingin membalas. Dan iapun membuka miss call dari hamas sebanyak 10 panggilan.

" mas hamas...."

Syifa bergumam setelah melihat miss call dari hamas.

" maaf ya mas.. bukan aku menghindari namun mungkin ini jalan yg terbaik buat mas hamas. Aku bukan wanita ideal buat mas. Bukanlah yg berpendidikan tinggi dan juga berhijab secara syar'i. Aku bukanlah wanita yg tepat buat mas." Syifa tanpa sadar air mata jatuh dr mata turun ke pipi dan syifa tak menyadari.

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk. Namun syifa tengah larut dalam pikirannya sendiri hingga tak mendengarnya. Setelah cukup lama akhirnya pintu terbuka. Dan bang nawa yg ingin masuk terperosok karna pintunya tidak di kunci. Awalnya ingin mendobrak karna takutnya di kunci tp malah sebaliknya.

" aduuuh" erang bang nawa. Matanya mencari cari dimana syifa, bang nawa bangun dari jatuhnya dan berjalan mencari syifa. Kamar mandi dan juga sela2 lemari sampai bawah tempat tidur di cari, namun batang hidungnya syifa tak terlihat. Bang nawa melihat jendela terbuka dengan gorden yg berkibar kibar. Jantung mendadak terperosok karna ada rasa takut. Berjalan perlahan lahan ke arah jendela yg terbuka. Bang nawa menengok kiri dan kanan di depannya. Karna tak melihat apa apa, dia pun akan menutup jendelanya, namun samar samar ia mendengar suara tangisan yg tertahan. Dengan langkah takut takut bang nawapun melangkah ke balkon untuk memastikan hantu atau adiknyakah yg menagis.

Syifa duduk di atas tembok balkon. Menatap bulan yg terang benderang pikirannya berkelana tak tentu arah hingga bang nawa datang dan duduk di sampingnya pun tak terdengar. Air mata syifa masih berada di pipi tak berhenti malah semakin deras walau tanpa suara.

Bang nawa hanya menunggu sampai syifa berhenti menangis. Setelah cukup lama syifapun tersadar dan ingin turun dr tembok balkon namun ia melihat bang nawa di sampingnya.

" eh bang nawa.! Abang ngapain.,? " syifa terkejut melihat bang nawa, sementara bang nawa hanya tersenyum. Jari telunjuk bang nawa mengelus pipi syifa menghapus air mata yg masih menempel di pipi syifa.

" eh abang mau apa sih...!" Syifa protes akan aksinya bang nawa. Namun setelah dilihat telunjuknya bang nawa ada setetes air.

" ini siapa yg ngelakuinnya.?" Tanya abang nawa dengan muka yg sulit di artikan.

" apaan sih bang. Aku td kelilipan trus perih matanya dan air matanya jatuh deh." kilah syifa dan turun dari tembok balkon menuju ke arah jendelanya.

Bang nawa mengikuti syifa hingga syifa ke arah ranjang dan bersiap siap tidur.

" abang tau kmu de, jangan bohong sama abang. Sekarang kmu ngomong atau abang cari sendiri orang yg bikin kmu nangis kaya gini."

"Aku ga nangis abang....." syifa masih ingin menutupinya dari abang nawa.

Bang nawa beranjang dari tepi ranjang syifa dengan muka yg sangat menyeramkan. Syifa buru buru menjegah dengan memegang tangan kiri bang nawa.

" ia bang. Ia bang aku mau cerita sama abang. Tapi abang jangan marah gtu dong.. senyum dulu baru aku kasih tau." Syifa menenangkan abang nawa yg klo marah benar benar menyeramkan.

Bang nawa melihat syifa dengan mode on hungrynya tp setelah melihat senyum adik yg super duper imut dan manis akhirnya luluh juga.

Bang nawa duduk kembali di tepi ranjang syifa, sambil menatap syifa yg masih saja belum ada tanda tanda untuk berbicara hanya menunduk dan menghela napas sambil melihat jari jari yg ia mainkan.

" ya udh klo kmu ga mau ngomong abang pergi dari kamar kmu nih." Sambil akan kembali beranjak pergi.

" aku di ajak ta'aruf sama mas hamas....!" Syifa berbicara dengan nada cepat.

Bang nawa bengong sambil mencerna apa yg syifa bicarakan.

" ha..ma..s ma..u ta.. aruf sama kmu de..? Trus abang mau di kemanain."  Tanya abang nawa terbata dan juga absurd.

" kemanain!?maksudnya apa sih bang. Aku serius nih jangan bercanda."  Kesal syifa.

" maksud abang gini de! kan kmu masih punya abang sama bang randi trus kmu mau ngelangkahin abang abang kmu gtu."

" hehehe si abang jauh amat sih pikirnya. Mas hamas cuma masih ingin tahap mengenal untuk sekarang mah. Tapiii kaya itu ga abakal terjadi deh." Syifa menghela napas sambil menyenderkan kepalanya kepundak bang nawa.

" kaya sih ibu mas hamas ga cocok klo calonnya kaya aku deh."

" emang kenapa de. Kmu cantik juga sholehah dan selalu nurut sama orang tua dan ga neko neko penampilan juga perbuatannya."

" makasih abang udh muji ademu ini. Tapi setiap orang kan pikirannya ga kaya abang. Lagian aku ga sebagus apa yg abang omongin td deh. " ujar syifa sambil mengelus paha kiri bang nawa dan menjewel bulu paha bang nawa.

" deeee sakit paha abang nawa kmu cabutin bulunya." Syifa hanya teryawa dan menjauh ketika bang nawa akan membalas.

Syifa menjaili bang nawa hanya modus agar pembicaraan selesai. Syifa sedang tak ingin membahas lebih jauh tentang hamas dan juga apa yg ada di pikiran umi atau orang lain yg tak mengenalnya. Hanya syifa ingin semua bisa dilupakan setelah ia bicara dengan bang nawa. Walau solusi tidak ada . Tapi setidak tidaknya ia merasa sedikit lega beban yg sudah beberapa hari ini  mengganggunya sedikit terobati. Jika masih ada orang yg sayang dan peduli terhadapnya.


Maaf y baru update. Terimakasih yg sudah selalu support cerita ini. Walau kayanya gaje bnget. Tp karna aku pengemar cutsyifa dan hamas syahid walau halu tp aku selalu berdoa semoga mereka suatu saat nanti satu projek dan juga satu perahu dalam rumah tangga ea. Aamiin


Selalu tersenyum  y guys, Karna senyum itu ibadah

TA'ARUFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang