Pov~Gevin
(Hari Senin, 27 Seftember 2019)
Cowok berkulit putih itu membuka baju seragamnya dan mengganti dengan kaos hitam polos, kemudian melempar seragam ke sembarang arah, cowok bernama gevin itu mengambil jaket hodlie berwarna biru hitam bermerek gucci, dan memakainya. Sekilas ia terlihat merapikan rambut sedahinya di depan cermin dengan senyum tipis, setelah merasa ok.
Gevin mendekati pintu kembali dan memutar knop pintu kamarnya. Langkah ringan nya terlihat menuruni anak tangga dengan siulan bermelodi, suasana hatinya terlihat baik. Sampai di ruang keluarga, Gevin mengambil kunci motor dari nakas dekat televisi.
Matanya terlihat menatap kesegala arah, "Bi, Gevin keluar sebentar" seru Gevin.
Bibi Wenda terlihat tergesa-gesa melangkah mendekati anak tuan nya di ruang keluarga, sebelah tangan nya masih memegang lap kecil, "Sebentar nya berapa jam, Den?" tanya Bi Wenda. Meski terlihat masih 40 tahunan Bi Wenda telah bekerja cukup lama di keluarga Adward.
Gevin terlihat menampilkan senyum, "jam 22:00 malam an, kayaknya" Gevin melangkah mendekati pintu taman.
"Tapi Den, Bapak sama Ibu malam ini pulang"
Gevin melirik sekilas sebelum benar-benar menutup pintu taman, "Oke" ujar Gevin berbarengan dengan pintu taman yang tertutup rapat.
Gevin mendekati motor sport berwarna hitam nya, kaki jenjang nya terlihat yakin menaiki motor memakai helm senada dengan jaket yang di pakainya setelah itu baru Gevin menyalakan motor dan melesat meninggalkan perkarangan rumahnya.
Beberapa puluh menit berlalu akhirnya Gevin menghetikan laju motor dan memarkirakan motornya di tempat parkiran cafe, setelah memarkiran dengan mulus Gevin melepas helm, turun dari motor. Sebelum benar-benar pergi Gevin melirik mobil hitam di sebelah motornya, alisnya terlihat mengeryit melihat di bagian depan mobil terdapat goresan cukup parah di tambah ada beberapa jejak darah.
Gevin menyipitkan matanya sekilas, dan melihat seluit orang di dalam mobil itu. Gevin akhirnya memilih acuh dan melangkah masuk ke Cafe Aroms.
"Kak Gevin" panggil seorang gadis yang tengah membuat pesanan pelanggan.
Gevin mendekat ke arah kasir saat si gadis memberikan uang kembalian ke pembeli sambil menampilkan senyum kecilnya. Gevin mengetuk-getuk meja sambil melihat menu cafe.
"Kak gevin kemana kemarin, kok gak ke sini" tanya gadis itu, wajah nya terlihat menuntut jawaban.
"Ada urusan " jawab gevin datar, matanya masih pokus menatap menu.
"Kakak mau pesen apa?" tanya gadis itu ramah.
"Buble tea" seru Gevin sambil menganggukan kepala.
Gadis itu -Putri- membuat pesanan Gevin. Sedangkan Gevin memilih mengambil tempat duduk di dekat jendela cafe, tangannya sibuk memegang ponsel berwarna silver. Sekitar tiga menitan berlalu Putri menaruh pesanan Gevin di atas meja bukan nya kembali Putri memilih duduk berhadapan dengan Gevin.
"Padahal kemarin ada insiden di sini" ujar Putri sambil memakan es krim rasa vanila ke dalam mulutnya.
"Insiden?" tanya Gevin terlihat menyeruput Buble tea nya.
Putri mengangguk "Kemarin ada cewek gila yang masuk ke sini sambil marah-marah lemparin barang. Putri takut lah gimana kalo putri juga kena lemparan barang makanya gak ngusir, pengunjung yang lain pun kayak ketakutan dan gak ada yang berani nenangin si cewek sampe akhinya si cewek itu keluar dari cafe" Purti menjeda ucapannya dan memakan es krim nya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Red Eyes: Playing Eyes (END)
Misterio / SuspensoArensha Frinsa, gadis ber kepribadian dingin, ketus dan tajam itu memiliki rahasia, rahasia yang membawa nya dengan kenyataan pahit bahwa diri nya berbeda. Hanya teman nya -Merinsya- yang tau satu rahasia itu. Dunia nya memang tidak lengkap seperti...