10- Insiden Mobil

107 51 0
                                    

Parkiran sekolah mulai penuh, anak-anak mengambil kendaran yang mereka bawa ada juga anak-anak yang menunggu akutan umum di depan Gerbang. Belakangan sekolah selalu ramai, anak-anak Osis biasanya pulang sore ada juga yang sampai menginap untuk persiapan Party sekolah.

Erin juga sering bolos sekolah, menjadi anak tunggal di keluaraga pembisnis mengharus turun tangan juga membantu ayahnya mengelola cabang perusahan. Arensha sekolah sepeti biasanya, akhir-akhir ini tidak ada hal-hal aneh yang terjadi. Hari-hari berjalan seperti biasa.

Ren sampai di parkiran, mendekati mobil hitam miliknya, tangan nya menarik pintu mobil sebelum seseorang menarik kencang tangan Ren dan niatnya memasuki mobil terganggu. Sebelum Ren bertanya tamparan telak melayang di pipi kiri, Ren terkejut ekor matanya menatap beberapa anak yang masih berada di parkiran yang sama terkejutnya.

Ren jelas tak terima, tapi perempuan itu menatap Ren penuh kebencian.

"Pasti sakit ya, Ren?" cibir cewek itu tersenyum tipis. Melihat seragam yang di pakainya perempuan itu, dia bukan anak Nusa. Jujur saja ren tak mengenal orang yang berada di depanya sekarang, menamparnya tiba-tiba dengan raut kebencian.

Menghiraukan pipinya yang berdenyut dan beberapa anak yang mulai bergerombol memperhatikan apa yang selanjutnya akan terjadi.

Ren menatap dingin perempuan itu, "Lo siapa?"

Cewek itu menampilkan senyum kecut, matanya berkilat marah. Sebenarnya dia siapa?.

Mengambil satu langkah mendekat ke arah Ren, cewek itu mengamati Ren dengan sinis, "Lo lupa sama gue?"

"Gue bahkan gak pernah ketemu sama lo sama sekali" ujar Ren sinis.

Cewek tersenyem kecut dan lebih mendekatkan wajahnya ke arah ren sambil berbisik, "Insiden mobil, apa lo ingat?" bisik si cewek.

Cewek itu melangkah mundur, tatapan kebencian nya masih tergambar jelas. "Hera, gue Hera" seru cewek itu pelan.

Ren ingat.

Kejadian itu terjadi sebelum tahun ajaran baru. Seminggu sebelum masuk sekolah, Ren memilih pergi ke mall kota, di perempatan dekat mall dan turun di perempatan jalan dari mobilnya memilih berjalan kaki. Ia ingin merasakan jalanan trotoar kota sesekali.

Niatnya Ren ingin membeli sepatu baru dan keperluan sekolah lainnya. Tadinya Ren juga beniat mengajak Erin tapi setelah itu mengurungkan niatnya, Erin selalu di sibukan dengan perusahan milik ayahnya setiap libur semester.

Kaki kurus yang di balut dengan sepatu sport hitam itu menghentikan kakinya. Sepasang kekasih yang terlihat tengah bertengkar oh atau mungkin laki-laki nya ketahuan berselingkuh, beberapa pengguna jalan pun meliriknya sekilas atau ada juga yang sudah menenonton mereka.

Dari sudut pandang Ren sang selingkuhan masih dengan acuh duduk di mobil dengan atap tebuka, malahan dengan santai dia memoles bibirnya dengan lipstik merah padahal dari wajahnya perempuan itu terlihat sepantaran dengan Ren.

Ren mendekat agar dapat mendengar pertengkaran sepasang kekasih itu lebih jelas. Perempuan itu menampar pacarnya kasar, bulir-bulir bening berjatuhan membasahi pipi putih perempuan itu.

"Den, kenapa kamu ngelakuin ini sama aku?" tanya perempuan itu lemah. Dendi yang ditanya seperti itu berdecak sebal, bukannya merasa bersalah.

"Gue dari kemarin udah mutusin lo" Dendi mendorong bahu kekasih nya dengan sorot mata tajam.

"Tapi aku hamil, anak kamu Dendi" teriak kekasih nya prustasi. Kedua tangan mungil itu meraih tangan Dendi dengan raut mengkhwatirkan.

"Kamu bilang bakal tanggung jawab, kuliah aku juga satu tahun lagi"

Story Red Eyes: Playing Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang