"Happy valentine my chuu" bisik Bobby lagi saat mereka berada dalam lift menuju dorm.
"Kau sudah mengucapkan itu berkali-kali" balas Jisoo berbisik.
Bobby tersenyum sangat bahagia ketika ia bertemu Jisoo dan Jisoo memberinya sekotak coklat berbentuk hati.
"Apa kau akan mengunjungi orang tuamu?" Tanya Jisoo saat mereka keluar dari lift dan berjalan menuju dorm IKON."Ne, aku akan mengunjungi mereka dan juga hyung-ku" kata Bobby.
"Hufttt aku rindu orang tuaku" ujar Jisoo tiba-tiba.
"Apa kau sudah menghubungi mereka?" Tanya Bobby.
"Sudah, aku mengucapkan selamat valentine pertama kali kepada orang tuaku, aku meminta maaf karena jadwal Blackpink yang begitu padat sehingga belum bisa mengunjunginya" jelas Jisoo.
Bobby menganggukkan kepalanya, kemudian memasukan kode pintu dan mengajak Jisoo masuk ke dormnya.
"Hyung! Uh Jisoo noona? Annyeong~ happy valentine day noona" sapa Donghyuk saat mereka memasuki dorm.
"Nnyeong~ happy valentine" sapa Jisoo balik.
Jisoo duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan tv, ia mengistirahatkan badannya sejenak.
Bobby juga ikut duduk disampingnya.
"Dongie-ya, tolong ambilkan kotak susu di kulkas" suruh Bobby ketika melihat Donghyuk berjalan ke arah kulkas.
Tanpa menjawab, Donghyuk langsung mengambil tiga kotak dan berjalan menuju Bobby, ia juga ikut mendudukkan dirinya di sofa.
"Apakah kau akan pergi lagi noona?" Tanya Donghyuk saat ia memberikan kotak susunya pada Jisoo dan Bobby.
"Ne, kami akan flight ke singapore" kata Jisoo.
Donghyuk mengangguk-angukkan kepalanya.
"Kau mau pergi?" Tanya Bobby melihat Donghyuk mengenakan pakaian yang rapih.
"Ne, aku ingin memberikan kado valentine untuk eomma dan adikku" jelas Donghyuk.
"June dan Jinhwan oppa? Aku tidak melihat mereka" kata Jisoo.
"Mereka masih di jepang" balas Donghyuk.
Tiba-tiba ponsel Jisoo berdering, ia permisi untuk mengangkatnya.
"Ahhh mianhae, aku harus kembali untuk bersiap" kata Jisoo dengan nada kecewa setelah ia selesai dengan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Love (JENBIN)
РазноеAku tak tahu harus bagaimana lagi menjelaskannya, kenapa ini menjadi rumit? Apakah kau masih pantas untuk ku percaya? Seharusnya aku tak mengenalmu, karena ini terlalu menyakitkan untukku -Hanbin- Percayalah, ini semua tidak benar, aku hanya mencin...