Hari senin adalah hari yang paling menyebalkan bagi para murid di SMP Merpati karena mereka harus melaksanakan kegiatan upacara bendera yang berlangsung sangat lama bagi para murid, kenyataannya hanya kurang dari 30 menit saja.
Di saat orang lain sedang berdiri tegak dengan mata yang tertuju ke depan pembina, dua orang perempuan malah asik mengobrol ria, tanpa rasa takut jika ketahuan oleh OSIS yang memang selalu berjaga saat kegiatan upacara ini.
"Wi! Kamu pusing enggak?" tanya Salsa perempuan yang sedang asik mengobrol ria ini.
"Pusing Sal, Dewi pusing, apalagi sekarang mataharinya sedang terik-teriknya membuat kepala Dewi pusing saja" ujar Dewi teman ngobrol Salsa dan yang menjadi peran utama di cerita ini.
Ia adalah Dewi Rainna Azura anak SMP yang berbicara baku layaknya sebuah kamus bahasa Indonesia yang sangat tebal, dia juga perempuan yang peduli kepada orang lain, baik hati, dan sangat menyukai hujan, karena baginya hujan adalah hidupnya, dia juga merasa kalau hujan selalu bisa menyembuhkan luka hati dan pikirannya, hujan adalah segalanya bagi Dewi.
"Iya benar kamu wi, eh iya mukamu pucat tuh, kita ke UKS aja yuk!" ajak Salsa yang panik melihat kondisi Dewi saat ini.
"Tidak Sal, Dewi tidak ingin ke UKS, Dewi masih kuat kok berdiri di sini" ujar Dewi keukeuh.
"Yaudah, kalau kamu merasa pusing bilang aja ke aku, nanti aku anter ke UKS" ujar Salsa perhatian dan Dewi menjawabnya dengan senyuman.
"HORMAT GRAK!" komando dari pemimpin upacara itu mengagetkan Dewi dan Salsa, mereka pun ikut melakukan hal yang sedang dilakukan pemimpin upacara yaitu hormat ke bendera.
Bendera hampir sampai ke atas puncak tiang bendera.
GUBRAK....
Dewi pingsan dan terjatuh diatas lapangan yang hanya dilapisi dengan tanah saja.
Dengan paniknya Salsa mengangkat Dewi dan Salsa memanggil PMR dengan berteriak, dia tidak peduli sekarang ini sedang menjadi pusat perhatian para murid karena ulahnya, setelah itu anak PMR datang sambil membawa tandu yang akan mengangkat Dewi ke dalam UKS.
"Kalian itu ya, lama banget, orang lain pingsan bukannya gerak cepat ini malah ngeliatin dulu, kalau aku tadi gak teriak kalian pasti udah nge biarin Dewi pingsan diatas lapangan ini" ujar Salsa marah dengan kelakuan PMR yang telat datang.
"Iya maafin kita kak!" ujar salah satu PMR yang sepertinya adik kelas Salsa.
Salsa pun mengangguk dan masuk ke dalam ruangan UKS.
Dewi sedang berada diatas kasur UKS dengan wajah pucat dan mata yang tertutup, ini semua membuat Salsa sangat khawatir tentang kondisi sahabatnya ini.
Dokter pun mengambil kayu putih lalu menyimpannya dibawah hidung Dewi, Dewi pun terbangun setelah mencium wangi yang tidak enak baginya.
"Dewi ada di UKS ya Sal?" tanya Dewi yang tahu keberadaannya.
"Iya kamu di UKS, lagian kamu sih bukannya bilang kalau pusing itu kan aku bisa anter kamu ke UKS dan gak perlu berat-berat ngangkat kamu tadi" ujar Salsa mengomeli Dewi, yang di omeli hanya tersenyum mendengar ocehan Salsa.
"Oke Oke, Dewi salah, ini semua salah Dewi yang membuat Salsa khawatir dan membuat Salsa menggendong Dewi sampai ke UKS" ujar Dewi.
"Lain kali jangan seperti itu lagi ya wi!"
"Iya Dewi janji kok Salsa embul, Dewi tidak akan melakukan hal ini lagi" ujar Dewi sungguh-sungguh.
"Yaudah kalau begitu kita ke kelas yuk!, kamu kuatkan?" tanya Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi & Dewa (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Dewa yang selalu dingin, sunyi, sendiri, kesepian, kini berubah saat dia bertemu dengan Dewi, perempuan periang, ceria, yang selalu mengatakan apa yang memang ingin dia katakan. Hidup Dewa kini berwarna, dengan kehadiran Dewi yang sela...