12

606 43 0
                                    

"Jangan nangis!" ujar Rendi dan dia menepikan motornya di pinggir jalan.

"Abang jahat, jahat, hiks" ujar Dewi sambil memukul punggung Rendi.

"Iya maafin gue, jangan nangis nanti gue beliin eskrim coklat" ujar Rendi.

"Oke" ujar Dewi dan dia menghapus air mata dengan cepat.

"Eskrim aja pikiran lu!" ujar Rendi kesal.

"Ya biarin dong" ujar Dewi dan dia mengeluarkan lidahnya.

Rendi pun kembali mengendarai motornya kearah taman.

D D D D

Mereka sudah sampai di taman, Rendi pun menyimpan motornya di parkiran, setelah itu Dewi turun dari motor Rendi dan disusul oleh Rendi.

"Bukain!" rengek Dewi.

"Manja banget lu, buka sendiri!" ujar Rendi yang sedang membuka helm, lalu dia menyimpan helmnya diatas tangki motor.

"Yaudah Dewi menangis lagi ni" ancam Dewi.

"Ah lu!" ujar Rendi dan dia pun membuka helm Dewi lalu menyimpannya di atas jok motor.

Tuhan? Mengapa engkau selalu ada di pihak si Dewi ini? batin Rendi.

"Hayu bang!" ajak Dewi dan dia memegang lengan Rendi.

"Kok lu jadi manja gini sih?" tanya Rendi heran.

"Karena Dewi menyayangi abang!" ujar Dewi sambil tersenyum menatap Rendi.

Rendi sudah tidak menjawab ucapan Dewi, dan dia pun berjalan bersama Dewi yang masih setia memegang lengannya.

"Mau dimana konsernya bang?" tanya Dewi saat mereka masih berjalan mencari tempat.

"Disana aja tuh!" tunjuk Rendi.

Mereka pun berjalan kearah tempat yang tidak terlalu rame, tapi sangat strategis jika mengadakan konser disana, ditambah banyak sekali orang yang berlalu lalang.

"Abang cerdas, ini tempatnya bagus" ujar Dewi saat mereka sudah disana.

"Iyalah gue, yaudah gue nelpon temen-temen gue dulu ya" ujar Rendi.

"Iya" ujar Dewi dan dia duduk diatas trotoar.

Rendi masih berdiri dan mengirim pesan kepada teman-temannya.

Sementara Dewi membuka tasnya dan mengambil boneka yang di berikan oleh Dewa kepadanya.

Dewi hanya bisa duduk sambil melihat kearah orang-orang yang sedang lari pagi dan senam.

Saat dia melirik ke kanan, dia melihat ada seseorang yang tak asing baginya sedang lari pagi.

"Kak Dewa!" sapa Dewi ramah.

Dewa pun melirik Dewi sekilas, lalu dia melanjutkan lari paginya tanpa menghampiri Dewi.

Di panggil bukannya berhenti atau menghampiri Dewi, kak Dewa malah melanjutkan lari paginya, tidak mungkin kak Dewa menyukai Dewi jika begini batin Dewi sedih

Dewi & Dewa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang