"Ada apa Naufal?" tanya Dewi yang berada di samping Naufal.
Naufal melihat Dewi tanpa turun dari sepedanya.
"Minggu depan kan UN, kita belajar bareng" ujar Naufal.
"Hah?, Kamu?, Naufal?, mau belajar bersama Dewi?" tanya Dewi tak percaya.
"Iya, lo gak percayaan" ujar Naufal sinis.
"Sungguh tidak bisa di percaya" ujar Dewi masih tidak percaya.
"Gue serius, Dewi!" ujar Naufal kesal.
"Iya aku sedikit percaya, nanti kita belajar bersama kak Dewa" ujar Dewi.
"Hah? Dewa?, Belajar bareng dia? Ogah gue!" ujar Naufal terkejut.
"Kak Dewa sudah mengajak Dewi belajar bersama terlebih dahulu, kalau Naufal tidak mau, tidak apa-apa, biarkan Dewi belajar dengan kak Dewa saja" ujar Dewi dan dia pergi masuk ke rumahnya meninggalkan Naufal yang masih duduk mematung.
Dewi sudah berada di kamarnya, handphone yang berada diatas nakas berbunyi, Dewi pun mengecek handphonenya.
Nauf tukang marah:
Oke, gue mau belajar bareng si Dewa"Ih, Naufal tidak mempunyai sopan santun, masa dia tidak memanggil kak Dewa dengan panggilan kakak, dia hanya memanggil namanya saja, aneh" Dewi bermonolog.
Dewi:
Oke, nanti Dewi sampaikan ke kak DewaNauf tukang marah:
Jangan bilang ke DewaDewi:
Tidak bisa seperti itu Naufal, Dewi harus bilang terlebih dahulu ke kak Dewa, takutnya dia tidak setujuNauf tukang marah:
Banyak omong lu, udah biarin dia tau sendiri aja"Ish, Naufal apa-apaan sih, tidak bisa seperti ini lah, Dewi harus bilang terlebih dahulu ke kak Dewa" ujar Dewi kesal.
Dewi:
Dewi tidak bisa membiarkan hal ini terjadiNauf tukang marah:
Si Dewa pasti bakal setuju, lu gak usah bilang dia"Kalau Dewi lanjutkan dengan tidak setuju, pasti Naufal akan memaksa terus, Dewi biarkan saja lah kali ini" ujar Dewi pasrah.
Dewi:
Iya lah, terserah Naufal sajaSetelah pesan terakhir Dewi ini, Naufal tidak membalas lagi, dan Dewi menyimpan handphonenya diatas nakas.
Tokk.. tokk.. tokk..
"Dewi, gue masuk!" ujar Rendi dan dia masuk ke dalam kamar Dewi.
"Wah, Abang hebat, sudah ada kemajuan, ternyata Abang bisa sopan juga" ujar Dewi terlihat bangga.
"Ngejek gue lu ya!" ujar Rendi tidak terima.
Rendi pun berlari kearah Dewi yang sedang duduk diatas kasur dan dia menggelitik Dewi.
"Geli bang, hahaha" ujar Dewi tertawa.
"Minta ampun sama gue dulu!, Baru gue lepasin" ujar Rendi.
"Iya iya Abang, Dewi minta ampun, hahaha" ujar Dewi yang masih tertawa.
Rendi pun mengampuni Dewi, dan sudah tidak menggelitik Dewi lagi.
"Ada apa Abang kesini?" tanya Dewi dan dia sudah tidak tertawa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi & Dewa (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Dewa yang selalu dingin, sunyi, sendiri, kesepian, kini berubah saat dia bertemu dengan Dewi, perempuan periang, ceria, yang selalu mengatakan apa yang memang ingin dia katakan. Hidup Dewa kini berwarna, dengan kehadiran Dewi yang sela...