27

414 29 0
                                    

"Ah bagaimana ini Salsa?" tanya Dewi panik dan Salsa menjawabnya dengan  mengangkat kedua bahunya.

"Kita tungguin aja si kunyuk" Ujar Salsa.

Salsa pun pergi dari mejanya mencari jawaban pekerjaan rumahnya yang belum dikerjakan.

Bel pelajaran pertama sudah berbunyi dan Naufal masih belum juga menampakkan batang hidungnya, itu semua membuat Dewi semakin panik.

Salsa sudah selesai mencontek pekerjaan rumahnya dan kembali duduk di kursi sebelah Dewi.

"Udah wi jangan panik, si Naufal pasti sebentar lagi dateng" Ujar Salsa tenang.

Dan benar saja apa kata Salsa, Naufal datang dengan penampilannya yang urak-urakan seperti orang yang baru bangun tidur.

Naufal pun duduk di mejanya yang berada di paling belakang barisan Dewi.

Dewi berdiri dan menghampiri Naufal.

"Naufal!" ujar Dewi dan Naufal menoleh tanpa menimbulkan suara sedikitpun.

"Buku matematika Dewi bawa tidak?" tanya Dewi.

Naufal pun membuka tasnya dan mencari buku Dewi.

"Yah wi gak kebawa bukunya" ujar Naufal.

"Hah? Naufal, nanti Dewi di hukum dong" ujar Dewi kesal.

"Ya iya, santai aja gue juga gak bawa buku mtk gue" ujar Naufal tidak peduli.

Dewi pun kembali ke tempat duduknya dengan kesal karena ulah Naufal, predikat sebagai seorang murid yang tidak pernah lupa mengerjakan pekerjaan rumah hangus sbegitu saja, karena baru kali ini Dewi melakukan hal ini.

"Gimana wi? Si Nolak bawa buku kamu?" tanya Salsa saat Dewi sudah duduk di kursinya.

"Naufal tidak membawa buku Dewi Sal" ujar Dewi kecewa.

"Si Nopal keterlaluan!" ujar Salsa.

Salsa pun berdiri dari duduknya dan pergi menghampiri meja Naufal.

"Nopal!" ujar Salsa sambil menggebrak meja Naufal membuat satu kelas menatap Salsa.

Naufal melihat ke arah Salsa malas.

"Kalau nginjem buku orang itu balikin Nopal, aku bilangin mamah nih" ujar Salsa.

Mendengar yang diucapkan Salsa membuat Naufal melebarkan matanya.

"Apaan sih lo Sal, yang gue pinjem bukunya Dewi, kenapa Lo yang ribet dan harus bilangin kek tante segala lagi" ujar Naufal.

"Dewi itu sahabatnya aku, jadi aku gak mau dia kena masalah karena Nopal" ujar Salsa kesal.

"BODOAMAT!" ujar Naufal tidak peduli.

Dewi pun menghampiri Salsa dan mengajaknya duduk kembali di tempat duduknya.

"Sudah lah Sal, semua sudah terjadi, Dewi yang salah karena meminjamkan buku matematika Dewi kepada orang seperti itu" ujar Dewi dan dia melihat kearah Naufal yang menatapnya juga.

"Apa Lo liat-liat?" sentak Naufal.

Dewi pun menatap kembali kearah Salsa yang sedang duduk di sampingnya sambil menahan emosi, memang ya sudah berbicara dengan lelaki seperti Naufal.

Bel pelajaran pertama berbunyi.

Dewi hanya bisa menelan ludahnya berkali-kali, ia merutuki dirinya karena terlalu baik memberikan bukunya itu kepada manusia seperti Naufal.

Guru matematika datang dengan langkah yang santai tapi menurut Dewi langkah demi langkah guru matematika itu seperti nyawanya yang sedang diujung tanduk.

Naufal memerhatikan Dewi sedari tadi, dia ingin tertawa melihat wajah Dewi sekarang, sebenarnya Naufal membawa buku matematika milik Dewi, tapi Naufal ingin sesekali melihat Dewi dihukum, lucu sepertinya.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa guru matematika yaitu Bu Diena.

"Pagi Bu!" jawab anak-anak serempak.

"Pr yang ibu berikan kemarin kumpulkan ke depan!" ujar Bu Diena.

Sial. Mengapa guru ini mempunyai ingatan kuat? Apa tidak bisa lupa ingatan saja sebentar?

Mendengar apa yang dibicarakan oleh guru itu, Dewi hanya bisa diam di tempat, dia telah mempersiapkan berbagai macam alasan agar tidak dihukum oleh guru tersebut, sementara yang lainnya ke depan mengumpulkan bukunya.

"Ini kok bukunya kurang dua? Siapa aja yang belum ngumpulin?" tanya Bu Diena.

Dewi dengan gemetaran mengangkat sebelah tangannya, sementara Naufal mengangkat tangan dengan percaya dirinya.

"Dewi? Kamu kenapa tidak mengumpulkan?" tanya Bu Diena.

"Anu... Bu buku Dewi tertinggal di rumah" bohong Dewi.

"YaAmpun Dewi, kok bisa teledor sih kamu, sebagai hukuman kamu bersihkan kamar mandi perempuan!" ujar Bu Diena dan Dewi pun berdiri patuh dengan ucapan Bu Diena.

"Kamu..." ucapan Bu Diena terpotong oleh Naufal.

"Saya bantuin dia" ujar Naufal dan dia pergi menyusul Dewi.

Bu Diena hanya bisa menggelengkan kepalanya, heran mempunyai murid seperti Naufal.

Naufal dan Dewi sekarang sedang berjalan berdampingan.

"Sedang apa kamu mengikuti Dewi?" tanya Dewi.

"Siapa yang ngikutin lo, GR amat Lo, gue disini mau ngejalanin hukuman gue" ujar Naufal.

Dewi tidak menanggapi ucapan Naufal, kesabaran dia sedang diambang batas, kalau Naufal membuatnya marah Dewi sekali lagi mungkin Naufal bisa dimakan oleh Dewi.

"Cemberut aja lo, kenapa?" tanya Naufal dengan wajah polosnya.

"Kamu nanya kenapa? Dewi seperti ini karena kamu, andai kamu membawa buku matematika Dewi mungkin Dewi tidak akan seperti ini" ujar Dewi dan dia pergi terlebih dahulu meninggalkan Naufal.

Dewi sudah berada di kamar mandi perempuan, dia langsung membersihkan kamar mandi.

Pintu kamar mandi terbuka, Dewi masih sibuk dengan kerjaannya, dia tidak memperdulikan pintu kamar mandi yang terbuka, lagi pula disini sedang kosong mungkin hanya ada Dewi dengan perempuan yang membuka pintu kamar mandi ini.

"Mau gue bantuin?" tawar Naufal.

Dewi terkejut, dia langsung keluar dari bilik kamar mandi dan melihat Naufal yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Ini kamar mandi perempuan Naufal!" ujar Dewi sambil sedikit berteriak.

"Ya terus?" tanya Naufal.

"Berarti kamar mandi ini khusus untuk perempuan, untuk apa kamu kesini?" tanya Dewi kesal.

"Gue disuruh ngebantuin Lo bersihin kamar mandi sama Bu Diena" ujar Naufal.

Tanpa banyak bicara Naufal langsung mengambil lap untuk membersihkan kamar mandi, sementara Dewi masih diam ditempat, dia bingung kenapa Bu Diena menyuruh Naufal membantunya disini, bukannya kamar mandi laki-laki juga ada ya.

Dewi mulai pasrah dengan keadaan, dia pun kembali mengepel salah satu bilik kamar mandi.

"Ahhhhhhh ada cowok!" teriak salah satu perempuan yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi.

"Berisik Lo!" ujar Naufal yang tidak perduli dan dia melanjutkan membersihkan kamar mandi.

Mendengar ucapan dari Naufal membuat kedua perempuan itu terdiam dan pergi dari kamar mandi.

Updateee lagi.

Maaf jarang banget updatenya ❣️

Dewi & Dewa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang